Tabiat orang zaman kiiwari ini memang aneh, mengherankan, dan kadang suka ribet sendiri. Ini tidak boleh, itu tidak boleh. Bahkan akhir-akhir ini, sempat ramai di media sosial mengenai cuitan orang yang menganjurkan untuk tidak menanyakan jenis kelamin bayi pada orang tua yang baru melahirkan. Sungguh sebuah anjuran yang aneh dan mengherankan, karena selama ini, tidak ada masalah dengan menanyakan jenis kelamin bayi. Toh juga tidak ada norma yang dilanggar, aturan kesantunan yang dilanggar, dan memang tidak melanggar apa pun alias orang itu saja yang ribet.
Begini, perihal menanyakan jenis kelamin bayi pada orang tuanya itu sangat wajar. Misalnya, ketika ada orang yang ingin menjenguk si bayi, fungsi menanyakan jenis kelamin bayi kan untuk berkomunikasi dengan bayinya. Kalau laki-laki ya dipanggil “le”, kalau perempuan ya dipanggil “nduk”. Kalau laki-laki ya dipanggil “ganteng”, kalau perempuan ya dipanggil “cantik”. Sesederhana itu, tidak ada tendensi apa-apa ketika menanyakan jenis kelamin. Menanyakan jenis kelamin baru jadi masalah ketika dilanjutkan dengan kalimat, “masa anaknya laki-laki (atau perempuan), aneh banget, sih?!” Itu baru masalah, alias cari masalah.
Berhubung larangan menanyakan jenis kelamin sudah menyebar luas (ya meskipun tidak ada yang peduli), saya punya saran beberapa pertanyaan kepada orang tua terkait bayinya yang tidak berhubungan dengan jenis kelamin. Pertanyaan di bawah ini dijamin tidak akan menyinggung siapa-siapa (kalau pun tersinggung ya salah sendiri ngapain tersinggung), dan insyaallah out of the box. Silakan disimak beberapa pertanyaan yang mungkin bisa diaplikasikan di bawah ini.
Tanyakan pendapat tentang orang yang makan bubur tidak diaduk
Ini adalah pertanyaan yang penting, mengingat bayi juga makan bubur (meskipun beda bubur), dan diaduk. Sebagai orang tua yang punya bayi, pasti tahu, bahwa tidak ada bayi yang makan bubur tidak diaduk, dan tidak ada perdebatan atas hal itu. Makanya, coba saja kalau sedang menengok bayi, tanya pada orang tuanya pendapat mengenai orang-orang yang makan bubur tidak diaduk. Kalau bisa ya sekalian saja tanya pendapat bayinya. Ini jelas lebih situasional dan relevan daripada sekadar menanyakan jenis kelamin.
Tanya zodiak si bayi
Ini juga pertanyaan yang tidak kalah penting daripada perkara bubur: zodiak. Hampir semua orang gila zodiak, sampai-sampai menjadikan zodiak sebagai alasan atas perbuatan menyebalkan mereka. Meskipun saya adalah orang yang tidak percaya zodiak, tetapi saya tetap menyarankan untuk menanyakan ini pada orang tua si bayi. Coba saja ini diaplikasikan kepada bayi yang baru lahir. Caranya sederhana, tanyakan apa zodiak si bayi pada orang tuanya, lalu keluarkan ramalan zodiak mengenai asmara, kehidupan, dan keuangan. Jangan lupa juga untuk berdandan seperti Babe Cabiita, ya.
Tanya pendapat mengenai bisnis baju bekas yang kemarin sempat ramai dibicarakan
Selain bubur dan zodiak, pertanyaan yang saat ini sangat relevan dan cukup bisa ditanyakan pada orang tua dan bayinya adalah apakah bisnis baju bekas itu melanggar norma. Isu ini tidak kalah ramai dari isu menanyakan jenis kelamin bayi, ya meskipun isu ini lebih aneh, mengherankan, dan lebih ribet. Pakai bawa-bawa orang miskin, lah, merampas bla bla bla, baju bekas mending disumbangkan, lah. Ribet pokoknya. Nah, berhubung isunya sedang ramai, coba saja tanyakan ini pada orang tua, kalau bisa tanya juga bayinya, bagaimana pendapat mereka tentang isu ini.
Tanyakan tentang gejolak Partai Demokrat
Dari keempat pertanyaan, isu ini mungkin yang paling besar dibandingkan tiga di atas. Langsung saja, daripada menanyakan jenis kelamin bayi pada orang tua, coba saja tanyakan mengenai gejolak Partai Demokrat akhir-akhir ini. Apakah KLB Moeldoko dkk adalah kudeta yang tidak sah, dan apakah pemerintah akan tetap mengesahkan Demokrat lama (AHY dkk) sebagai partai yang sah atau tidak. Ya pokoknya pertanyaannya terkait Demokrat sekarang, lah. Silakan dicoba.
Nah, itulah setidaknya empat pertanyaan yang mungkin bisa menjadi opsi pengganti pertanyaan tentang jenis kelamin bayi. Ya meskipun nantinya akan dianggap sebagai orang gila atau orang aneh, tidak apa-apa, setidaknya tidak melanggar “aturan” dari orang yang melarang untuk menanyakan jenis kelamin bayi. Kalau kalian ada opsi pertanyaan lain, ya silakan dibagikan ke masyarakat luas, supaya tidak melulu menanyakan jenis kelamin bayi, dan supaya orang yang melarang menanyakan jenis kelamin bayi itu bisa bangga.
BACA JUGA Cara Menentukan Bayi Kita Kelak Laki-laki atau Perempuan dan tulisan Iqbal AR lainnya.