Saya percaya kalau semua orang Indonesia punya semacam insting khusus untuk mendeteksi warung nasi Padang yang enak. Bukan lewat aplikasi, bukan juga lewat review orang di internet.
Insting itu biasanya bekerja begitu mata melihat papan nama bertuliskan “RM Padang” di pinggir jalan. Tapi tentu saja, insting itu butuh latihan, dan yang paling menentukan tentu saja pengalaman.
Semakin sering kita mampir ke warung nasi Padang, semakin tajam radar itu membaca. Mana yang sekadar numpang nama aja dan yang rasanya juara.
Bagi saya pribadi, ada beberapa ciri warung nasi Padang yang bikin yakin makanannya enak. Sebagian mungkin sepele, tapi kalau diamati lebih jauh, masuk akal juga. Bahkan, ada momen di mana ciri-ciri itu bisa jadi penentu apakah saya akan berhenti atau lanjut cari rumah makan lain.
#1 Suasana warung nasi Padang yang terang, bukan gelap
Saya agak curiga sama warung nasi Padang yang ruangannya gelap. Entah karena pencahayaannya minim atau lampunya temaram kayak warung kopi.
Warung nasi Padang yang enak biasanya terang, jelas kelihatan nasi mengepul, rendang tersusun di etalase, sampai daun singkong rebus yang warnanya masih segar. Pencahayaan terang itu penting karena bikin kita merasa yakin sama kualitas masakan. Kalau gelap, siapa tahu ayam pop yang disajikan udah tiga kali masuk keluar kulkas.
Terang di sini bukan berarti norak pakai lampu neon biru kayak diskotik murahan. Terang yang saya maksud ya, natural saja. Bahkan kalau rumah makan itu punya jendela besar dengan sinar matahari masuk, suasana langsung terasa lebih bersih.
#2 Warung nasi Padang yang pakai es batu kristal bolong tengah
Ciri berikutnya ini agak kocak, tapi siapa pun yang sering nongkrong di warung nasi Padang pasti paham. Es batu kristal dengan lubang di tengahnya itu semacam indikator kalau rumah makan ini serius melayani pelanggan dan rasanya nampol.
Es batu model begitu biasanya bukan bikinan sendiri, tapi pesan dari supplier khusus. Artinya, ada effort. Karena kalau sekadar bikin es balok trus dipukul-pukul sendiri, hasilnya bisa keruh, kasar, dan cepat cair.
Minum es teh atau es jeruk pakai es batu kristal itu rasanya lebih segar. Entah sugesti atau memang karena bentuknya yang berongga bikin dingin lebih merata. Pokoknya kalau saya lihat es batu kristal, saya langsung percaya bahwa dapurnya dikelola dengan niat, bukan asal-asalan.
#3 Rendang gelap, bukan cokelat biasa
Saya juga pegang prinsip kalau rendang warnanya masih cokelat muda, itu berarti masih tahap kalio. Rendang sejati harus gelap, pekat, bahkan cenderung hitam.
Semakin lama dimasak, semakin nendang rasa bumbunya. Jadi kalau ketemu warung nasi Padang yang jual rendang masih setengah matang tampilannya, saya langsung mikir dua kali.
Buat saya, rendang gelap itu semacam jaminan mutu. Teksturnya lebih padat, bumbu meresap sampai ke dalam daging. Bahkan kalau disimpan sampai besok pun tetap enak, malah kadang tambah mantap.
#4 Kertas bungkus ada branding warung nasi Padang
Satu lagi ciri yang saya suka, yaitu kertas bungkusnya punya identitas. Ada nama warung nasi Padang, entah dicetak sederhana atau agak mewah. Itu tandanya pemiliknya percaya diri sama masakan mereka.
Mereka ingin pelanggan ingat, bahkan setelah makanannya habis, masih ada tulisan besar di kertas bungkus yang bisa bikin orang bilang “Wah, tadi aku makan di Rumah Makan Sederhana Jaya Minang. Enak banget.”
Bungkus polos sih nggak masalah, tapi kalau ada branding, itu seperti tanda tangan yang menunjukkan warung nasi Padang itu enak. Apalagi kalau kertasnya wangi tinta baru, biasanya menambah selera.
Baca halaman selanjutnya: tunjang, wastafel, dan pelayan yang sigap
#5 Ada menu tambo su dan tunjang
Ciri lain yang bikin saya percaya warung nasi Padang itu berkualitas adalah ketersediaan menu yang jarang ada di tempat lain. Misalnya tambo su, yakni olahan yang dimasak pedas dengan bumbu khas. Atau tunjang, kikil sapi dengan kuah gulai kental. Kalau dua menu ini ada, artinya dapurnya berani eksplorasi dan tidak cuma main aman dengan ayam goreng, ayam balado, atau rendang.
Menu unik seperti ini biasanya bikin kita betah balik lagi. Ya karena nggak semua warung nasi Padang berani ribet masak tambo su dan tunjang. Jadi begitu saya lihat ada daftar menu lengkap, saya langsung yakin ini bukan rumah makan asal-asalan.
#6 Warung nasi Padang yang punya wastafel
Ciri yang satu ini memang kedengarannya sepele, tapi wastafel itu penting. Bukan cuma buat cuci tangan sebelum makan, tapi juga menunjukkan kalau rumah makan peduli kebersihan.
Saya sering mendapati warung nasi Padang yang nggak ada wastafel, akhirnya kita harus masuk dapur minta air atau pakai botol minum sendiri. Itu ribet, apalagi kalau kita tipe makan pakai tangan.
Wastafel dengan aliran air lancar, sabun yang tersedia, bahkan kadang ada tisu. Itu semua ciri kalau rumah makan ini niat memberi kenyamanan. Kalau sampai hal kecil begini saja diperhatikan, apalagi urusan rasa masakan.
#7 Etalase penuh, tidak kosong
Warung nasi Padang yang enak biasanya punya etalase yang ramai asal bukan mendekati jam tutup. Banyak pilihan lauk, tersusun rapi, bahkan sekadar melihatnya saja bikin ngiler.
Kalau etalasenya kosong atau lauk cuma tinggal dua tiga macam, biasanya saya mundur. Karena etalase yang penuh menandakan masakan selalu baru, stok segar, dan rumah makan itu laku.
Ada kepuasan tersendiri melihat deretan lauk dari dendeng balado, ayam gulai, rendang, perkedel, sampai sambal hijau segar. Itu semua bikin kita merasa punya kuasa memilih. Semacam surga kecil untuk perut lapar.
#8 Pelayan yang sigap
Warung nasi Padang enak biasanya punya pelayan yang gercep. Begitu kita duduk, langsung datang dengan setumpuk piring kecil lauk pauk.
Nggak nunggu lama, nasi putih pun sudah ditaruh di piring, mengepul dengan sendok yang menancap tegak di atasnya. Saya pernah masuk warung nasi Padang yang pelayannya lambat, akhirnya mood makan jadi turun. Padahal, esensi rumah makan Padang itu salah satunya ada pada kecepatan.
Pelayan yang sigap, juga biasanya ramah. Mereka tahu nama lauk, bisa jelaskan kalau kita tanya, bahkan kadang bisa kasih rekomendasi. Interaksi kecil itu bikin kita makin percaya sama masakan yang disajikan.
#9 Warung nasi Padang yang punya sambal hijau selalu segar
Satu lagi yang penting adalah sambal hijau. Kalau sambalnya kusam, minyaknya kebanyakan, atau rasanya hambar, itu pertanda dapur kurang serius.
Sambal hijau yang segar warnanya cerah, aromanya harum, dan pedasnya nagih. Saya percaya kualitas sambal hijau adalah barometer sebuah warung nasi Padang. Karena meski lauknya enak, kalau sambalnya payah, sensasi makannya ya jelas kurang lengkap.
Akhir kata
Mungkin, bagi sebagian orang, ciri-ciri ini terlalu ribet. Ada yang bilang makan ya makan saja, nggak usah terlalu detail.
Tapi, justru di detail itulah letak kenikmatan warung nasi Padang. Semua itu jadi semacam kode rahasia yang hanya bisa dibaca oleh lidah yang sudah terbiasa. Dan begitu kita pulang, biasanya sudah ada janji diam-diam di dalam hati, “Besok aku bakal balik lagi, deh.”
Penulis: Budi
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 5 Penanda Warung Nasi Padang Asli dan Palsu Menurut Para Pedagang dari Minang
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
