“Why? She’s LEO.” Kira-kira itulah inti dari salah satu twit yang melintas di mata saya. Intinya seseorang membenci Meghan Markle, bojonya Prince Harry itu lho, karena blio Leo. Alasannya, Leo dipandang sebagai tukang drama. Zodiak Leo suka melebih-lebihkan sesuatu demi perhatian.
Dan saya membaca ini sambil bergumam, “Goblok!”
Maafkan saya, wahai Anda yang masih berpegang teguh pada zodiak. Tapi, menurut saya ini adalah kekonyolan yang makrifat. Puncak komedi setelah perilaku Aldi Taher. Membangun narasi kebencian berdasarkan astrological sign itu mengerikan. Bahkan lebih parah dari isu SARA.
Tapi sebelumnya, saya ingin menyamakan frekuensi perihal fasisme zodiak ini. Fasisme hari ini dipahami sebagai ideologi dan cara pandang destruktif berlandaskan kesamaan ras, budaya, agama, dan ideologi. Ketika bicara fasisme ini, berarti bisa diartikan sebagai cara pandang destruktif berlandaskan zodiak.
Praktiknya? Sudah terlalu banyak ditemukan dan merajalela di media sosial. Bagaimana orang bisa mengkotakkan satu sama lain hanya berdasarkan zodiak. Bahkan seperti contoh tadi, membenci dan menghakimi orang karena dia Leo. Inilah yang saya sebut sebagai fasisme zodiak.
Jika Anda merasa cara pandang fasis ini tepat, selamat Anda menemukan artikel yang cocok. Cocok karena artikel ini ditujukan untuk pola pikir tak jelas, ngoyoworo, dan patut dipertanyakan seperti Anda.
Gini lho, bicara zodiak dan astrologi secara luas berarti kita bicara tentang pseudoscience. Kita bicara tentang kajian yang nggak ilmiah tapi diilmiah-ilmiahkan. Lha kok sesuatu yang tidak ilmiah digunakan untuk mengkaji sesuatu seperti kepribadian seseorang.
Apalagi sampai menghakimi seseorang seperti kasus Meghan Markel itu. Aduh, Sigmund Freud akan menangis dalam kubur. Pribadi seseorang kok ditentukan dari konstelasi bintang dan planet.
“Tapi cocok kok antara zodiak sama karakternya.” Apakah itu pledoi Anda? Ya jawabannya: karena Anda percaya. Kepercayaan Anda mengisi ruang pribadi Anda dengan ramalan-ramalan tersebut. Jadi bukan zodiak yang cocok dengan kepribadian Anda, tapi Andalah yang mencocokkan diri dengan ramalan tersebut.
Padahal kepribadian dibentuk banyak hal. Bisa dibentuk oleh fenomena sosial, lingkungan, trauma, pendidikan, banyak lagi. Apa David Beckham, yang seorang Taurus, punya kepribadian yang sama dengan rapper 6IX9INE? Kalau Anda bilang iya, ngelu.
Bicara ramalan harian, mungkin Anda akan merasa cocok juga. Tapi, baca kembali ramalan yang biasa berseliweran di Twitter atau Instagram. Semua ramalan itu mengambang. Tidak ada ramalan yang presisi. Ramalan mengambang ini membuat kejadian dalam hidup Anda seperti cocok. Yang terjadi adalah Anda sendiri yang mencocokkan kejadian dengan ramalan.
“Wah bener, kata zodiak aku dapat uang. Ini lho aku dapat uang beneran,” kata kawan saya. Padahal, setiap waktu ada saja kemungkinan dia mendapat uang. Tapi karena percaya ramalan, dia merasa uang tadi sudah diramalkan. Hadeh, kasihan orang seperti dia yang tidak pernah loss mendapat uang kaget.
Tapi, untuk yang sudah percaya sampai ke tulang-tulangnya, ya silahkan saja lho. Selama yang Anda percayai itu masih disimpan untuk motivasi sendiri. Atau sebagai pertimbangan sebelum melangkah. Yowes lah, itu kan hidupmu.
Tapi, kalau sampai menyinggung individu lain, menghakimi seseorang, bahkan mendasari kebencian, waduh. Itu sudah fasis, goblok pula.
Lha sesuatu yang tak pasti kok dipakai untuk menyerang. Sampai ada salah sedikit saja langsung nyeletuk, “ooh pantes, dia insert-entah-Leo-Gemini-atau-Ctlhu.” Ealaaah, malu sama teroris yang bencinya terstruktur, masif, dan kultural. Beneran lho, masih mending kebencian teroris daripada kebencian fasis zodiak. Ya sebenarnya sama-sama brengsek dan goblok sih.
Keduanya sama-sama membenci karena doktrinasi yang entah dari mana. Membenci orang lain berlandaskan penggolongan. Yah namanya fasis memang seperti itu sih. Tapi, apa yang membuat fasis zodiak lebih brengsek dan berbahaya daripada terorisme?
Soalnya, fenomena ini selalu dipandang normal. Masyarakat umum masih memandang normal kepercayaan pada zodiak. Sisanya mungkin bodoh amat. Pandangan yang dilandasi oleh zodiak dianggap biasa saja. Sayang sekali, pandangan ini mulai memilah-milah manusia sesuai sign-nya. Dan menghakimi bahkan merundung sign tertentu seperti legal-legal saja.
Saya masih tidak habis pikir pada orang-orang yang bisa membenci gara-gara zodiak. Padahal pribadi seseorang ditentukan oleh perjalanan hidupnya sejak kecil. Bisa saja saya menjabarkan teori psikologis perkara pembentukan karakter. Tapi, apa artinya jika zodiak dipandang lebih maju dari ilmu pengetahuan?
Hanya saja, membiarkan fasisme zodiak kok konyol juga. Bayangkan ada aksi genosida seperti 1965 terhadap Leo. Ada perang saudara antara kelompok Scorpio dan Aries. Ada pembatasan hak asasi pada Gemini. Mungkin terdengar konyol, tapi ,siapa tahu kan?
BACA JUGA Menelusuri Asal Usul Nama Malioboro, Ikon Kota Jogja dan tulisan Prabu Yudianto lainnya.