Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Serial

Tante Dewi di Tersanjung The Series Adalah Wujud Misoginis yang Sebenarnya

Farahiah Almas Madarina oleh Farahiah Almas Madarina
17 Desember 2021
A A
Tante Dewi di Tersanjung The Series Adalah Wujud Misoginis yang Sebenarnya terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

Baru-baru ini saya iseng menjelajahi daftar serial drama terbaru di platform WeTV. Setelah selesai menamatkan drama Korea berjudul Happiness, saya akhirnya penasaran dengan drama-drama lain yang sedang happening. Begitu melihat judul Tersanjung The Series, dahi saya langsung mengerut. “Wah, isinya bakal sinetron banget kayak versi jadulnya nggak, ya?” batin saya waswas.

Lantaran sudah terlanjur penasaran, saya segera menghabiskan empat episode awal secara langsung dalam sekali waktu. Benar dugaan saya, alur ceritanya tipikal sinetron Indonesia banget yang menjadikan karakter utama sebagai perempuan teraniaya di tengah-tengah keluarga berkultur misogini.

“Hah, apa tuh misogini?”

Sederhananya, misogini adalah perasaan benci atau tidak suka terhadap sosok perempuan. Kebencian itu diekspresikan dengan berbagai cara. Bisa melalui fitnah, diskriminasi, objektifikasi perempuan, bahkan kekerasan. Praktik misogini tidak hanya dilakukan oleh laki-laki, tapi juga sangat mungkin dilakukan oleh perempuan ke sesama perempuan. Tayangan Tersanjung The Series misalnya, sangat merepresentasikan kultur misogini yang erat sekali dengan karakter keluarga patriarkis di Indonesia. Adalah Tante Dewi, sosok perempuan yang selalu bersikap “menyerang” terhadap keponakan perempuannya sendiri, yaitu Indah Sari.

Indah Sari yang diperankan oleh Jessica Mila merupakan tokoh utama yang mengalami nasib buruk selepas kepergian kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan dan mewariskan banyak utang sehingga harus dilunasi oleh Om Eko dan Tante Dewi selaku kerabat terdekat mereka. Sebagai gantinya, Indah harus tinggal bersama keluarga Om Eko dan Tante Dewi. Bukan secara gratis, melainkan membayar menggunakan tenaga.

Masih seperti dugaan awal saya mengenai konsep cerita yang sinetron abis, Indah harus menjalani hari-harinya dengan penuh tekanan dan kesialan. Sekalipun sudah berusaha keras melakukan pekerjaan rumah, ada saja kesalahan yang membuatnya dimaki-maki oleh Tante Dewi. Apalagi kalau bukan adegan klasik macam memecahkan piring, bangun kesiangan, atau kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan rumah lainnya.

Seolah belum cukup menghabisi karakter Indah di dalam rumah, Tante Dewi masih berusaha mengeksploitasi Indah di ranah pekerjaan. Tante Dewi yang memiliki sebuah coffee shop mempekerjakan Indah sebagai barista tanpa memberikan gaji dan membatasi ruang geraknya dengan memasang begitu banyak kamera CCTV. Seketika, saya langsung bisa menyimpulkan bahwa Indah adalah representasi perempuan yang direnggut kebebasannya secara fisik maupun psikis.

Belum lagi kehadiran Hendra—anak Tante Dewi yang karakternya sebelas-dua belas seperti ibunya—semakin melengkapi penderitaan Indah di Tersanjung The Series. Hendra selalu bersikap kurang ajar terhadap Indah. Mulai dari melecehkan secara verbal, fisik, bahkan digital dengan diam-diam memasang kamera pengawas di kamar mandi Indah. Rekaman tersebut, pada akhirnya digunakan Hendra untuk mengancam Indah agar mau menuruti semua keinginannya.

Baca Juga:

Tren Sigma Male: Niatnya Bergaya, Jatuhnya Maksa Total

Mengadu Gitasav dan Sophia Latjuba: Contoh Konkret Praktik Misoginis di Media Sosial

Hendra bahkan berniat jahat kepada Indah saat ia mabuk di malam hari. Laki-laki hidung belang itu menyelinap masuk ke coffee shop tempat Indah bekerja untuk melancarkan aksi bejatnya. Untungnya Indah bisa melakukan perlawanan, sebelum akhirnya Bobby (salah satu pemeran laki-laki utama dalam serial ini) datang dan menyelamatkan Indah secara heroik.

Setelah kejadian traumatis tersebut, Indah melapor pada paman dan bibinya. Namun naas, seperti yang bisa kita tebak, mereka tidak mempercayai pengakuan Indah dan malah melindungi kelakuan anak laki-lakinya. Nuansa misogini terasa sangat jelas dalam scene ini.

Saya yakin, Indah bukan sosok fiktif belaka. Di kehidupan nyata, ada banyak sekali sosok Indah-Indah lain yang mengalami penderitaan karena berada di lingkungan misogini. Catatan tahunan Komnas Perempuan Tahun 2021 sendiri melaporkan ada sebanyak 299.911 kasus kekerasan terhadap perempuan di sepanjang tahun 2020 yang ditangani oleh Pengadilan Negeri/Pengadilan Agama, lembaga layanan mitra Komnas Perempuan, serta Unit Pelayanan dan Rujukan (UPR) Komnas Perempuan. Itu baru kasus yang tercatat, ya. Bagaimana dengan kasus-kasus yang tidak terlapor dan tertangani?

Menjadi sosok Indah di tengah-tengah keluarga patriarkis yang misogini bukanlah hal yang mudah. Ada begitu banyak beban yang ia bawa, seolah melekat dan menyatu pada statusnya sebagai seorang perempuan. Berat sekali rasanya melihat perempuan didiskriminasi, diobjektifikasi, dan selalu dipersalahkan di sepanjang hidupnya. Lebih miris lagi kalau kejahatan tersebut dilakukan oleh sesama perempuan. Dan sialnya, ada banyak sekali jumlah perempuan yang memusuhi perempuan.

Pesan saya terhadap para penonton Tersanjung The Series, tolong jangan jadikan tontonan ini sebagai inspirasi untuk membenci perempuan. Sebaliknya, gunakan kacamata reflektif untuk memahami bagaimana berurat-berakarnya persoalan perempuan dalam kultur keluarga yang misoginis. Semoga di episode-episode Tersanjung The Series selanjutnya, Indah berhasil keluar dari lingkungan toxic tersebut dan memerdekakan diri sebagai manusia seutuhnya, ya.

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Desember 2021 oleh

Tags: misoginisTersanjung The SeriesWeTv
Farahiah Almas Madarina

Farahiah Almas Madarina

Pendiam, tapi riuh dalam tulisan.

ArtikelTerkait

Preman Pensiun: Sinetron yang Berpotensi Jadi Peaky Blinders versi Indonesia sigma male foto tangan merokok

Tren Sigma Male: Niatnya Bergaya, Jatuhnya Maksa Total

10 Februari 2023
Mengadu Gitasav dan Sophia Latjuba Contoh Konkret Praktik Misoginis di Media Sosial Terminal Mojok

Mengadu Gitasav dan Sophia Latjuba: Contoh Konkret Praktik Misoginis di Media Sosial

7 Februari 2023
Sianida, Series Lokal yang Ceritanya Mirip Kasus Kopi Sianida terminal mojok.co

Sianida, Series Lokal yang Ceritanya Mirip Kasus Kopi Sianida

28 Agustus 2021
Layangan Putus Tamat, Nasib Rumah Tangga Aris-Kinan Terjawab Terminal Mojok

Layangan Putus Tamat, Nasib Rumah Tangga Aris-Kinan Terjawab

21 Januari 2022
artikel badan artis seksis misoginis mojok

Artikel Bandingin Badan Artis Itu Buat Apa sih?

7 April 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.