Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Berat Badan di Bawah Ideal dan Arti Kebahagiaan yang Semu

Hanie Maria oleh Hanie Maria
2 Maret 2021
A A
Berat Badan di Bawah Angka Ideal dan Arti Kebahagiaan yang Semu terminal mojok.co

Berat Badan di Bawah Angka Ideal dan Arti Kebahagiaan yang Semu terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebuah postingan di Facebook membuat saya terbahak. Saya tidak hanya memberikan emoticon tertawa seperti yang biasa saya lakukan. Kali ini, saya membagikannya di beranda sembari menambahkan komentar. Postingan berbahasa Inggris itu, jika diterjemahkan kira-kira artinya begini: Terberkatilah orang yang bisa makan banyak, namun tidak bisa gemuk. Saya, sebagai bagian dari orang yang dimaksud di postingan tersebut sayangnya tidak merasa terberkati. Sebaliknya, saya justru merasa terintimidasi. Tentu, ini ada hubungannya dengan arti kebahagiaan.

Saya memiliki perawakan kurus tinggi. Menurut hitungan Body Mass Index, berat saya kurang 10 kg dari berat ideal. Sejak pertama kali menghitung, hingga saat ini, angka di BMI menjadi goal yang entah kapan terwujudnya. Saya sudah dua kali melahirkan, satu kali dikuret dan saya masih bisa memakai baju yang sama dengan yang saya pakai saat kuliah, kurang lebih 10 tahun lalu. Wah, enak dong? Tunggu dulu.

Hidup dengan berat badan pas-pasan dan susah bertambah pula, membuat saya sering mendapat pertanyaan-pertanyaan ajaib. Dimulai dari pertanyaan level biasa “kok nggak gemuk-gemuk?” sampai ke pertanyaan luar biasa “nggak dikasih makan sama suami po?”

Seringnya saya hanya nyengir saja mendengar pertanyaan demikian. Meski jawaban sesungguhnya yang ingin saya berikan adalah, “Halah, kayak badanmu ideal aja!” Tentu saja jawaban itu hanya tersangkut di tenggorokan. Muka saya memang judes, mulut juga kadang nyelekit, tapi ya kadang nggak tega aja menyampaikan kebenaran yang menyakitkan.

Hingga beberapa tahun ke belakang, saya masih kesal setiap ditanya soal badan kutilang ini. Hingga akhirnya saya tahu, bukan cuma saya yang kurus, dan bukan cuma saya yang ditanya-tanya terus. Seorang teman pernah menuliskan kegalauannya di media sosial. Katanya, yang makin membuatnya sedih adalah anggapan bahwa  hidupnya menderita sehingga tak mampu membeli makan dengan layak. Siapa pun yang memberi cibiran seperti itu pasti tak kenal bisnis kawan saya, dan jumlah karyawan yang sanggup diberinya makan setiap bulan.

Bertahun-tahun menerima pertanyaan, saran, anjuran, dan dorongan tentu lama-lama bikin kami jengah juga. Jangan dikira kami, orang-orang kurus ini, tidak mencari solusi. Benarlah yang orang bilang, tiap-tiap produk akan menemukan pembelinya sendiri. Saat banyak yang mencari produk terbaik, termurah, tercepat untuk menurunkan berat badan. Ada kami-kami ini yang jadi sasaran tepat bagi produk-produk penggemuk badan.

Di kolom komentar kawan saya tadi, saya jadi tahu kalau kawan saya ini ternyata mengonsumsi beberapa jenis obat dan vitamin, yang semuanya belum juga menunjukkan hasil. Jarum timbangannya belum juga bergeser ke kanan. Sepupu saya sampai menghabiskan dua kaleng susu penambah berat badan. Kaleng yang gambarnya transformasi orang-orangan dari lidi lalu jadi berisi itu. Sayangnya, sampai bubuk terakhir, berat badannya tak juga bertambah. Mungkin harus habis lima kaleng dulu, seloroh saya. Saran yang lalu ditolaknya mentah-mentah sebab harga per kalengnya saja setara dengan 4 kg daging sapi.

Saya sendiri pernah mengonsumsi obat-obatan dari Cina. Tablet dalam botol berwarna merah, dalam kemasan penuh warna merah dan tulisan Mandarin itu memang menjanjikan. Dalam satu minggu pemakaian, nafsu makan saya meningkat, tulang-tulang di bahu rasanya tidak lagi menonjol. Beruntung, saya kok kepikiran mencari ulasan obat ini di media sosial dan menemukan banyak pengguna yang mengalami efek mengerikan setelah pemakaian rutin. Segera saya sudahi minum obat itu setiap hari. 

Baca Juga:

Dancow Campur Energen Cokelat, Tips Menaikkan Berat Badan yang Sesat!

Schadenfreude: Kebahagiaan yang Meletup Saat Melihat Orang Menderita

Selain obat tersebut, saya masih berusaha dengan jalan lain. Makan teratur sampai pasang alarm, kapan waktunya makan besar kapan waktunya makan camilan. Makan karbohidrat malam-malam. Minum susu sebelum tidur. Makan habis olahraga. Menelusuri diri sendiri, apakah ada stres terpendam atau keinginan tertahan. Lama-lama saya pikir, justru perkara menaikkan BB inilah yang membuat saya makin nggak santai. 

Kaya atau tidak mungkin bisa diprediksi dari tampilan luarnya. Meski itu pun bisa saja salah. Tapi, soal arti bahagia, yang jelas bukan soal fisik, dan tentu tidak sepatutnya diukur dari berapa komposisi berat badanmu. Lumrahnya, orang akan mengejar bahagia dan menghindari derita. Tapi, bahkan, arti bahagia dan derita saja masih sulit untuk dideskripsikan. Perbedaan di antara keduanya kadang tipis dan rapuh, setipis dan serapuh kantong-kantong kresek bening itu.

Sekarang saya belum mencoba produk penggemuk lagi dan belum kepikiran juga sih. Saya sudah pasrah kalau dikira menjalani hidup yang menyedihkan. Lha memang menyedihkan kok, mendengar komentar yang itu-itu saja kalau bertemu. Mbok ganti tema gitu lho kalimat pembukanya. Misal, “Eh lihat ini lho ada satu set baju yang cocok banget buat badan model kayak kamu. Kubeliin ya.” Gitu lho, jadi orang tu mbok yang solutip!

BACA JUGA Perempuan dengan Badan Kurus juga Jadi Korban Julid dan Cibiran Orang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Maret 2021 oleh

Tags: berat badanKebahagiaan
Hanie Maria

Hanie Maria

Ibu Rumah Tangga. Sesekali memasak dan menjahit.

ArtikelTerkait

pada uang

Jangan Suka Berburuk Sangka Pada Uang, Nanti Uang Akan Malas Mendekati Kita Loh!  

16 Oktober 2019
Konten TikTok Jadi Standar Hidup: Masa Bahagia Saja Harus Mengekor Orang Lain?

Konten TikTok Jadi Standar Hidup: Masa Bahagia Saja Harus Mengekor Orang Lain?

11 Oktober 2022
uang

Uang Tidak Bisa Membeli Segalanya, Ini Buktinya!

8 Juni 2019
3 Hal yang Sering Banget Diungkit sama Mama Papa Kita Zaman Dulu terminal mojok.co

3 Hal yang Sering Banget Diungkit sama Mama Papa Kita Zaman Dulu

10 Juli 2021
Memangnya Perempuan yang Kita Anggap Good Looking Tak Boleh Mengeluh? mojok.co/terminal

Memangnya Perempuan yang Kita Anggap Good Looking Tak Boleh Mengeluh?

10 Maret 2021
5 Masalah yang Bakal Muncul Setelah Berhasil Menurunkan Berat Badan

5 Masalah yang Bakal Muncul Setelah Berhasil Menurunkan Berat Badan

1 April 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.