Bagi penggemar grup K-Pop generasi 2 dan 3 di Indonesia, tabloid Gaul bukan suatu hal yang asing. Bisa dikatakan kalau majalah ini termasuk barang yang wajib dimiliki oleh K-Popers di zaman itu. Sebelum ada aturan sunnah muakad untuk memiliki photocard bias yang harganya bikin miskin, kami selaku K-Popers era sebelum tahun 2014-an sudah hidup bahagia dan berkecukupan dengan poster jumbo dari tabloid Gaul.
Saya sebenarnya nggak sempat beli dan koleksi banyak edisi dari Gaul. Ini karena ibu saya sudah lebih dulu langganan tabloid Nyata yang juga memuat berita-berita infotainment. Meskipun 90% rubrik di Nyata adalah berita dari artis dalam negeri dan segala hal yang berkaitan sama keluarga, terdapat 1-2 halaman yang ngabarin berita mancanegara, termasuk Korea Selatan. Rasanya pemborosan saja kalau beli banyak majalah cuma buat baca berita yang serupa atau bahkan sama substansinya.
Tabloid Gaul pertama saya adalah waktu Super Junior comeback dengan album Sexy, Free, and Single di tahun 2012. Saya yang waktu itu masih dalam tahap mengenal anggota-anggotanya malah beruntung bisa mendapatkan edisi yang ngasih bonus gantungan kunci. Waktu saya baca di Twitter pada masa itu, banyak ELF yang sedih gara-gara kehabisan edisi tersebut. Rezeki anak shalihah, xixixi.
Tabloid Gaul ini terbit setiap hari Senin. Setiap terbit, cuitan akun resmi Gaul di Twitter bakal diserbu oleh K-Popers yang nggak sabar pengin segera baca, walau sebenarnya mereka cuma nungguin wajah siapa yang bakal dijadikan posternya, sih. Ada beberapa K-Popers yang sengaja beli dua eksemplar dari satu edisi gara-gara ngincer posternya. Poster dari Gaul memang bolak-balik gitu, Mylov. Ketika dua bias dijadikan gambar 2D dalam satu lembar kertas kan rasanya nggak adil kalau yang dipajang cuma satu, sementara satunya lagi menghadap tembok.
Saya biasanya beli Gaul tiap hari Selasa karena sering kali tabloid tersebut belum ada stoknya di tempat tetangga saya yang berjualan koran dan majalah. Sama kayak pelajar lainnya, saya kudu menyisihkan uang jajan saya sendiri dan beli Gaul tiap pulang sekolah lalu jalan kaki pulang ke rumah dengan oppa dalam dekapan.
Bagi seorang siswi SMP kayak saya, harga tabloid Gaul pada masa itu masih lumayan mahal. Seingat saya, harga tabloid Gaul sempat berubah-ubah, tergantung konten atau bonus yang termasuk ke dalamnya. Waktu saya dapat gantungan kunci dan di edisi sebelumnya dapat bingkai foto SuJu, harga Gaul meningkat beberapa ribu rupiah dari harga biasanya. Tapi mengesampingkan bonus, untuk ukuran majalah yang memang setiap halamannya full color dan di bagian tengah menyisipkan beberapa poster—nggak cuma 1, kadang ada 3 poster sekaligus dan kalau beruntung bisa termasuk poster berukuran jumbo—harga ini memang worth it, sih.
Tabloid Gaul pada saat itu jadi primadona K-Popers karena media digital belum semasif sekarang. Internet pun masih lemot banget. Saya dulu harus main ke warnet dan menghabiskan waktu belasan menit hanya untuk nonton 1 music video (MV) berdurasi 4 menit. Kalaupun mencari informasi tentang bias di internet, kita cuma akan menemukan blog pribadi yang mempublikasikan fakta unik atau biodata saja. Jadi, beruntunglah K-Popers yang punya rezeki dan bisa beli tabloid Gaul, bisa dapat info tentang bias sekaligus koleksi poster dan merchandise unoffical.
Rubrik di dalam tabloid Gaul memang khas ke-Korea-an banget. Selain berita ter-update dari idol K-Pop, ada juga rubrik tentang profil artis, chord gitar, fanfiction bersambung, cerpen, sampai sayembara. Alhamdulillah saya pernah menang sayembara dan memenangkan sebuah buku yang kalau beli sendiri harganya lumayan. Kamsahamnida, tabloid Gaul.
Lebih dari setengah tabloid Gaul isinya adalah berita dari Korea Selatan. Awalnya tabloid Gaul serupa dengan majalah-majalah lainnya yang juga lebih banyak memberitakan berita dalam negeri. Tapi namanya mengikuti pasar dan perkembangan minat, tabloid Gaul juga melakukan adaptasi. Bertahan dari banyaknya pembaca yang protes karena isinya Korea semua, tabloid Gaul menemani masyarakat Indonesia sampai tahun 2014.
Berita berhenti produksinya tabloid Gaul ini sempat bikin saya sedih. Lha, saya yang sudah menyisihkan banyak uang saku demi bisa koleksi setiap edisinya terpaksa berpisah dengan majalah ini, je. Hal yang lebih menyakitkannya lagi adalah semua tabloid yang saya simpan dengan rapi, posternya belum saya copot dari tabloidnya, dan beberapa rubrik belum sempet saya baca, tapi koleksi saya kebacut diloakin oleh bapak saya. Sedih nggak? Sedih lah masa nggak.
Bersama tabloid Gaul, saya dan K-Popers lainnya sangat jauh dari kesan militansi, keributan, dan fanwar di era itu. Lha gimana, kami nggak ada waktu buat menciptakan perseteruan, wong sibuk berkelana ke setiap penjual majalah buat cari Gaul yang ngasih bonus CD dan booklet SuJu.
Sumber Gambar: YouTube Korea Seru
BACA JUGA 10 OST Drakor Paling Menyayat Hati Sepanjang Masa dan tulisan Noor Annisa Falachul Firdausi lainnya.