Bagaimana seseorang akan dikenang, itu tergantung dari perbuatan yang ia lakukan. Dan saya yakin betul, Bunda Dorce Gamalama adalah orang baik. Sebab, orang mengenang apa-apa yang baik dari beliau. Dan memang seharusnya mereka melakukan itu.
Bunda Dorce adalah salah satu entertainer terbaik di jagat hiburan Indonesia. Kau boleh berdebat tentang apa kriterianya, tapi menghilangkan nama beliau dari jajaran terbaik, adalah sesuatu yang harusnya tak pernah kau pikirkan.
Coba tanyakan pada banyak orang yang kini sudah bercucu, mereka pasti mengenang tentang Dorce Show. Acara ringan dengan segmen yang variatif dan menghibur. Sebelum hiburan sanggup diraih hanya dengan hitungan detik, Dorce Gamalama memberi kita hiburan di layar televisi, dengan penuh semangat hingga ia abadi dalam ingatan kita.
***
Ingatan paling awal saya tentang Dorce Gamalama adalah saat menonton talkshow beliau. Tepatnya sih, menemani ibu menonton. Saya ingat ibu bilang dia waria, dan saya bertanya apa itu waria. Ibu menjelaskan dengan masuk akal, tanpa embel-embel ngeri. Dan saat itu juga saya baru tahu tentang dunia transpuan. Berangkat dari saat itu juga, kesadaran-kesadaran yang lebih besar mulai saya cari.
Saya pikir, itulah ciri-ciri orang besar. Dengan mengetahui keberadaannya saja, orang bisa belajar tentang banyak hal. Dan Dorce Gamalama, tak bisa dimungkiri, adalah salah satunya.
***
Dari sumber-sumber yang saya baca, Dorce tidak hanya menggunakan identitas transpuannya sebagai gimmick di atas panggung. Tetapi, dia memang lahir dari komunitas trans. Memulai karya, membangun karier, dan membangun penghidupan dari sana.
Dilansir dari Tempo, Nama “Dorce” yang dibawa sampai kepergiannya tersebut, diberikan oleh Myrna, pemimpin kelompok tari waria Fantastic Dolls.
Kelompok yang beranggotakan para waria Jakarta ini, sempat manggung di beberapa tempat di Ibu Kota dan sukses menarik banyak penonton. Kelompok ini terkenal sejak tahun 1970-an hingga tahun 1980-an.
Setelah sempat berganti beberapa nama belakang seperti Dorce Ashadi, Dorce Elkafeer, Dorce Manice, hingga Dorce Urang Aring. Pemilik nama lahir Dedi Yuliardi ini kemudian lebih dikenal dengan nama Dorce Gamalama. Nama Gamalama tersebut diambil dari Gunung Gamalama di Pulau Ternate, Kepulauan Maluku.
Menurut Chenny Han, anggota kelompok tari Fantastic Dolls, Dorce bahkan banyak mendapat ilmu yang menjadi modal karirnya di industri hiburan dari Fantastic Dolls.
Dorce muncul sebagai penampil layar kaca pertama kali melalui TVRI Surabaya. Lalu nama Dorce semakin populer di industri hiburan setelah memerankan dua film pertamanya Dorce Sok Akrab dan Dorce Ketemu Jodoh pada 1990. Memasuki 1990, Dorce dikenal sebagai pembawa acara program gelar wicara Dorce Show dalam dunia hiburan di Trans TV sejak Januari 2005 dan berakhir di April 2009.
Nggak hanya jago bermain seni peran, juga membawakan acara, Dorce juga sempat dikenal sebagai penyanyi yang produktif. Dorce bahkan pernah mencatatkan rekor MURI atas keberhasilannya meluncurkan sembilan album dalam waktu lima bulan.
***
Apa yang selalu menghantui orang-orang pemberani? Betul, rasa sepi.
Dorce sempat mengaku kesepian karena tidak memiliki pasangan. Dan di saat yang sama, tidak berani menikah karena khawatir dengan cemooh orang. “Ada (kesepian). Waktu itu belum masuk (usia) 50, kamu tahu kan kalau kita menikah di Indonesia pasti akan menjadi cemooh orang, mau bilang diri lu perempuan kek, nggak ada urusan, tetap lu laki,” kata Dorce di kanal YouTube Melaney Ricardo.
Kini, beliau telah pergi meninggalkan kita semua. Benar, lampu jagat hiburan tak lagi menyorot Dorce Gamalama seperti dulu kala. Namun, di saat itulah kita sadar bahwa beliau tak hanya seorang seniman dengan segudang talenta. Beliau adalah panutan dalam penerimaan diri, dan berani menghadapi hidup, meski hidup—sebagaimana yang kita tahu—tak pernah ramah.
Dan beliau melaluinya sembari memberi arti pada orang-orang yang butuh mengenal diri.
Selamat jalan, Bunda Dorce. Doa-doa baik akan selalu terpanjat untukmu.
Sumber gambar: Instagram @dg_kcp
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Rizky Prasetya