Proses berpikir sering kali diartikan sebagai proses yang mendayagunakan otak secara maksimal dengan berbagai prosedur ilmiah agar tidak sesat menyimpang dan sesuai kaidah. Proses mencari inspirasi pun terasa begitu sulit dan seolah butuh ritual khusus.
Terdengar ribet? Sebenarnya berpikir itu mudah-mudah saja, selama otak kita masih bisa digunakan dan memiliki jiwa yang waras, niscaya hal tersebut (berpikir) dapat terlaksana. Meskipun hasil buah pikiran kita kadang tidak ilmiah-ilmiah banget atau cuma mengendap di kepala, tanpa ada realisasi, berpikir tetap perlu dilakukan.
Berpikir sendiri sering kali dipantik oleh hal-hal yang sederhana dan berada di sekitar kehidupan kita, mulai dari yang skalanya receh seperti mempertanyakan kenapa remot tivi selalu hilang kalau dicari atau ke hal-hal yang bobotnya lebih berat seperti memikirkan mengapa Harun Masiku masih dicari, ups….
Pada dasarnya pikiran atau pemikiran lahir bukan hanya karena otak kita dapat bekerja dengan baik dan menggunakan perangkat ilmiah yang tersedia (logika).
Selain itu, ada beberapa kondisi dan situasi yang menyebabkan kita dapat berpikir dengan hikmat, seperti situasi yang tenang, sunyi, sejuk dan sedikit bau seperti di WC. WC kerap kali menjadi tempat yang paripurna dalam melakukan aktivitas berpikir dan mencari inspirasi.
Namun, dampak yang ditimbulkan akibat terlalu lama di WC kadang meresahkan individu yang bersangkutan. Dari dituduh merokok di WC sampai dikira melakukan olahraga lima jari.
Maka agar terhindar dari fitnah-fitnah keji seperti itu, saya ada beberapa saran tempat yang cocok buat berpikir secara hikmat dan tempat mencari inspirasi yang pokoknya lebih baik daripada nongkrong di WC.
#1 Angkutan umum
Panas, gerah, sumpek, dan berbagai macam keluh kesah para pengguna angkutan umum sebenarnya menandakan ketidakcocokan dalam melakukan aktivitas berpikir dan mencari inspirasi.
Asumsi-asumsi seperti itu keliru menurut saya, sebab nggak semua angkutan umum bercirikan seperti di atas, banyak kok yang lebih buruk dan lebih baik. Selanjutnya, konteks sosial di angkutan umum sering kali memicu orang untuk berpikir lebih jauh.
Contohnya, ketika menaiki sebuah angkot dengan jarak tempuh sekian kilometer dan saling hadap-hadapan dengan penumpang lain, sesekali menolehlah ke jendela. Dari sini kita bisa melihat berbagai fenomena sosial maupun kultural yang terjadi selama di angkot.
Angkot seakan “memaksa” individu untuk berpikir melalui apa yang dilihat dan ditangkap selama perjalanan. Dan saya rasa, angkot bisa menjadi sarana perjalanan intelektual seseorang di masa kini maupun yang akan datang.
#2 Ruang terbuka hijau
Sering kali disingkat dengan RTH. Apabila saran pertama tadi identik dengan sebuah kontradiksi suasana berpikir yang syahdu nan tenang ala WC rumah sendiri, kali ini berbeda.
Barangkali RTH adalah jawaban dari itu. Kadang dalam proses berpikir di WC, kita jenuh dengan keadaan ruangan yang tertutup dan sumpek. Sedangkan RTH menawarkan sesuatu yang WC tidak bisa lakukan. Keterbukaan dan suasana nan asri.
Betapa jernihnya sebuah aktivitas berpikir apabila ditautkan dengan keadaan harmonis seperti RTH, yang selama ini menjadi kelemahan WC sebagai tempat menalar. Namun, WC memiliki keunggulan tak terelakkan dibanding RTH, yaitu jumlah.
#3 Kamar mayat
Bukan orang sembarangan yang bisa memasuki ruangan ini. Ruang yang sering dijadikan sebagai objek horor di film-film. Apalagi dengan alasan mau masuk hanya untuk berpikir dan mencari inspirasi, sudah pasti anda kena cegat oleh satpam dan dicap gila.
Rekomendasi ekstrem ini kemudian saya cantumkan dalam tulisan ngalor-ngidul kali ini karena saya melihat tempat ini punya potensi besar sebagai alternatif tempat berpikir dan mencari isnpirasi.
Berbeda dengan kedua tawaran di atas, saya melihat kamar mayat tidak dari sisi ambience-nya, melainkan sisi filosofisnya. Hal inilah yang patut diulik dalam menambah dan membentuk suasana berpikir.
Kematian yang erat dengan kamar mayat memiliki dampak luar biasa dalam hemat saya ketika menjalani aktivitas berpikir.
Seakan nyeletuk dari posisi dan substansi pikiran yang dihasilkan oleh dua tempat di atas, kita lupa dengan akhirat dan terlalu fokus dengan berpikir tentang duniawi. Makanya, kamar mayat adalah sebuah solusi bagi kita untuk mengingat.
Demikian tawaran beberapa tempat berpikir dan mencari inspirasi dari saya. Semua rekomendasi ini adalah pilihan subjektif, namun patut dicoba. Saya tidak memasukkan tempat-tempat mainstream seperti Gunung, Perpustakaan, Sekolah, Laboratorium, dsb.. karena menurut saya itu sudah terlalu biasa.
BACA JUGA Cara Gampang Mendapat Ide Tulisan Bermodal Kuota 100 MB