Setelah diam cukup lama dan tak muncul di media dalam kurun waktu yang lama, Terawan kembali muncul dengan vaksin Nusantara. Geger gedhen pun mengiringi tentang vaksin tersebut. BPOM yang “menolak” vaksin tersebut diserang berbagai pihak. Katanya sih, BPOM tidak mendukung karya anak bangsa.
Ya ampun Pak Terawan, Anda ini lho, nggak kapok bikin geger. Nggak inget sama pernyataan jenengan yang sekarang jadi meme? Haesh.
Perkara vaksin Nusantara ini emang lucu. Bukan buatan orang Indonesia, tapi kok bilang karya anak bangsa. Nggak lolos uji BPOM, eh kok dibilang menghambat kreativitas karya anak bangsa. Parahnya, didukung DPR lagi. Narasi karya anak bangsa diulang-ulang terus sampe kuping merah dengernya.
Tapi, jujur saja saya mendukung vaksin Nusantara ini. Serius, saya dukung agar orang yang mendukungnya tetap menekan BPOM. Lha BPOM itu siapa kok berani-beraninya menghalangi karya anak bangsa untuk mendunia, sembarangan.
Lho, saya tau tugasnya BPOM itu mengawasi agar obat yang beredar di Indonesia itu aman dipakai. Tapi, mbok ya kasih laaah karpet merah untuk Pak Terawan dan proyeknya. Masak karya anak bangsa nggak dikasih jalan sih.
Perkara vaksinnya beneran ampas dan ini beneran hanya usaha segelintir orang untuk mencari keuntungan, ya nggak apa-apa. Toh, yang rugi rakyat ini. Lha wong Pak Terawan aja bisa muncul tiba-tiba dengan vaksin Nusantara padahal waktu menangani pandemi gagal total dengan senyum merekah lho.
Cuma, para pendukungnya—terutama DPR, sebaiknya jangan terlalu ngotot. Nanti malah orang-orang makin antipati terhadap karya anak bangsa ini.
Kan kalau kalian yang terlihat ngotot, orang-orang pada curiga. Petinggi negara yang lain aja kalem lho, malah pada bodo amat keknya (biasalah!!!), kalian masak ngotot. Takutnya nih, takutnya, orang-orang pada mikir emang ada kaitan apa anggota-anggota DPR sama vaksin Nusantara? Bukan orang medis, bukan garda depan melawan Covid-19, kok jadi orang yang kayaknya paling getol dalam membela, kan pada mikir yang enggak-enggak.
Mikir kalau kalian bela Terawan misalnya, kan aneh. Kan Pak Terawan nggak salah apa-apa, iya kan Pak? Btw bener lho, Pak, saya makan enak terus, alhamdulillah belum kena Covid-19. Soalnya saya di rumah terus sama pake masker.
Harusnya sih ya, DPR mainnya kalem. Tenang gitu. Kalau mau bikin statement, mending bikin statement kayak vaksin Nusantara ini sedang diperbaiki agar lolos uji. Lagian kan kalian udah bikin gimmick kalau mau jadi bahan ujicoba vaksin. Meski kalian udah divaksin, kalau ngefek, tinggal klaim aja kalau yang bikin Yang Terhormat sekalian kebal corona itu vaksin Nusantara.
Anyway, kok bisa sih kalian dapet vaksin? Saya kok belum ya, Bos? Udah berapa bulan ini nunggu antrian L
Nah, pertanyaan selanjutnya adalah, emang pada mau pake vaksin ini?
Oke, pertanyaan itu sudah terjawab sebenarnya: tokoh-tokoh yang mendukung lah yang akan jadi pengguna. Masalahnya, vaksin ini jelas tujuannya adalah untuk disebarkan dan dijual bebas. Berarti, rakyat Indonesia lah yang akan jadi penggunanya. Lah emang luar negeri kagak mau pake? Ya kagak laaah.
Kalau orang-orang udah pada ragu, ada potensi kalau vaksin ini bakalan nggak laku. Nah, kalau ini gampang pemecahannya.
Caranya, ya gaet influencer. Lho, apa-apa sekarang solusinya influencer. Orang vaksinasi gelombang pertama aja gaet Raffi Ahmad lho buat kampanye, masak vaksin Nusantara nggak boleh. Denger-denger kan Anang dan Ashanty dukung vaksin ini, nah tinggal gaet influencer lagi biar makin banyak orang percaya. Kan rakyat dianggep bodoh pun tak lebih dari lumbung profit tuh sama klean-klean ini, sekalian aja usahanya.
Kalau mau hasil promonya makin moncer, saya sarankan gaet tokoh luar negeri. Apa-apa yang bule lakuin kan pasti diiya-iyain sama orang sini, makanya saya sarankan pake bule. Saya mau usul, Yang Terhormat sekalian, untuk mengundang Ronald Koeman untuk dikasih vaksin Nusantara ini.
Biar apa? Ya siapa tahu kalau vaksin ini ternyata memang ampuh, saking ampuhnya bisa ngobatin penyakit lain. Nah, Ronald Koeman kan sering tuh protes minta penalti sama bilang Madrid curang, siapa tahu abis divaksin Koeman jadi bisa legowo menerima hasil dan kenyataan.
Kenyataan kalau dia sama timnya emang ampas, misale.
Karya anak bangsa yang diperjuangkan Pak Terawan ini harusnya kita dukung mati-matian, bahkan kalau perlu kita datangi kantor BPOM. Kita minta BPOM meloloskan vaksin ini apa pun hasil uji labnya. Mau berbahaya kek, mau aman kek, bisa bikin kita mutasi jadi serigala berbulu persia kek, bodo amat. Yang penting laku, yang penting lolos. Karya anak bangsa nggak boleh dihambat. Orang Bukit Algoritma yang ngaconya naudzubillah aja didukung, masak vaksin kagak? Jangan pilih kasih!
Panjang gini saya nulis dukungan, kalian pasti bertanya-tanya, emangnya saya mau disuntik vaksin Nusantara? Ya nggak lah, edan po.
BACA JUGA Bukan Birokrasi, Watak Feodal Abdi Negara yang Bikin Kita Sakit Hati dan artikel Rizky Prasetya lainnya.