Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

Ngapain sih Orang Indonesia Berharap Terwakili Sama Film ‘Raya And The Last Dragon’?

Muhammad Sabilurrosyad oleh Muhammad Sabilurrosyad
10 Maret 2021
A A
raya and the last dragon mojok

raya and the last dragon mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Walt Disney mengeluarkan film animasi terbarunya yang berjudul Raya and The Last Dragon. Alasan kenapa film ini punya modal bagus menarik atensi penonton Indonesia adalah karena film putri Disney kali ini mengambil elemen beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Yup, film Raya and The Last Dragon adalah film Disney pertama yang mengambil inspirasi dari budaya Asia Tenggara.

Saya melihat, akhir-akhir ini dunia perfilman di Amerika Serikat tengah sangat akrab dengan istilah-istilah seperti representasi dan diversity. Film Raya and The Last Dragon adalah salah satu bentuk upaya hal itu, hal yang sebenarnya sudah sejak lama Walt Disney coba lakukan, contohnya film Mulan. Perihal tema representasi dan diversity ini memang patut  diapresiasi sebagai bentuk mewakili kelompok masyarakat yang selama ini terpinggirkan. Tapi, memang di beberapa eksekusinya, tidak semuanya saya setuju. Salah satu hal yang saya soroti mengenai keanehan upaya mengkampanyekan representasi ini adalah, bagaimana orang-orang memposisikan dan secara tidak langsung mengamini bahwa industri perfilman Amerika berhak mewakili apa pun yang ada di belahan dunia manapun. Mentang-mentang negara adidaya.

Mencoba lebih memahami maksud awal kampanye agenda representasi, saya pikir memang hal yang baik untuk menghadirkan kisah atau karakter yang mewakili sekelompok tertentu dengan gambaran yang tidak terbatas pada stereotip usang. Warga Afrika-Amerika, warga Asia-Amerika, atau representasi gender tertentu mendapatkan representasi dalam film-film Hollywood adalah hal yang baik karena kita bisa mengulik cerita dari keresahan-keresahan yang lebih spesifik. Hal ini menjadi penanda bahwa cerita kelompok tertentu diakui setidaknya dalam dunia sinema Hollywood. Tapi, bagiku hal ini cukuplah hanya berlaku bagi orang-orang yang tinggal di lingkungan Amerika, berlaku bagi orang-orang yang memang diwakilinya.

Dalam film Raya and The Last Dragon ini, saya pikir tak masalah jika konsep awalnya adalah untuk menyenangkan para keturunan Asia Tenggara di Amerika. Untuk membuat mereka bernostalgia, mengenal akar budaya mereka, atau untuk melihat budayanya jadi bagian pop culture tempat domisilinya. Tapi, akan aneh rasanya kalau yang menuntut representasi ini datang dari warga global, termasuk Indonesia. Atau yang lebih aneh lagi, jika Walt Disney memang bertujuan membuat film ini menjadi representasi orang-orang yang memang berada di Asia Tenggara? Lah koe sopo? Eh, pantes nggak sih saya ngomong gini ke Disney? Kok aneh, Wkwk, lah aku sopo?

Dalam film Raya and The Last Dragon, referensi budaya Asia Tenggara yang dicomot adalah gado-gado, campur aduk. Bukan cuma budaya Indonesia di mana kita mungkin akan melihat rumah adat Indonesia, gerakan silat, tokoh karakter berkulit sawo matang, dan semacamnya.Tapi selain itu, kita juga akan melihat elemen-elemen budaya dari negara Asia Tenggara lainnya. Dengan kata lain, film ini akan bertindak seolah-olah semua budaya Asia Tenggara dapat dipertukarkan satu sama lain atau diseragamkan. Jadi, kalau bicara soal mewakili, ya tidak seratus persen mewakili Indonesia.

Namun, seharusnya itu tidak mengganggu kita. Ngapain sih menuntut negara lain menulis cerita yang bisa mewakili kita? Kalau mau menonton sesuatu yang bisa mewakili orang Indonesia, seharusnya bisa sih berharap ke film Indonesia. Maksudnya, siapa lagi yang mau mengangkat  keresahan-keresahan masyarakat kita kalau bukan film dari negara sendiri.

Hal inilah yang seharusnya masyarakat global tuntut dari penonton film di Amerika, atau mungkin industrinya. Ketimbang memaksakan representasi menulis cerita kultur lain, padahal para kreatornya tidak menguasai kultur tersebut, bukankah lebih baik memberikan kesempatan film dari kultur tersebut untuk unjuk gigi. Misalnya, saya tidak ambil pusing dan peduli bagaimana Walt Disney mengeksekusi film Mulan, di mana mereka mencoba membuat film dari kultur budaya di belahan dunia yang lain, terlepas entah target audience utamanya untuk warga Amerika, China, atau global. Tapi, saya akan sangat mengapresiasi film macam Crazy Rich Asian di mana komunitas Asian-American membuat film yang dekat dengan kultur mereka. Atau bagaimana film Parasite begitu diapresiasi dan mendapatkan penghargaan Oscar. Maksudnya, kalau mau tahu cerita mengenai kultur budaya serta keresahan belahan dunia yang lain, ya tontonlah film-film di mana mereka berasal. Beri kesempatan dan aksesnya. Saya pikir itu adalah salah satu bentuk ideal dari konsep representasi dan diversity.

Sementara untuk film seperti Raya and The Last Dragon, ya ini film untuk menghibur kita semua. Hal yang patut disyukuri dari hadirnya film ini adalah, bahwa beberapa elemen budaya Indonesia punya peluang menjadi bagian pop culture di Hollywood, seperti ninja dari Jepang atau kungfu dari China. Sisanya, saya pikir film-film Hollywood tidak punya kewajiban atau tanggung jawab untuk membuat referensi yang detail tentang masyarakat di belahan dunia yang lain dengan dalih mewakili. Salah yang nonton, kok ngarep sama yang bukan sumbernya

Baca Juga:

Stop Kirim Makanan, Ini 4 Ide Hampers Natal yang Nggak Mainstream dan Berguna

Sate Klatak Pak Jupaini Jogja: Rasanya Nggak Kalah dengan Pak Bari dan Pak Pong, dan Amat Cocok untuk Pekerja Kantoran

Sumber gambar: YouTube Delineare Story

BACA JUGA Konsep Multiverse di Marvel Cinematic Universe Hanyalah Hoax dan tulisan Muhammad Sabilurrosyad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Agustus 2021 oleh

Muhammad Sabilurrosyad

Muhammad Sabilurrosyad

Tukang nonton.

ArtikelTerkait

5 Dosa Makan Martabak dari Perspektif Penjualnya Terminal Mojok.co

5 Dosa Saat Makan Martabak dari Perspektif Penjualnya

4 April 2022
Sisi Gelap di Balik Semakin Banyaknya Pedagang Sayur Keliling (Unsplash)

Sisi Gelap di Balik Semakin Banyaknya Tukang Sayur Keliling

24 Juni 2023
Ironi Knalpot Brong: Niatnya Edgy, tapi Bikin Kuping Nggak Berfungsi jogja

Ironi Knalpot Brong: Niatnya Edgy, tapi Bikin Kuping Nggak Berfungsi

29 Juni 2022
Terlahir sebagai Laki-laki, Jawa, dan Islam Adalah Privilese yang Tak Boleh Kami Dustakan terminal mojok.co

Terlahir sebagai Laki-laki, Jawa, dan Islam Adalah Privilese yang Tak Boleh Kami Dustakan

30 Juli 2021
Call Center Adalah Alternatif Profesi Paling Cocok bagi Freshgraduate terminal mojok.co

Call Center Adalah Alternatif Profesi Paling Cocok bagi Fresh Graduate

4 Februari 2021
5 Alasan Susu UHT Full Cream Terbaik untuk Anak-anak Terminal Mojok

5 Alasan Susu UHT Full Cream Terbaik untuk Anak-anak

2 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.