Mungkin bisa dibilang saya termasuk salah satu orang beruntung di bumi pertiwi ini yang lolos jadi mas-mas CPNS alias abdi negara di salah satu instansi. Mungkin akan ada banyak orang yang bertanya gimana rasanya. Apakah bahagia? Senang? Bangga? Meninggalkan semua perasaan itu, saya justru menemukan beberapa hal nggak menyenangkan setelah status lolos CPNS saya itu diketahui orang-orang.
#1 Bukannya diam, eh, tetangga malah tambah…
Biasanya ada kan quotes tentang diam gitu yang berhubungan dengan keberhasilan semacam “buat mereka bungkam dengan pencapaianmu” atau “tiada cara lain untuk membuat orang lain terdiam kecuali keberhasilan”. Dulu sih saya sempat percaya quotes kayak gitu, tapi nyatanya nggak gitu, Gaes.
Kata siapa pencapaian membuat tetanggamu jadi bungkam, Bambang? Buat warga Indonesia, termasuk tetangga di desa saya, bergunjing soal keberhasilan seseorang juga termasuk obrolan yang mereka nikmati. Setelah saya lolos CPNS, hanya sedikit yang memberi selamat, yang lainnya memandang saya nggak lebih baik dari mereka.
Bukan cuma bergunjing dan berteori konspirasi, mereka nggak segan langsung bertanya cara saya lolos. Kalau tanyanya soal kiat belajar tes atau persiapan fisik apa yang saya lakukan kan wajar, lha ini pertanyaannya malah kayak, ” Kamu lolos CPNS bayar berapa?” atau, “Dukunnya pakai siapa?” Hadeeeh.
#2 Munculnya lebih banyak tuntutan dari keluarga
Apa respons orang tua ketika mendengar anaknya lolos CPNS? Tentu biasanya mereka senang, terharu, dan bangga. Eits, tapi itu cuma awalan. Ehe. Masih ada buntutnya, lho.
Orang tua saya berpikir sebagai calon abdi negara, anaknya bakal punya masa depan cerah. Ada gaji pokok dan tunjangan yang besar. Di pikiran mereka, sudah terbayang tuh pencapaian dan keberhasilan tersebut, derajat keluarga juga ikut terangkat. Makanya mereka mencoba mengungkapkan tiap unek-unek yang ada, pengin beli ini lah, pengin beli itu lah, intinya kepingin agar anaknya memenuhi banyak hal yang sebelumnya mereka nggak bisa.
Sebenarnya, secara naluriah, seorang anak tanpa diminta pun bakal tetap memberi, kok. Saya takut justru dengan meminta ini dan itu, wibawa dan kasih yang selama ini diberikan jadi ternoda dan dianggap punya pamrih. Jadi, buat bapak dan ibu yang anaknya lolos CPNS, dahulukan apresiasi kerja keras anaknya ketimbang tuntutannya, ya. Coba berikan keleluasaan pada anak untuk mengekspresikan rasa kasihnya pada keluarga.
#3 Overthinking buat biaya hidup selama masih CPNS
Apa iya setelah lolos jadi CPNS, masa depan bakal lebih cerah? Eh, belum tentu. Konon katanya, gaji yang diterima nanti belum semua komponen masuk karena statusnya masih CPNS. Gaji yang diterima masih 80% saja. Terus, ada juga yang bilang sistemnya rapelan untuk tiga bulan di awal. Otomatis dalam jangka waktu tiga bulan sejak TMT (Terhitung Mulai Tanggal), seorang CPNS harus pakai modal pribadi dulu dong buat biaya hidup. Masih mending kalau lolos di pemda yang dekat sama rumah, nggak perlu keluar uang kos dan uang makan. Lha, kalau kerjanya di instansi pusat atau langsung ditempatkan di tempat yang jauh dari rumah kayak di luar pulau? Alhasil harus mengeruk isi tabungan sendiri.
Selain itu, biasanya orang-orang yang lolos CPNS harus resign dari kerjaan sebelumnya, sementara keberangkatan untuk mulai diklat itu nggak pasti. Kalau yang sudah keburu keluar dari kerjaan sebelumnya, pasti bakalan menunggu dalam keadaan sebagai pengangguran. Otomatis bingung lagi soal biaya hidup selama jadi CPNS. Mengsedih.
#4 Selalu diminta jadi yang terdepan
Hal paling menyebalkan dari lolos menjadi CPNS adalah ketika teman-teman di tongkrongan tahu. Sama halnya dengan orang tua, teman-teman bakal menganggap bahwa si yang lolos ini masa depannya cerah dan terjamin. Karena itu, mereka bakalan memperlakukan kita secara “spesial”. Iya, “spesial”. Ngopi di angkringan, kita yang bayarin. Jalan-jalan ke mana, kita yang isiin bensin. Ehe.
#5 Ada yang tiba-tiba datang karena membayangkan hidupnya terjamin saat berdampingan dengan kita
Nah, kalau yang satu ini khusus CPNS yang cowok. Saya nggak tahu apakah CPNS yang cewek juga merasakannya. Hehehe. Setelah saya lolos CPNS, ada sedikit yang berubah dari respons orang-orang terhadap saya, terutama dari lawan jenis.
Sebelumnya, saya memang suka iseng me-reply story siapa pun, cewek maupun cowok. Kalau cewek, biasanya balasan saya cuma dilihat atau paling banter kirim emoji balik. Lha, sejak lolos CPNS, sekarang cewek-cewek justru sering tanya ke saya, “Sudah makan belum?”, “Lagi di mana?”, “Lagi sibuk apa?”, dll.
Senang sih karena banyak yang perhatian, tapi saya kan penginnya orang yang benar-benar menerima saya apa adanya sebagai saya. Mereka menerima saya yang hanya ada di masa sekarang dan masa depan. Padahal mana saya tahu juga masa depan bakal benar-benar cerah ketika jadi PNS?
Seperti itulah lima hal nggak menyenangkan setelah lolos CPNS. Kalian mengalami hal yang sama? Tos dulu. Kita bisa sih bersikap kalem, meski kadang hal-hal di atas mengganggu juga. Semoga kewarasan kita tetap terjaga setelah lolos CPNS, ya, Gaes.
Penulis: Ravi Oktafian
Editor: Intan Ekapratiwi