Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Strategi Marketing Parenting ala Selebgram

Lulita Rahmadea Christanti oleh Lulita Rahmadea Christanti
20 Oktober 2019
A A
selebgram

selebgram

Share on FacebookShare on Twitter

Dua tahun belakangan ini, saya sedang senang-senangnya follow para Selebgram yang rajin membagi aktivitas membahagiakan bersama keluarga mereka di salah satu platform terkemuka yaitu Instagram. Seringkali ketika stalking Instastory atau feed mereka, dalam hati saya berpikir,

“Ah nanti kalau punya anak mau saya didik seperti si A”.

“Seandainya nanti anak saya rewel kayanya triknya si B ampuh nih”.

“Wah bagus banget peralatan makannya, bisa buat inibisa buat itu”.

“Ya ampun lucu banget itu baju-bajunya, sepatunya, beli dimana ya tadi? Follow ah buat persiapan”

“Aduh, kayanya butuh barang ini juga deh, nanti bisa dipake pas liburan”

Dan banyak lagi sederet keinginan-keinginan saya yang lainnya. Ah, ternyata manusia itu punya banyak keinginan tapi tidak jarang pula yang kurang sebanding dengan pemasukannya, hiks. Lalu pada suatu ketika salah satu teman dekat saya ada yang akan melahirkan, dia bilang waktu itu banyak sekali yang ingin dia beli, sampai-sampai saya pusing sendiri dengan sederet catatan barang-barang plus nama merk dari berbagai macam kebutuhan bayi. Saya saja yang tidak ikut mengeluarkan uang sudah pusing, apalagi suaminya. Hehehe.

Belum lagi ketika si bayi sudah lahir, botol susu bermerek terkenal, alat pemerah ASI seperti selebgram A, peralatan dan sabun mandi seperti selebgram B, dan puncaknya adalah ketika memasuki fase memberi makanan pendamping ASI, si ibu bilang bahwa ingin membeli blender, slow cooker, dan peralatan makan lain khusus untuk bayi yang mirip dengan kepunyaan si selebgram C. Wadidaw, pusing lah si suami waktu itu, la gimana, mau diturutin tapi kok semakin besar pasak daripada tiang, mau gak diturutin, nanti dibilang gak sayang, sampai akhirnya si suami bertanya, apakah memang perlu barang-barang itu dibeli? Toh alat lain yang fungsinya hampir serupa pun sudah tersedia di rumah bukan?

Baca Juga:

Mindfulness Parenting Mengajari Saya untuk Tidak Menurunkan Trauma kepada Anak Masa Depan Saya

3 Barang dan Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Instagram, Salah Satunya Jasa Detektif Kasus Perselingkuhan

Dalam hati saya jadi ikutan bertanya-tanya dan menimbang, ternyata pada sebagian orang dampak dari stalking selebgram ini begitu dahsyatnya sampai-sampai membuat lupa bahwa situasi dan kondisi kita seringkali berbeda dengan mereka. Tidak melulu soal ekonomi yang berbeda antara kita dan si selebgram, tapi bahkan gaya hidup antar setiap manusia saja sudah pasti berbeda. Pikiran saya dengan kamu yang membaca artikel ini pun bisa jadi berbeda, jangan-jangan apa yang saya maksud dan apa yang kamu tangkap juga sudah beda ya? Hehehe. Tapi bukan masalah, disitu nanti justru terbuka ruang dialog diantara kita.

Saya pikir-pikir lagi, media ini ternyata berkembang tiada henti, mulai dari koran, lalu datang radio dan penyiarnya yang tidak bisa dilihat, kemudian muncul televisi dengan tayangan yang dibuat lebih menarik namun ternyata malah cenderung monotan, dan sekarang tumbuhlah dengan subur media internet di era milenial dengan pengembangannya yang lebih canggih, menarik, dan beraneka ragam, kita diberi keleluasaan memilih platform mana yang kita sukai dan ingin gunakan, konten mana yang ingin kita ikuti dan tidak, dan berbagai pilihan lainnya. Yang menurut saya sekarang sudah amat canggih, tapi entah nanti. Saya kadang jadi penasaran dan membayangkan bagaimana media akan berkembang pada 10 atau 20 tahun lagi? Sejauh apa media akan mengintervensi hidup kita di masa depan ya? Kalau di masa sekarang saja sudah seperti ini.

Kembali lagi ke topik, dengan strategi yang mantap dan pemilihan selebgram yang sesuai, para produsen lebih mudah masuk ke target pasar mereka, karena kita sebagai target pasar sudah dengan sendiri memfilter mana yang menurut kita menarik lalu mengikutinya. Teknik re-marketing yang terus dilakukan oleh lebih dari satu selebgram yang kita ikuti dengan sadar ternyata secara tidak langsung merasuki dan membentuk pola pikir kita. Tapi sebenarnya tidak melulu hal negatif yang didapat, banyak pula manfaat yang bisa kita ambil dari mereka. Kita jadi tahu beberapa ilmu berguna, misalkan, ilmu parenting ternyata penting untuk dipelajari terlebih dahulu sebelum menikah, lalu bagaimana cara memenuhi kebutuhan gizi pada anak dan keluarga, dan kita jadi lebih waspada terhadap penggunaan obat-obatan terlebih untuk anak-anak, serta sederet kebaikan lain yang dibagikan para pentolan pengguna Instagram itu.

Tapi tidak jarang juga, beberapa kali saya tergiur ingin mengikuti gaya hidup mereka yang ternyata sangat amat tidak cocok dengan saya. Membuat saya merinding membayangkan dipanggil generasi ikut-ikutan oleh nenek moyang saya. Heuheu. Agaknya ada yang lebih mengagetkan saya yaitu, ternyata semakin banyak orang yang berlomba-lomba ingin jadi selebgram. Ya, lagi-lagi bukan masalah besar buat saya, asal tahu resiko dari pilihan tersebut dan tujuan apa yang sebenarnya ingin dicapai dari situ. Bukan asal ikut-ikutan yang sedang tren. Eh, saya gak bilang jangan ya. Tapi sekadar mengingatkan, heuheuheu.

Jadi, sebenarnya sekarang tinggal memilih bukan, mau jadi generasi ikut-ikutan tanpa arah yang jelas karena terseret ombak marketing para influencer atau mencoba berdiri di kaki sendiri dengan memahami kebutuhan diri masing-masing? Pilihan ada di tanganmu wahai netizen yang budiman~ (*)

BACA JUGA Bagaimana Penulisan Profesi Sebagai Selebgram di KTP? atau tulisan Lulita Rahmadea Christanti lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 Oktober 2019 oleh

Tags: instagrammarketingParentingSelebgram
Lulita Rahmadea Christanti

Lulita Rahmadea Christanti

ArtikelTerkait

Ria Ricis Memang Ibu Masa Kini yang Cerdas tapi Nggak Perlu Digagas (Ria Ricis via Wikimedia Commons)

Ria Ricis Memang Ibu Masa Kini yang Cerdas tapi Nggak Perlu Digagas

5 Januari 2023
Drakor The Penthouse War in Life terminal mojok

Walau Membagongkan bak Sinetron Indonesia, Berikut Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Drakor ‘The Penthouse’

23 Maret 2021
fleet Mereka yang Pura-pura Cari Penjual Netflix di Twitter Itu Menganggu Banget terminal mojok.co

3 Fitur ini Lebih Dibutuhkan Twitter daripada Fleet

29 November 2020
Barista Posting di Coffee Shop Terus Abis Itu Makan Promag, Jangan Menyakiti Diri demi Konten!

Posting di Coffee Shop Terus Abis Itu Makan Promag, Jangan Menyakiti Diri demi Konten!

28 Januari 2020
Reels Adalah Fitur Terburuk yang Dimiliki Instagram terminal mojok

Reels Adalah Fitur Terburuk yang Dimiliki Instagram

5 Juli 2021
Capek Mom Shaming Melulu, 5 Jenis Postingan Parenting Ini Selalu Saya Hindari terminal mojok.co

Capek Mom Shaming Melulu, 5 Jenis Postingan Parenting Ini Selalu Saya Hindari

10 Maret 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.