8 Penyakit iPhone yang Bikin Penggunanya Mengumpat

8 Penyakit iPhone yang Bikin Penggunanya Mengumpat Terminal Mojok

8 Penyakit iPhone yang Bikin Penggunanya Mengumpat (Unsplash.com)

Sepuluh tahun lalu saya memutuskan beralih dari Samsung ke iPhone bukan karena saya tertarik dengan kecanggihannya atau menganggap smartphone satu ini keren, melainkan karena kebetulan laptop saya adalah MacBook. Beralih ke iPhone memudahkan saya untuk memindahkan data ke laptop dan memanfaatkan banyak fitur lain karena keduanya berasal dari satu ekosistem yang sama, Apple.

IPhone pertama saya adalah seri 4 yang bentuknya masih kotak kaku (model yang sekarang kembali diterapkan pada iPhone 14). Jujur saja, HP ini cukup membuat saya jatuh cinta. Dibandingkan HP Samsung milik saya yang sebelumnya, waktu itu iPhone memiliki layar sentuh yang lebih responsif, suara yang lebih jernih, kamera yang lebih natural, security system yang oke punya, dan bodi yang kokoh. Sampai sekarang, iPhone 4 milik saya masih tersimpan dengan baik.

Meskipun saya cukup mencintai iPhone—sejak tahun 2012 hingga hari ini saya nggak berganti ke smartphone merek lain—bukan berarti iPhone sempurna. Namanya juga produk buatan manusia, ada saja masalah smartphone satu ini yang kadang sampai bikin penggunanya misuh-misuh. Melalui tulisan ini, izinkan saya merangkum “penyakit” iPhone yang paling sering dikeluhkan orang sekaligus curhatan saya sebagai penggunanya selama ini.

#1 Charger mudah rusak

Sudah sejak zaman Steve Jobs masih hidup sampai blio meninggal, charger iPhone, terutama kabelnya, gampang banget rusak meskipun kita membeli yang ori di iBox. Kalau pakai charger asli yang kita dapat saat membeli unit baru, aduh, dalam setahun sudah pasti ganti berkali-kali. Dan percaya atau nggak, ini berlaku untuk semua seri iPhone yang pernah saya miliki dari iPhone 4 sampai 12 Pro.

Saking mudahnya rusak, saya sampai curiga Apple sengaja membuat charger ringkih biar kita membelinya terus. Nggak masalah kalau misalnya harga charger-nya murah, ha ini mahal, lho, nggak cukup bawa uang Rp100 ribu. Solusi buat para pengguna ya beli merek lain yang sudah lolos uji kelayakan Apple—memiliki sertifikasi MFI (Made For iPhone)—seperti Anker MFI, Aukey, atau Baseus.

Masalah lainnya adalah charger-nya tipe C dari zaman purba sampai hari ini. Pokoknya sejak dulu selalu saja colokannya beda sendiri dibandingkan HP lain. Jadi agak merepotkan kalau dalam kondisi kepepet, soalnya nggak bisa pinjem charger ke orang lain kecuali sesama pengguna iPhone. Juengkelno, kok.

#2 Battery health

Seingat saya, iPhone punya fitur battery health sejak iOS 16 atau ketika seri 6S dirilis. Fungsinya sebenarnya bagus, yakni memberi tahu pengguna kondisi baterainya. Namun sejak ada fitur ini, saya jadi notice kalau baterai iPhone tuh nggak awet-awet banget, Gaes.

Meskipun ketika masih baru cukup awet, battery health iPhone berangsur-angsur akan turun. Ya memang wajar sih, kan dipakai setiap hari, jelas bakal mengalami penurunan. Tapi, baterai punya Apple memang cepat banget drop kalau nggak dirawat dengan baik sejak hari pertama kita membelinya.

Berdasarkan pengalaman pribadi, kalau mau baterai iPhone berumur panjang, ada dua hal utama yang perlu dilakukan. Pertama, pastikan charger yang kita gunakan ori atau berkualitas. Kedua, jangan sering ngecas sampai full dan jangan tunggu baterai habis baru dicas. Apple menyarankan idealnya kita mencabut charger dalam posisi baterai terisi 80%-90% dan segera mengecas ketika baterai menyentuh angka 15%-20%. Di luar soal maintenance, pastikan kalian menonaktifkan aplikasi yang nggak digunakan biar baterai nggak boros, ya.

#3 Overheat

Masalah lain yang sering dialami iPhone adalah overheat atau tiba-tiba panas berlebihan sampai nggak nyaman dipegang. Ada beberapa kemungkinan penyebab overheat ini. Pertama, jika overheat saat HP sedang dicas, mungkin karena kabel dan kepala charger-nya nggak sesuai dengan standar Apple. Kedua, mungkin saja kita terlalu banyak menggunakan atau membuka aplikasi secara bersamaan sehingga HP tiba-tiba overheat. Kalau iPhone kalian sudah sering overheat, setelahnya biasanya akan muncul penyakit lain, yaitu battery health-nya cepat drop. Ketika overheat dan digunakan main gim, sudah pasti fps drop pula.

Overheat ini jadi penyakit bebuyutan iPhone. Kabarnya sih Apple memperbaiki sistem cooling-nya pada iPhone generasi 13 agar bisa meminimalisir masalah overheat ini. Sayangnya, HP saya masih generasi 12, Rek, jadi belum tahu apakah teknologi sistem cooling iPhone 13 ke atas sudah lebih baik atau sama saja.

#4 Stuck logo Apple

Penyakit yang nggak kalah sering terjadi adalah stuck logo Apple—kita nggak bisa masuk ke home button atau ke perangkat iPhone. Penyakit ini nggak hanya dialami iPhone versi lama, versi baru pun nggak bebas dari penyakit stuck logo Apple.

Ada beberapa penyebab stuck logo Apple ini, di antaranya karena hardware-nya rusak, sistem operasi  gagal, atau mungkin iPhone pernah di-jailbreak. Penting juga memastikan sinyal WiFi stabil saat upgrade iOS. Sebab, dulu iPhone 8 saya pernah stuck logo Apple karena tiba-tiba WiFi-nya mati saat sedang upgrade iOS. Jika sudah seperti itu, kita bisa force restart atau melakukan restore menggunakan recovery mode. Kalau masih nggak bisa juga, ya bawa langsung ke service center iBox. Dan biasanya kalau harus diservis, siapkan sejumlah dana yang cukup bikin kita misuh-misuh.

#5 Sinyal hilang

Kalau iPhone milik kalian dari luar negeri lalu saat dipakai di Indonesia sinyalnya tiba-tiba hilang, sudah jelas masalahnya karena IMEI-nya terblokir. Namun, sebelum pemerintah gencar menyuruh kita mendaftarkan IMEI, iPhone memang punya masalah sinyal yang tiba-tiba hilang, utamanya pada iPhone generasi 8 dan X. Jika HP-mu tiba-tiba hilang sinyal padahal sudah terdaftar IMEI-nya, coba aktifkan mode pesawat beberapa saat lalu matikan.

#6 IC audio rusak

Sound notif pada iPhone juga sering tiba-tiba suaranya keras dan cempreng. Biasanya ini terjadi ketika kita sedang mengetik dan secara bersamaan ada banyak notifikasi masuk. Meskipun terkesan sepele, hal ini cukup menjengkelkan, ygy. HP mahal kok ndadakno suaranya melengking. Hadeh.

Jujurly, IC audio iPhone juga mudah rusak, terutama seri 7 dan 8. Jadi, kalau saat dipakai teleponan dan penerima nggak mendengar suara kita, suara audionya cempreng, atau ketika merekam video malah nggak ada suaranya, itu adalah tanda-tanda IC audio kita rusak. Segera ganti dan banyak-banyak bersabar saja karena harganya nggak murah.

#7 Storage tiba-tiba membengkak

Storage iPhone juga sering tiba-tiba membengkak tanpa sebab. Meskipun kita sudah menghapus aplikasi, foto, atau video, tetap saja storage-nya penuh, dan ini nyebelin. Kalau sudah seperti ini biasanya nggak ada solusi lain selain me-restore iPhone. Tapi jangan nangis kalau waktu di-restore data yang nggak ter-backup di iCloud bakal hilang.

#8 Face ID nggak bisa digunakan

Penyakit terakhir ini saya alami beberapa waktu lalu. Jadi setelah meng-update iOS 16 tiba-tiba Face ID-nya nggak berfungsi. Menurut mas-mas tukang servis di iBox yang saya datangi, masalah tersebut terjadi lantaran ketika saya update iOS jaringannya nggak stabil sehingga ada sistem yang gagal update. Solusinya adalah dengan meng-update ulang atau restore.

Nah, itulah beberapa penyakit yang umumnya kita jumpai pada iPhone selain penyakit utamanya, yaitu harganya mahal banget. Kalau Tim Cook membaca tulisan ini, please lah sesekali turunin harga iPhone. Sudah harganya makin mahal, eh, aksesori kayak headset mosok dihilangkan.

Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Karakter Orang yang Nggak Cocok Pakai iPhone.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version