Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Musik

Tarling Cirebonan dan Konsep Marketing Mix yang Terkandung Di Dalamnya

Nurul Diva Kautsar oleh Nurul Diva Kautsar
19 Agustus 2019
A A
tarling

tarling

Share on FacebookShare on Twitter

Musik sakral ini selalu terlantun dalam setiap momen, dari mulai Agustusan, hajatan, srawungan, kendurian hingga pengajian khususnya di wilayah Ciayumajakuning tercinta (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) yang seakan menggambarkan bahwa musik ini enaknya bukan main. Daya magnet yang kuat melalui nada yang khas yang konon mampu membius para penggemar musik Tarling yang setia dan selalu menjunjung tinggi nilai leluhur. Semua ini tidak terlepas dari berbagai unsur Marketing Mix 4P yang terkandung di dalamnya.

Selama momen 17 Agustusan kemarin saya memutuskan untuk pulang ke kampung halaman di Cirebon yang selalu memanggil manggil setiap saat, kapan pun dan di mana pun, dari mulai makanannya, orang-orangnya hingga musiknya—ini yang sangat khas dan melebihi dari segala-galanya. Pada momen Agustusan tahun ini saya ikut serta membantu menjalankan kegiatan lomba yang telah dirumuskan secara matang jauh jauh hari dan maslahat oleh Karang Taruna setempat. Selama mengikuti pra kegiatan, kegiatan hingga pasca kegiatan ada tiga musik yang selalu diputar berulang-ulang, bahkan saat senam ibu-ibu setempat sebelum memulai lomba lagu lagu Tarling tersebut menjadi primadona seperti  “Juragan Empang” yang saking terkenalnya sampai di cover oleh Via Valen dan Nella Kharisma sebagai agen marketing perwakilan Jawa Tengah, lalu ada “Cibulan” dan terakhir “Lanange Jagat”—yang kalau diterjemahkan judulnya kurang lebih artinya “Bos Tambak Ikan”, “Cibulan” (sebuah kolam alami yang dihuni oleh ikan dewa di Kuningan Jawa Barat) dan “Pria Tampan” (jagat merepresentasikan ketampanan yang maksimal di dunia maupun akhirat).

Semenjak itu saya mulai mbatin—wah ini sebuah hegemoni yang membanggakan dan patut dipertahankan nih. Sejujurnya saya merasa sangat bangga sekaligus terheran-heran karena semua orang di lingkungan tempat tinggal sangat menikmati alunan nada yang “khas” dari musik Tarling Cirebonan yang diputar berulang-ulang oleh panitia sebagai pengiring srawung dan lomba selama Agustusan kemarin. Bahkan jajahan Via Valen dan Didi Kempot yang kembali naik daun pun masih tidak mempan menguasai skema musik dangdut di wilayah tiga Cirebon, sehingga musik yang konon dianggap “sakral” oleh seluruh pendengarnya dari semua penjuru tanah Pantura Cirebon ini memiliki daya tarik marketing khusus yang bisa dibilang membius dan meluluhkan.

Daya marketing apa sih sebenarnya yang mampu membranding musik yang disukai oleh semua lapisan masyarakat ini? Mumpung ingat, seketika itu juga saya mencoba merenung dan berdiskusi dalam diri melalui pergulatan yang panjang guna mengingat ngingat teori dari Kotler dan Armstrong yang pernah saya pakai sebagai bahan referensi skripsi bertahun tahun lalu itu, dan diadopsi dari buku Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen-nya Dr. Ratih. Ternyata konsep Bauran pemasaran atau Marketing Mix-lah yang menjadi hegemoni semua itu,

Mari kita simak keseruan ini, jadi saya yang agak sok tahu ini mencoba menyimpulkan dari teorinya Kotler bahwa bauran pemasaran 4P atau Marketing Mix 4P adalah penentu kesuksesan musik Tarling yang sangat egaliter ini. Bagaimana tidak, dari mulai pejabat kelurahan, driver angkot Gunung Sari-Palimanan hingga pekerja konstruksi semuanya menggemari lagu Tarling dan tanpa diduga tanpa dinyana ternyata hal ini sangat relevan. Secara singkat tools andalan orang marketing ini merupakan medium dari rencana pemasaran yang taktis dan dapat dikendalikan secara berkala tergantung dari permintaan baik produk, harga, distribusi, dan promosi yang dicampur aduk oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dari seluruh kalangan pendengarnya. Itu pengertiannya sih. hehe

Nah masuk ke P yang pertama yaitu berkaitan dengan Product. Secara komposisi nada, lagu Tarling Cirebonan sendiri selalu diawali oleh intro yang khas dan membius seperti aroma mie goreng yang memanggil manggil saat lapar tiba, salah satu contohnya adalah lagu Lanange Jagat, lagu Tarling yang bertema cinta ini membuat pendengarnya menjadi bucin yang elegan. Diawali oleh gebukan Kendang yang menghentak ditambah petikan gitar distorsi yang dibuat clean ini seakan mewakili perasaan jatuh cinta para pendengarnya sehingga mensugesti supaya tetap menjadi bucin yang elegan dan itu dibuktikan oleh liriknya yang puitis dan bermakna dalam namun tetap relevan bagi pendengar milenial di era sekarang seperti saya dan disitulah sisi nilai jual produknya. Saya yakin penggemar Via Valen atau Didi Kempot pasti langsung suka. Bahkan sekelas Djaduk Ferianto pun yang dikenal sebagai Master music Jazz dan Instrumental terpikat untuk mengaransemen lagu Tarling Cibulan yang dibawakan secara ciamik di acara Jazz Gunung tahun 2014 silam.

P yang berikutnya adalah Price atau harga. Di Cirebon sendiri sangat tidak susah mencari EO yang menjadi juragan Tarling. Di lingkungan kompleks saya saja—Perumahan Indogriya, Klangenan, Cirebon) terdapat 3 orang pengusaha. Otomatis dari segi harga juga bersaing dan bisa dinego HT alias harga tetangga pastinya terjangkau dan berkualitas.

P berikutnya adalah Place atau tempat. Gampangnya place adalah alur distribusi. Penyebaran yang begitu massive di tanah Cirebon dan sekitarnya membuat semua orang dapat menikmati musik Tarling ini di mana pun dan kapan pun, di dalam angkot, di dalam becak, berjalan di pasar—kedai kaset seharga 5 ribuan selalu jadi panggung Tarling portable dadakan—dan driver-driver truk yang lalu lalang membuat akses penyebarannya begitu kuat.

Baca Juga:

Taman Krucuk Cirebon Lebih Cocok Disebut Kuburan ketimbang Taman

Pungli di Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Adalah Bentuk Kebobrokan Pemerintah Daerah

P selanjutnya masih berkaitan dengan P sebelumnya yaitu Promotion. Sepertinya seluruh medium bisa jadi saluran promosi mereka. Bahkan dahulu ketika internet belum massive kekuatan word of mouth jadi jawaban. Orang-orang Cirebon biasanya mengamati mana Tarling yang berkualitas mana yang tidak. Cirinya yang paling tampak adalah banyaknya fill in Koplo pada gebukan Kendang dan kekomunikatifan dari penyanyinya. Ada yang selalu saya ingat yaitu Kuntring dan Wa Goblag. Kekuatan mereka di jokes-jokesnya yang elegan dan mampu memancing gelak tawa.

Semoga analisis ini mampu mempertahankan geliat musik Tarling Cirebonan yang membuatnya terus berekspansi ke segala penjuru tanah air kita, membawa semangat kemerdekaan yang selalu dijunjung tinggi para pendegarnya secara egaliter. Salam Tarlingan! (*)

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 4 Februari 2022 oleh

Tags: cirebongitar dan sulingKearifan Lokalkebudayaan lokalMusiktarling
Nurul Diva Kautsar

Nurul Diva Kautsar

Kuli tinta kontemporer yang tak ingin tinggalkan Jogja.

ArtikelTerkait

Tenang, Setiap Masalah Member dan Staf JKT48 Pasti Ada Jalan Keluarnya terminal mojok.co

Tenang, Setiap Masalah Member dan Staf JKT48 Pasti Ada Jalan Keluarnya

13 November 2020
depresi dengerin lagu hindia secukupnya bisa sembuh .feast milenial problem mojok

Baskara ‘Hindia’ Putra dan Lagu-lagunya yang Diklaim Menyembuhkan Depresi

10 April 2020
Pengguna Angkot Bandung Perlu Lebih Proaktif, Jangan Acuh Tak Acuh, dong! terminal mojok.co

Daftar Playlist Musik Angkot Bandar Lampung yang Selalu Terngiang

4 November 2020
ronda malam

Mempertahankan Siskamling: Saat Ini Ronda Malam Masih Ada Atau Tidak, Sih?

22 Agustus 2019
Mall Indramayu Bikin Warganya Nggak Minder Lagi Dibandingkan dengan Cirebon Mojok.co

Mall Indramayu Bikin Warganya Nggak Minder Lagi Dibandingkan dengan Cirebon

22 Maret 2025
Selera Musik Berhenti Berkembang, Tanda Kita Terlalu Sibuk Menjadi Orang Dewasa? Mojok

Selera Musik Berhenti Berkembang, Tanda Kita Terlalu Sibuk Menjadi Orang Dewasa?

13 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.