Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Bagi Takjil Hunter, Pandemi adalah Penderitaan yang Abadi. #TakjilanTerminal17

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
21 April 2021
A A
takjil hunter pencari takjil gratisan mojok

takjil hunter pencari takjil gratisan mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Pernah nggak sih, kenangan kalian meronta-ronta ketika mendengarkan sebuah lagu? Jika iya, kalian tidak sendiri, saya juga demikian. Sebuah lagu memang memiliki daya magis bagi para pendengarnya, Apalagi beberapa lagu yang memiliki muatan kenangan yang cukup menggelisahkan. Mendengarkan lagu kadang menjadi pilihan logis saat hati sudah dalam kondisi kritis.

Kenangan tidak hanya hidup dalam sebuah lagu, kadang ia menjelma dalam sebuah tempat, atau bahkan suasana. Ini juga terjadi pada saya. Ketika bertemu dengan bulan Ramadan, saya mengingat beberapa momen yang sentimentil, seperti ngabuburit di pasar sore, sahur, berbuka bersama, sampai keliling masjid untuk tarawih.

Dari semua kenangan sentimentil tersebut, ada satu momen yang tidak akan mudah dilupakan, yaitu ketika menjadi takjil hunter atau pencari takjil gratisan

Sebagaimana anak kos yang menerapkan pola hidup hemat, menjadi takjil hunter adalah pilihan logis untuk diterapkan. Awalnya memang sekadar coba-coba, namun setelah beberapa hari, saya seakan menemukan passion di bidang ini.

Bagi saya, menjadi takjil hunter adalah kegiatan yang menyenangkan nomor dua setelah jatuh cinta. Ya gimana, selain memang mendukung pola hidup sehat si dompet di tanggal tua, bisa srawung dengan golongan akar rumput adalah kebahagiaan tersendiri.

Jika tak salah ingat, dulu ketika bulan Ramadan (sebelum pandemi), kira-kira uang 50-100 ribu sudah sangat cukup untuk bertahan hidup untuk beberapa hari di kota Malang. Ya gimana, banyak sekali alternatif untuk mendapatkan takjil, serta makanan ringan lainnya. Hmm serasa tinggal di surga~

Bagi kalian yang ragu dengan nominal yang cukup sedikit tersebut, saya kasih tahu bagaimana cara saya bertahan hidup di bulan Ramadan. Pertama, saya mengupayakan mendapatkan dua nasi ketika berbuka, yang satu untuk takjil, yang satu disimpan untuk sahur.

Ini bukan berarti saya mengambil dua jatah nasi ketika pembagian. Saya tetap mengambil satu porsi, hanya saja di dua tempat yang berbeda. Biasanya ada masjid yang membagikan takjil sebelum dan sesudah azan. Informasi seperti itu tentu saja harus saya ketahui terlebih dahulu, beserta cadangan masjid lain jika ternyata ada kendala di masjid utama.

Baca Juga:

Warak Ngendog, Mainan “Aneh” di Pasar Malam Semarang yang Ternyata Punya Filosofi Mendalam

Mahasiswa Jogja yang Ingin Bertobat di Bulan Ramadan Wajib Berkunjung ke Masjid Jogokariyan

Sebenarnya beberapa masjid juga ada yang menyiapkan nasi kotak untuk dibagikan ketika waktu sahur. Namun, mengantre nasi kotak dengan kondisi ngantuk sepertinya hal yang tidak mudah, karena itu, saya memastikan ketika maghrib jatah sahur sudah di tangan.

Cara kedua adalah mengikuti tadarus di musala. Kenapa tidak di masjid? Salah satu alasannya adalah jarak. Kosan saya lebih dekat dengan musala daripada masjid, jadi untuk mengurangi konsumsi bensin berlebih pada kendaraan bermotor, saya mencari musala terdekat.

Alasan lainnya adalah kebanyakan musala tidak memiliki supply dan demand yang seimbang. Sejauh pengalaman saya, makanan dan minuman di musala selalu lebih banyak daripada peserta tadarusnya. Ini membuat satu orang mendapat jatah makan 2-3 orang.

Meski kalian datang ke musala karena tergoda oleh makanannya, sebisa mungkin niatkan pergi ke sana untuk tadarus, masalah amal kita diterima atau tidak, itu sudah bukan urusan manusia.

Tujuan awal saya menjadi Takjil Hunter memang sekadar coba-coba, karena suka aja wira-wiri mencari masjid dengan menu paling menggoda. Eh, lambat laun malah kecanduan karena kondisi dompet sangat sehat sekali, kan lumayan uangnya bisa buat foya-foya keperluan masa depan.

Menjadi takjil hunter memang cukup menyenangkan. Namun, semua berubah saat pandemi datang. Bahkan, di hari pertama Ramadan, tidak kurang dari 4 masjid atau musala saya kunjungi dan harus kembali dengan gigit jari.

Beberapa masjid menghentikan pembagian takjil untuk menghindari kerumunan, sebagian lagi tetap menyediakan takjil dengan jumlah terbatas yang biasanya dikhususkan untuk anak-anak TPQ di sana.

Hanya beberapa masjid saja yang menyediakan takjil untuk masyarakat umum, itu pun tidak jarang jadwal pembagiannya diubah, alhasil kami harus memantau akun media sosial masjid tersebut sebelum pergi ke sana.

Saya paham kalau keputusan yang dilakukan sudah melalui proses berpikir yang panjang dan berdasarkan protokol yang ada. Beberapa takjil hunter yang saya temui mengaku ikhlas dan legowo, “Piye neh, pancen kahanan.”

Masa pandemi memang merugikan banyak pihak, termasuk bagi para pencari takjil seperti saya. Sebagaimana saya yang rindu mencari takjil di beberapa tempat, saya pun yakin mereka juga rindu memberikan takjil secara rutin selama ramadan. Panjang umur perjuangan.

*Takjilan Terminal adalah segmen khusus yang mengulas serba-serbi Ramadan dan dibagikan dalam edisi khusus bulan Ramadan 2021.

BACA JUGA m. dan tulisan M. Afiqul Adib lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 April 2021 oleh

Tags: Buka PuasaRamadantakjiltakjil hunterTakjilan Terminal
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Penulis yang tinggal di Lamongan.

ArtikelTerkait

ramadan

Ramadan dan Hal-Hal yang Mendadak Menjadi Spesial

6 Mei 2019
4 Alasan Saya Nggak Kangen Bukber Sama Sekali Tidak Ada Ajakan Buka Bersama Hari Ini bukber ramadan

Tidak Ada Ajakan Buka Bersama Hari Ini

6 Mei 2020
bangunin sahur jam dua pagi berisik mojok

Orang-orang Bangunin Sahur Jam Dua Itu Mikir Apa sih?

23 April 2021
6 Tempat Berburu Takjil di Kota Makassar. Takjil Hunter, Merapat!

6 Tempat Berburu Takjil di Kota Makassar. Takjil Hunter, Merapat!

23 April 2022
4 Alasan Saya Nggak Kangen Bukber Sama Sekali Tidak Ada Ajakan Buka Bersama Hari Ini bukber ramadan

4 Alasan Saya Nggak Kangen Bukber Sama Sekali

9 Mei 2020
5 Rekomendasi Tempat Beli Takjil di Kota Bogor yang Ikonik Terminal Mojok

5 Rekomendasi Tempat Beli Takjil di Kota Bogor yang Ikonik

7 April 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.