Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Belanja Online di Marketplace Lebih Asyik daripada di Warung Tetangga karena Bikin Bahagia

Aisha Rara oleh Aisha Rara
20 Januari 2021
A A
Saya Baru Pernah Belanja Online dan Tidak Malu untuk Mulai Memahaminya mojok.co/terminal Praktik Cross-border Bisa Hancurkan UMKM Lokal, Kenapa Terus Dibiarkan? terminal mojok.co

Saya Baru Pernah Belanja Online dan Tidak Malu untuk Mulai Memahaminya mojok.co/terminal

Share on FacebookShare on Twitter

Saya agak gamang ketika kampanye “kembali belanja di warung tetangga” kerap gencar disuarakan oleh para aktivis “dakwah”. Seolah belanja di tempat lain seperti mart-mart-an, supermarket, dan bahkan belanja online melalui marketplace itu menjadi kegemaran yang dianggap aib lantaran tidak mengutamakan saudara sendiri.

Padahal bagi saya, belanja itu terkait erat dengan kegembiraan. Belanja bukan hanya sekadar aktivitas memenuhi kebutuhan harian, tetapi juga memenuhi hasrat kepuasan saat memilih, lalu membeli barang yang mungkin tidak dibutuhkan, namun kita senang karena sudah membelinya.

Jika belanja di warung tetangga, kita akan dihadapkan dengan situasi membeli barang-barang yang straight to the point dengan kebutuhan kita. Butuh garam, ya beli garam. Pengin ngemut es krim, ya beli es krim. Butuh telur, ya beli telur. Jarang sekali kita pulang membawa barang belanjaan di luar kebutuhan. Seolah kita hanya dituntut untuk memenuhi kebutuhan tanpa mengindahkan keinginan. Isi dompet aman karena tidak boros, tapi gembiranya di mana?

Beda halnya ketika berbelanja di supermarket atau belanja online melalui marketplace. Kita disuguhkan dengan aneka barang kebutuhan yang bersandingan dengan kebutuhan lainnya. Sebagai contoh, ketika butuh telur ayam, seketika kita bisa menemukan telur puyuh, telur bebek, atau telur burung unta yang dipajang satu rak bersamaan. Dan karena letak rak telur hampir selalu satu area dengan rak protein hewani lainnya, kita juga bisa menjumpai ikan-ikanan, daging-dagingan, sampai orang tua dari telur itu sendiri, yaitu ayam-ayaman. Hehehe.

Nah, yang begini ini biasanya akan menimbulkan pemikiran atau falsafah “sekalian” dalam diri kita. Butuhnya telur, tapi sekalian beli ayam buat stok. Terus lihat daging kambing lagi diskon, beli juga sekalian. Lihat daging kerbau segar, sekalian juga dibeli mumpung fresh. Lihat daging sapi cakep, dibeli juga sekalian. Dan biar praktis, kita juga biasanya sekalian membeli bumbu masakan dan makanan pendamping yang sesuai untuk menu dari bahan-bahan tersebut. Apalagi kalau lagi banyak diskonan. Bisa jadi belanja banyak, kaaan? Puas deh pokoknya.

Perkara diskon-diskonan ini kan jarang banget kita temui kalau belanja di warung tetangga. Boro-boro diskon, kadang malah harga barang bisa jadi lebih mahal. Sudahlah pilihannya sedikit, mahal lagi. Mutung saya, tuh!

Banyaknya diskon memang jadi ujian super setan bagi para penggemar belanja berfalsafah sekalian seperti saya. Perkara ini juga yang membuat saya lebih suka belanja online melalui marketplace daripada supermarket, apalagi di warung tetangga.

Bayangin, sekali buka aplikasi marketplace, kita akan disuguhkan gambar-gambar barang yang begitu menarik. Satu toko bisa menjual berbagai macam barang, meski tidak nyambung jenis dan fungsinya. Iya, saya kerap menemukan ada toko yang menjual mainan anak sambil jualan obat cina. Kalau ketemu toko daging sapi menjual ceker ayam sih biasa, lah kalau nyambi sambil jualan ban mobil gimana? Unik, kan?

Baca Juga:

Sistem COD: Menguntungkan Buyer, Merugikan Seller

4 Barang dan Jasa “Gelap” yang Tidak Pernah Saya Sangka Dijual di Facebook Marketplace

Dan hal menarik itu dilengkapi dengan adanya diskon gede-gedean yang membuat harga barang jauh lebih rendah dari harga offline. Bangsatnya lagi, marketplace sering kali menggelar undian dan memberi voucher diskon tambahan secara cuma-cuma yang pemakaiannya bisa digabungkan dengan voucher diskon dari toko. Gimana nggak tergoda?!

Sementara itu, kebijakan bebas ongkir yang diterapkan juga membuat mata saya berasa penuh bintang-bintang saat menatap barang yang ditawarkan. Bebas ongkir yang punya syarat dan ketentuan berlaku ini membuat saya dengan sukarela menambah nominal belanja demi hemat ongkir. Misalnya, saya mau beli kaus kaki seharga Rp 70 ribu di toko sport. Kaus kaki tersebut sedang diskon sampai harganya jadi Rp 48 ribu, ongkirnya Rp 9 ribu. Meski saya tahu harga pasaran kaus kaki tersebut di pasaran offline memang sekitar Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu, saya tetap memilih belanja online di marketplace. Apalagi kalau bukan karena adanya promo bebas ongkir. Hehehe~

Eh, tapi saya baru dapat promo bebas ongkir jika belanja minimal Rp 50 ribu. Wah sayang ya, tinggal tambah Rp 2 ribu. Lalu, dengan sukacita saya mencari barang untuk menggenapkan nominal belanja menjadi Rp 50 ribu. Tentu saja toko sport hampir tidak punya barang seharga Rp 2 ribu. Paling banter Rp 20 ribu. Jadilah saya ambil tali sepatu seharga Rp 20 ribu, sehingga total belanja saya Rp 68 ribu. Sudah lebih dari cukup untuk menggenapi nominal agar bebas ongkir.

Kemudian ketika saya ingin check out, pihak marketplace memberi notifikasi bahwa saya akan dapat diskon 5% jika menambah nominal belanja menjadi Rp 80 ribu. Sayang ya, tinggal tambah Rp12 ribu bisa dapat diskon lagi dan bebas ongkir. Jadilah saya cari lagi barang lain. Saya ambil topi seharga Rp 25 ribu. Total belanjaan saya jadi Rp 93 ribu. Fix, saya dapat diskon tambahan dan bebas ongkir.

Saat ingin lanjut ke pembayaran, lagi-lagi saya lihat pihak marketplace memberi keterangan bahwa saya bisa mendapat potongan diskon 7% jika menambah belanja Rp 7 ribu lagi. Tentu saja saya tertarik. Saya langsung hunting barang lagi. Kali ini saya beli bandana seharga Rp 40 ribu. Habisnya cuma itu barang termurah lain yang bisa saya temukan. Biarlah, demi dapat diskon tambahan. Jadinya total belanja saya Rp 133 ribu. Saya dikatakan akan dapat potongan harga Rp 9 ribu dan bebas ongkir Rp 9 ribu. Alhamdulillah.

Gimana? Menyenangkan, bukan?

Awalnya cuma mau beli kaus kaki, jadi ikut beli tali sepatu, topi, dan bandana. Tentu ketiga barang terakhir bukanlah barang yang saya butuhkan. Pernah membayangkan memakainya pun tidak. Wong saya jilbaban dan nggak punya sepatu yang ada talinya.

Nggak apa-apa, yang penting saya puas belanja dan gembira karena dapat diskonan dan bebas ongkir. Saya pun merasa telah begitu berjasa bagi keluarga karena berhasil membeli banyak barang dengan potongan harga lumayan. Nggak penting itu barang lagi dibutuhkan atau tidak, yang penting yakin saja bahwa suatu saat bakal terpakai. Meskipun entah kapan~

Coba kalau saya belanja di warung tetangga. Nggak bakalan saya dapat diskon berlapis dan bebas ongkir. Yang ada saya sudah keluar rumah menuju warung, pulang cuma dapat kaus kaki. Seolah perjuangan saya menembus panas terik, hujan berangin ketika keluar rumah tak berarti!

Eh, tapi bukan berarti saya bilang belanja di warung tetangga itu nggak ada enaknya, loh.

Saya tahu, asyiknya belanja di warung tetangga itu bakal terasa banget pas tanggal tua. Kita bisa dapat barang tanpa bayar. Alias ngutang dulu. Hahaha. Ngutang di warung tetangga itu lebih bermartabat daripada ngutang pake kartu kredit di marketplace. Kalau telat bayar kita nggak kena denda. Kalau lama nggak bayar-bayar pun masih bisa kita atasi dengan kata maaf dan senyum.

Coba kalau ngutang di marketplace nggak bayar-bayar? Mungkin akses belanjamu sudah dibanned, rumahmu sudah didatangi debt collector, dan semua nomor kontakmu dikirimi pesan kalau kamu nunggak utang. Malunya lebih dari sekampung. Hiks~

Tapi, kan kalau cuma soal ngutang saja bisa lah kita atur. Yang jelas, belanja itu tidak melulu urusan praktis membeli sesuatu. Ada sisi-sisi lain yang kadang diabaikan oleh para aktivis itu.

Jadi, mbok ya jangan galak-galak kalau kampanye “kembali belanja ke warung tetangga”. Mending coba pahami perasaan ibu rumah tangga seperti saya yang menjadikan belanja bukan sekadar belanja, tapi merupakan kegiatan tersendiri yang bikin bahagia. Gitu, Bang Jago!

BACA JUGA Kejanggalan Grab Toko yang Mengarah pada Penipuan Online dan Harusnya Disadari Konsumen dan tulisan Aisha Rara lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: Belanja onlinemarketplace
Aisha Rara

Aisha Rara

Ibu-Ibu Galak tapi cengeng

ArtikelTerkait

Afiliator Marketplace di Twitter Nge-share Link Dapat Cuan, tapi Ganggu Kenyamanan Orang Terminal Mojok

Afiliator Marketplace di Twitter: Share Link Dapat Cuan, tapi Ganggu Kenyamanan Orang

28 September 2022
Sistem COD di Marketplace Itu Ngerugiin Kurir dan Perlu Dipikir Ulang, deh! terminal mojok.co

Sistem COD di Marketplace Itu Ngerugiin Kurir dan Perlu Dipikir Ulang, deh!

17 Mei 2021
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China, Bukan Hanya Belanja Barang Impor dari Mr. Hu terminal mojok.co Digitalisasi Usaha Terbukti Selamatkan UMKM, Ini Tipsnya Agar Bisnis Lancar

Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China, Bukan Hanya Belanja Barang Impor dari Mr. Hu

4 Maret 2021
5 Dosa Shopee Affiliator di Twitter Terminal Mojok

5 Dosa Shopee Affiliator di Twitter

13 Desember 2022
Aplikasi Shopee: Marketplace yang Krisis Identitas terminal mojok.co

Aplikasi Shopee: Marketplace yang Krisis Identitas

11 Agustus 2021
COD Marketplace Sekarang Nyusahin, Mending Hilangkan Aja

COD Marketplace Sekarang Nyusahin, Mending Hilangkan Aja

4 Februari 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.