Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Croffle: Hasil Kawin Paksa yang Mencicipi Panggung Ketenaran

Fatimatuz Zahra oleh Fatimatuz Zahra
29 Juli 2021
A A
Croffle_ Hasil Kawin Paksa yang Mencicipi Panggung Ketenaran terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Industri F&B sejak lahir sampai hari ini memang tidak pernah kehilangan daya tariknya. Kalau ada beberapa jenis kuliner yang mulai meredup, tak butuh waktu lama untuk jenis lainnya bersinar. Begitu pula yang terjadi di masa pandemi Covid-19 saat ini. Di tengah keterbatasan, hambatan, dan berbagai tekanan, nyatanya industri F&B tidak kehilangan nyawanya. Selain karena didapuk sebagai kebutuhan asasi manusia, juga karena inovasinya yang tak pernah mati. Selalu ada hal baru untuk diulik dan dikembangkan dari bisnis ini, termasuk yang sedang menjamur di timeline media sosial, croffle.

Gabungan dari dough croissant yang dimasak dan dihidangkan dengan perlakuan sebagai waffle ini sedang naik daun dan jadi perbincangan di mana-mana. Layaknya tren pada umumnya, berbondong-bondong orang ingin mencoba dan membagikan pengalamannya menikmati croffle. Beberapa orang rela mengantre berjam-jam untuk makanan ini, beberapa yang lain mencoba menarik perhatian dengan membagikan resep dan tutorial pembuatannya, dan yang tak mungkin ketinggalan adalah beberapa toko roti yang semula menyediakan berbagai jenis roti termasuk croissant, kini mendesain poster mereka dengan croffle sebagai bintang utama.

Usut punya usut, croffle ini lekas digemari setelah debutnya di akun YouTube artis Korea. Seperti biasa, artis asal Korea memang lumrah menjadi broadcaster dan trend setter untuk banyak hal mulai dari fashion, musik, hingga makanan. Terbukti berbagai makanan dan minuman yang muncul pada drama, video klip, ataupun YouTube mereka tak butuh waktu lama untuk menjadi perbincangan di berbagai belahan dunia.

Tetapi, selain karena viralnya ataupun sensasi makannya yang berbeda, pernah nggak, sih, kita berpikir kenapa banyak sekali inovasi di bidang F&B namun tak semuanya bisa bertahan? Apakah karena industri ini sedemikian cepat berkembang? Atau karena makanan yang bertahan bukan hanya karena cita rasa, tetapi nilai di baliknya juga penting? Kalau menurut saya, sih, kemungkinan yang kedua lebih masuk akal. Karena industri ini tidak secepat teknologi yang setiap tahun bahkan bulan, selalu ada yang lebih canggih. Buktinya, jadah tempe dari jaman neneknya nenek kita sampai hari ini juga masih eksis, sedangkan es kepal milo yang sempat menghebohkan jagat kuliner itu sekarang bahkan tak terdengar lagi gaungnya.

Bagi saya, hal tersebut membuktikan bahwa latar belakang historis yang membentuk karakteristik sebuah hidangan, memberikan pengaruh besar pada eksistensinya. Semakin berkarakter dan memiliki latar belakang yang tegas, semakin kuat pula potensi sebuah hidangan bertahan tak termakan zaman.

Kalau croffle ini, akan sekuat apa kira-kira? Kita perlu tahu dulu bahwa croissant dan waffle sebenarnya adalah dua makanan yang karakteristiknya berbeda, latar belakang kemunculannya juga berbeda, dan belum pernah ketemu secara historis sebelum “dikawinkan paksa” beberapa bulan ke belakang. Iya, dikawinkan paksa menurut saya adalah frasa yang tepat mengingat bahwa croissant lahir dari seorang pedagang roti dari Austria yang menjajakan resepnya di Prancis. Sedangkan waffle adalah menu sarapan dari Brussels yang kemudian memulai debutnya di World’s Fair tahun 1964 di New York. Akarnya saja sudah sebegitu berbeda, jadi kalau tiba-tiba ada dough croissant dipenyet di mesin waffle, wajar kalau saya sebut mereka dikawinkan paksa, kan?

Selain akar sejarahnya yang jauh itu, croissant dan waffle ini semula juga dinikmati dengan cara dan dalam situasi yang berbeda. Di negara tempatnya dibesarkan (Prancis), croissant ini layaknya roti lain, tidak untuk diolesi mentega atau olesan apa pun di atasnya. Karena biasanya dough-nya sudah memiliki cita rasa yang khas, atau kalau mau dikasih variasi rasa ya di bagian dalam adonannya. Haram hukumnya bagi orang Prancis menambahkan olesan pada croissant.

Sedangkan waffle, sejak awal munculnya memang identik dengan adonan hambar untuk dimakan dengan berbagai topping mulai dari es krim, mapple syrup, atau bahkan cinnamon sugar. Lagi pula, waffle itu hidangan yang tujuannya untuk mempermudah orang menyiapkan sarapan, jadi kalau sekarang jadi croffle, ya hilang sudah marwah ke-simple-an waffle. Bikin dough croissant-nya saja sudah tidak lagi memungkinkan untuk dikerjakan di pagi hari yang serba hectic.

Baca Juga:

Croissant Geprek: Bentuk Penyiksaan Makanan dalam Khazanah Kuliner Kekinian

Review 5 Days Croissant: Murah, Mewah, Mantap!

Kalau keraguan saya tadi mendekati kebenaran, mungkin perkawinan paksa croffle tanpa adanya pertemuan budaya dan bahkan saling menabrakkan diri ini, tidak perlu kita harapkan keberlanjutannya. Cukup kita nikmati saja sebelum redup pamornya. Sebelum kita lihat satu per satu orang akan kembali merindukan croissant dan waffle sebagaimana marwahnya masing-masing.

BACA JUGA Perkara Croissant di Jakarta yang Tampak Lebih Mahal daripada di Australia dan tulisan Fatimatuz Zahra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 September 2021 oleh

Tags: croffleCroissantKuliner Terminalwaffle
Fatimatuz Zahra

Fatimatuz Zahra

Sedang belajar tentang manusia dan cara menjadi manusia.

ArtikelTerkait

Kopi Santan, Kopi Indie Khas Blora yang Nggak Kalah dari Kopi Susu Kekinian terminal mojok

Kopi Santan, Kopi Indie Khas Blora yang Nggak Kalah dari Kopi Susu Kekinian

30 Juni 2021
Review 5 Days Croissant: Murah, Mewah, Mantap!

Review 5 Days Croissant: Murah, Mewah, Mantap!

31 Mei 2022
Rekomendasi Tempat Makan Murah tur Enak dan Wajib Dicobain Maba UIN Jogja terminal mojok

Rekomendasi Tempat Makan Murah tur Enak buat Maba UIN Jogja

15 Juni 2021
Sujebi, Sup Mi tapi Bukan Mi dari Korea terminal mojok

Sujebi, Sup Mi tapi Bukan Mi dari Korea

25 Juni 2021
lotek jogja kuliner inovasi kebablasan mojok

Lotek Jogja, Kuliner yang Terlampau Inovatif

5 Agustus 2021
clear coffee cisadon kebun kopi biji kopi arabica robusta mojok

Mencoba Clear Coffee, Kopi Bening Tanpa Ampas yang Masih Beredar secara Terbatas

28 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.