Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Dilema Punya Cita-cita Menjadi Guru: Pilih Guru Negeri atau Guru Swasta

Ade Vika Nanda Yuniwan oleh Ade Vika Nanda Yuniwan
1 Maret 2021
A A
Dilema Punya Cita-cita Menjadi Guru Pilih Guru Negeri atau Guru Swasta Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Hobi adalah pekerjaan yang menyenangkan. Meski penyataan itu tak sepenuhnya relate dengan kenyataan yang saya hadapi, setidaknya melalui pernyataan itulah akhirnya saya belajar memahami keadaan. Mengajar adalah pekerjaan yang tak pernah saya bayangkan sebelumya karena saya memang tak pernah memiliki cita-cita menjadi guru.

“Jarang ada pekerjaan yang mulia untuk perempuan, tapi kamu bisa menjadi guru,” begitu kata orang tua saya saat saya duduk di bangku SMA dulu–ketika saya bingung menentukan arah hidup dan cita-cita. Meskipun terlambat memilih jalan masa depan, pada akhirnya saya nrimo ing pandum juga jadi guru seperti kemauan orang tua saya.

Sempat tersemat pertanyaan dalam benak saya soal pekerjaan ini. Mulai dari pertanyaan kenapa harus jadi guru hingga pertanyaan kenapa di zaman serba canggih ini guru termasuk pilihan pekerjaan yang mulia untuk perempuan. Kenapa sih harus dihubungkan dengan gender? Itu jelas alasan yang kurang logis dan ramashok.

Karena pilihan telah diputuskan, akhirnya saya memutuskan melanjutkan bangku kuliah dengan jurusan pendidikan. Hingga akhirnya dalam masa perkuliahan, beberapa kali saya merasakan menjadi pengajar paripurna. Dari pengalaman-pengalaman itu saya menyadari bahwa memilih guru sebagai cita-cita sama dengan berada di persimpangan; guru negeri atau swasta.

Menjadi guru di sekolah negeri atau sekolah swasta perlu pertimbangan serius, tentu agar cita-cita sepadan dengan beban dan proses pengembangan diri yang diterima. Karena yha siapa sih yang tidak mau sejahtera dengan jalan sendiri? Wahai kalian yang punya cita-cita jadi guru, tetapkanlah pilihan kalian untuk menjadi guru negeri atau guru swasta mulai sekarang juga!

Berdasarkan pencerahan teman dan pengalaman pribadi, menjadi guru negeri dan swasta akan memberikan sensasi dan dampak cukup laten bagi para guru wabilkhusus para guru freshgrad.

#1 Peluang karier

Tanpa bermaksud memihak salah satu pihak. Bagi saya, peluang karier guru di sekolah negeri dan swasta adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan. Naif jika kita mengatakan mengajar dengan sepenuh hati tanpa mempertimbangkan jenjang karier. Manusia adalah makhluk Tuhan pertama yang sangat menginginkan perbedaan dan kemajuan bagi dirinya, salah satunya ya seperti saya ini.

Jenjang karier di sekolah negeri cenderung tersistematis lantaran peluang menjadi ASN. Ini adalah poin yang paling diincar oleh cagur atau guru honorer kebanyakan. Hayo, ngaku saja, deh! Semakin lama masa kerja seorang guru negeri, maka mereka akan memiliki kesempatan lebih besar untuk maju sebagai ASN atas rekomendasi sekolah. Hal itu justru sangat berkebalikan dengan guru swasta.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

Jika guru swasta ingin mempertahankan keberlangsungannya di sebuah sekolah yang dinaungi yayasan swasta, maka ia harus bekerja lebih ekstra dan berperan seaktif mungkin. Sudah dapat jabatan yang dikehendaki? Maka bersiap-siaplah menerima bobot kerja dua kali lipat atau bahkan bisa lebih.

#2 Pengembangan diri

Selanjunya adalah pengembangan diri. Jenjang karier tak akan berarti tanpa pengembangan diri selama masa kerja. Menjadi guru sama dengan memberi banyak jalan untuk mengembangkan soft skill hingga hard skill yang kita miliki. Mulai dari skill berbicara, analisis psikis, hingga pengelolaan kelas. Percaya deh, jadi guru akan membuat seseorang jadi multitalent.

Cara pengembangan diri itu tentu sangat bergantung dengan lingkungan kerja yang kita hadapi. Pengembangan diri ini juga bisa kalian rasakan jika kalian menjadi seorang guru negeri atau swasta.

Berdasarkan pengalaman saya, kegiatan pengembangan diri di guru negeri dan swasta lumayan memiliki perbedaan yang signifikan. Program yang harus seirama dan berpusat pada kebijakan pemerintah menyebabkan beberapa kegiatan pengembangan diri guru negeri harus sedikit lamban jika dibandingkan dengan pengembangan diri guru swasta.

Sedangkan guru swasta lebih berpeluang untuk melakukan pengembangan diri karena kebanyakan sekolah swasta memiliki peraturan dan kebijakan yang berbeda dengan sekolah negeri. Tinggal bagaimana para guru swasta mengelola program kegiatan sekolah. Jika program sekolah dilakukan secara teratur dan kontinu, maka bukan tidak mungkin keunggulan guru swasta justru akan melebihi guru negeri.

#3 Gaji

Kita sampai pada pembahasan gaji–pembahasan yang mungkin ditunggu-tunggu oleh sebagian besar guru. Bukan rahasia lagi jika gaji guru non-ASN adalah separuh uang separuhnya lagi keikhlasan. Kalian bisa simpulkan sendiri bagian ini.

Sebenarnya, baik guru negeri ataupun swasta selama belum berstatus ASN memiliki selisih gaji yang tak seberapa besar. Semua bergantung kebijakan sekolah, hanya saja berdasarkan pengalaman saya, gaji guru pada sebagian sekolah negeri diambil dari kas para guru tetap (baca: ASN) yang entah berapa pun besarannya ya harus diterima. Ini artinya, tidak ada patokan khusus untuk besaran gaji yang mereka terima.

Lain halnya dengan gaji guru swasta. Besaran gaji yang diterima adalah ketentuan dari pihak yayasan atau pihak lain yang berwenang. Gaji guru memiliki anggaran tersendiri, karena sistem penggajian memang berasal dari yayasan bukan dari pemerintah atau guru setempat.

#4 Sistem pembelajaran

Lantas, bagaimana sistem pembelajarannya? Untuk urusan yang satu ini, masing-masing sekolah selalu memiliki sistem pembelajaran yang berbeda. Tapi karena sistem pembelajaran berasal dari satu komando yakni pemerintah pusat, maka guru negeri tidak memiliki banyak pilihan untuk melakukan program-program atau metode-metode baru dalam sistem pembelajaran sebelum disetujui oleh pihak pusat.

Sedangkan guru swasta lebih leluasa untuk menerapkan sistem pembelajaran sesuai dengan pembaruan, dengan catatan sesuai dengan visi misi yayasan dan tentunya baik diterapkan untuk para siswa.

Bagaimana cagur? Pilih jadi guru negeri atau swasta?

BACA JUGA Nggak Punya Guru Agama Waktu SD Bikin Saya Belajar Hidup Berdampingan atau tulisan Ade Vika Nanda Yuniwan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Maret 2021 oleh

Tags: cita-citaguru
Ade Vika Nanda Yuniwan

Ade Vika Nanda Yuniwan

Pekerja literasi yang mencintai buku, anak-anak, dan pendidikan. Suka berdiskusi sambil nulis ringan untuk isu-isu yang di sekelilingnya.

ArtikelTerkait

Selain Gaji Kecil, Inilah 4 Sisi Gelap Menjadi Guru Sekolah Swasta yang Jarang Terekspos

Selain Gaji Kecil, Inilah 4 Sisi Gelap Menjadi Guru Sekolah Swasta yang Jarang Terekspos

28 Oktober 2025
3 Dosa Menyebalkan dari Guru Bahasa Indonesia Saat Mengajar (Unsplash)

3 Dosa Menyebalkan dari Guru Bahasa Indonesia Saat Mengajar

15 Maret 2023
guru bukan pegawai IT mojok

Menguasai IT Perlu, tapi Tugas Guru Bukan Itu

22 November 2020
sarjana pendidikan guru nasihat kiai mengajar Jangan Jadi Guru Kalau Baperan, kecuali Hatimu Sanggup Legawa PPG

Ketika Kebijakan P3K Membuat Sarjana Pendidikan Patah Hati

31 Desember 2020
Tipe Guru di Sekolah Berdasarkan Mata Pelajaran yang Diampunya terminal mojok.co

Tipe Guru di Sekolah Berdasarkan Mata Pelajaran yang Diampunya

3 November 2020
anak guru pernyataan guru di kelas bikin kaget deg-degan siswa guru jail mojok.co

Nostalgia 3 Pernyataan Guru di Kelas yang Paling Bikin Deg-degan

21 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.