Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kuba Adalah Jalan Keluar untuk Calon Mahasiswa yang Memimpikan Fakultas Kedokteran

Adi Sutakwa oleh Adi Sutakwa
11 Januari 2021
A A
fakultas kedokteran dokter apoteker diagnosis dadakan mojok

fakultas kedokteran dokter apoteker diagnosis dadakan mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Saya sedikit banyak turut merasakan hectic-nya adik ipar yang sedang galau menentukan jurusan kuliah. Dan tentu saja, seperti pada pemuda daerah pada umumnya, nafsu untuk melampiaskan gengsi agar diterima di fakultas kedokteran tetaplah besar. Tentu saja persaingannya nggak kalah mengerikan meskipun di tengah masa-masa corona. Oleh karenanya, kalaupun nanti pada akhirnya gagal masuk fakultas kedokteran di Indonesia, saya sarankan mending kuliah di fakultas kedokteran di Kuba saja.

Banyak alasan kuat mengapa Kuba pantas menjadi destinasi para lulusan SMA yang memiliki niat luhur menembus jalur sains yang nggak mudah, plus biaya kuliah yang tidak sedikit. Adanya corona kayaknya nggak bakal memutus rantai yang besar, panjang, dan kuat atas nama prestise anak sekolahan yang akhirnya baru lepas dari bangku SMA. Saya akan beberkan satu per satu alasannya, mengapa Kuba pantas jadi tujuan utama dalam menempuh pendidikan di fakultas kedokteran.

Setelah saya cukup mengorek bermacam informasi tentang kualitas dokter dan sistem kesehatan di Kuba, saya sampai pada satu kesimpulan kalau diberi pilihan vaksin covid antara Kuba, China, dan Amerika, pilihan saya akan jatuh kepada Kuba. Dan untunglah Kuba memang sudah menjalankan peran kemanusian memulai riset vaksin corona, dengan sangat hati-hati. Meskipun katanya, paling cepat baru akan selesai bersamaan dengan tahun terakhir masa jabatan Jokowi nanti.

Kembali pada persoalan jurusan kuliah, terutama berfokus pada pertanyaan, apa hebatnya kualitas tenaga kesehatan Kuba sehingga pantas dijadikan rujukan untuk kuliah kedokteran? Mari tengok kembali sejarah empat dekade lebih ke belakang, ketika pada 1980 saat terjadi embargo dari Amerika. Kuba justru memulai perkembangan riset bioteknologi pada masa-masa sulit itu, Fidel Castro mendukung berdirinya berbagai lembaga riset dalam negeri.

Sejak saat itulah Kuba dikenal sebagai eksportir vaksin untuk negara-negara berkembang, termasuk di antaranya vaksin meningitis dan hepatitis B. Selain ekspor vaksin, Kuba juga dikenal sebagai “eksportir” dokter dalam misi kemanusiaan di luar negeri, bahkan sejak 1959, masa awal kepemimpinan Fidel Castro. Kebiasaan ekspor dokter inilah yang disebut penyumbang devisa tertinggi Kuba.

Bahkan para dokter Kuba telah diakui dan dipuji secara internasional setelah menunjukkan komitmen tingkat tinggi saat gempa di Haiti tahun 2010 dan wabah ebola di Afrika Barat tahun 2014. Setelah saya renungkan ulang, banyaknya profesi dokter di suatu negara, berbanding lurus dengan tingkat pendidikan negara tersebut. Barangkali itu yang membuat angka harapan hidup rakyat Kuba di angka 77 tahun pada laki-laki, dan 81 tahun pada perempuan, kalah tipis dari Inggris (79 tahun laki-laki, 83 tahun perempuan).

Harapan hidup tentu saja memiliki kaitan yang erat dengan tingkat pendidikan, penghasilan, dan tentu saja kesehatan seseorang, hal itu adalah logika yang jamak. Meskipun demikian, di balik segala data glorifikasi kehebatan dokter Kuba, selalu ada suara sumbang pada otoritas sosialis dan komunis Kuba. Laporan tentang skema “menjual” dokter ke luar negeri dan sangkaan “modern slavery” atau “human trafficking” sudah jadi gunjingan jamak tentang sistem pengiriman dokter Kuba ke luar negeri.

Toh lebih banyak berita lain yang melaporkan tentang suksesnya sistem pendidikan dokter di Kuba. Misalnya soal kampus medis terbesar di dunia, Latin American School of Medicine (ELAM) di Kuba, dikenal sebagai penyedia jasa pendidikan kedokteran gratis untuk mahasiswa dari seluruh dunia. Hal itulah yang mendasari tingginya rasio dokter Kuba sedunia. Kuba memiliki rasio dokter sebesar 8,2 dokter per seribu orang, tiga kali lipat dibandingkan Amerika Serikat yang hanya mencapai rasio 2,4.

Baca Juga:

Saya Lebih Percaya Dokter Tirta daripada Influencer Kesehatan Lainnya, To The Point, dan Walk The Talk!

Promosi Kesehatan: Jurusan Underrated yang Dianggap Cuma Sales, padahal Garda Terdepan Kesehatan Rakyat

Artinya, keseriusan Kuba dalam mencetak masyarakat yang well educated lewat pendidikan bidang kedokteran tidak bisa dibilang main-main. Dan meremehkan Kuba yang luasnya hanya sedikit lebih kecil dibandingkan pulau Jawa, dengan penduduk seperduabelas populasi pulau Jawa, adalah keputusan yang salah. Negara di kawasan Amerika Utara ini jelas lebih superior ketimbang Indonesia yang dikatakan memiliki sistem kesehatan terendah di Asia Tenggara.

Jadi, masih bingung memilih mau kuliah kedokteran di Depok, Jogja, atau di kampus-kampus Indonesia lainnya? Saran saya sih mending kuliah di Kuba saja, selain tentu saja bisa sambil ngudud cerutu asli Kuba yang katanya paling mahal, nggak khawatir lagi dengan ancaman beragam masalah kesehatan yang ditimbulkan. Wong kesehatan di Kuba terjamin dan berkualitas tinggi dengan dokter-dokter paling ahli kok. 

BACA JUGA Panduan Misuh Bahasa Jepang biar Kamu Bisa Sekuat Tokoh Anime dan tulisan Adi Sutakwa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Maret 2021 oleh

Tags: fakultas kedokteranfidel castroKesehatankuba
Adi Sutakwa

Adi Sutakwa

Kelas pekerja dari Pemalang yang menghabiskan separuh hidupnya sebagai perantau di Solo, Jogja, Jakarta, dan Serang. Kritis pada isu pangan, industri, pendidikan, politik, sepakbola, seni, hingga animanga.

ArtikelTerkait

olahraga

Olahraga itu Kebutuhan, Bukan Cuma Hobi

4 Agustus 2019
probiotik

Antibiotik dan Probiotik: Apa Bedanya?

30 Agustus 2019
6 Pengobatan Alami ala Orang Indonesia terminal mojok

6 Pengobatan Alami ala Orang Indonesia

10 Oktober 2021
Meme “Kerja, Kerja, Kerja, Tipes” Itu Sesat, Tidak Sepenuhnya Benar Mojok.co

Meme “Kerja, Kerja, Kerja, Tipes” Itu Sesat, Tidak Sepenuhnya Benar

26 Januari 2024
Mulai Sekarang Jangan Ragu Posting Foto Selfie Sambil Senyum Lebar Tampak Gigi terminal mojok

Mulai Sekarang Jangan Ragu Posting Foto Selfie dengan Senyum Lebar Tampak Gigi!

5 September 2021
Sabun Cuci Tangan yang Dicampuri Air Mencerminkan Betapa Pelitnya Orang-orang terminal mojok.co

Sabun Cuci Tangan yang Dicampuri Air Mencerminkan betapa Pelitnya Orang-orang

24 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.