7 Merek Rokok Ilegal Ternama yang Jangan Pernah Kamu Beli  

Rokok Luffman: Rokok Ilegal yang Katanya Mirip Marlboro Merah, Aslinya Bikin Muntah merek rokok ilegal

Rokok Luffman: Rokok Ilegal yang Katanya Mirip Marlboro Merah, Aslinya Bikin Muntah (Pixabay.com)

Apa akibat paling nyata dari semakin mahalnya harga rokok? Jumlah perokok akan turun? Tidak. Pendapatan pajak dari rokok juga akan turun drastis? Tidak juga. Akibat paling nyata dari semakin mahalnya harga rokok adalah munculnya banyak rokok ilegal alias rokok tanpa cukai.

Harga rokok yang semakin mahal memang kerap membuat para perokok pusing. Bayangkan saja, kenaikan harga rokok kadang terlalu mencekik, dan bisa terjadi dalam dua sampai tiga kali setahun. Menyikapi situasi ini, cukup banyak perokok yang akhirnya beralih ke rokok yang lebih murah. Misalnya perokok Gudang Garam Surya yang beralih ke rokok Gajah Baru yang lebih murah. Tapi, banyak juga yang akhirnya beralih ke rokok ilegal.

Bagaimanapun juga, rokok ilegal tidak bisa dibenarkan. Tidak ada yang sepakat dengan rokok ilegal. Saya, kamu, kalian, dan para perokok lainnya juga berada di barisan yang sama, barisan yang menolak beredarnya rokok ilegal. Tapi, kita semua juga paham bahwa banyak masyarakat yang tidak punya pilihan lain menyikapi naiknya harga rokok ini. Keputusan mereka memilih rokok ilegal juga tidak bisa sepenuhnya disalahkan.

Maka dari itu, saya akan coba berikan daftar merek rokok ilegal yang mungkin namanya sudah kondang, yang sebaiknya jangan dibeli. Tentunya dengan berbagai macam alasan. Selain karena agar keberadaan rokok ilegal tidak semakin merajalela, rokok-rokok ilegal ini juga rasanya tidak seenak rokok-rokok legal. Apa saja merek rokok-rokok ilegal yang sebaiknya tidak kamu beli, simak di bawah ini.

Merek rokok ilegal pertama, G.A (Menthol dan Bold)

Mirip rokok LA Menthol dan LA Bold. Itulah yang bisa disimpulkan dari rokok ilegal merek G.A ini. Semuanya mirip. Bentuknya mirip, panjangnya mirip, gaya desain font-nya juga mirip. Yang berbeda tentunya nama merek (dari LA ke G.A).

Rasanya pun berbeda. Kalau rokok LA, baik yang menthol atau yang Bold itu punya rasa yang mild, agak halus, rokok G.A juga masih di level iu. Bedanya, G.A ini bikin tenggorokan gatal. Kalau kata orang Jawa, rokok G.A ini bikin serik di tenggorokan. Satu batang masih oke lah, Tapi kalau lebih, jangan harap tenggorokanmu selamat. Mending jangan dibeli, walau harga per bungkusnya (isi 16 batang) hanya sekitar 10 ribuan.

Mango Top

Dari bungkusnya, rokok Mango Top ini mirip dengan rokok Esse Punch Pop. Tapi, aroma manga di Mango Top ini lebih kuat, meskipun ketika diisap, rasa mangganya sangat tipis. Selain itu, Mango Pop ini juga tidak ada flavor ball-nya. Jadi, aroma mangganya hanya ada di saus tembakaunya.

Kemarin, teman saya bawa rokok ini. Karena penasaran, saya coba. Dan seperti rokok ilegal lainnya, rokok Mango Top ini lagi-lagi bikin serik di tenggorokan. Kayak nggak halus gitu. Murah, sih, hanya 10 ribu per bungkus (isi 20 batang). Tapi sebaiknya jangan dibeli, lah

Smith

Ini merek rokok ilegal yang sedang tren di masyarakat. Banyak anak-anak muda, termasuk beberapa teman saya yang beralih ke rokok ini. Smith ini rokok putih, dengan desain yang boleh dibilang sangat bagus. Ada yang warna merah, hijau, dan abu-abu. Harganya pun murah banget untuk ukuran rokok putih. kisaran 15-20 ribuan saja per bungkusnya (isi 20 batang).

Tapi yang namanya rokok ilegal, ya rasanya gitu-gitu aja. Jauh banget dari rokok putih lain yang legal. Buat saya, rokok Smith ini masih terlalu pahit. Sebatang dua batang masih oke lah. Saya tidak menyarankan lebih dari itu.

GOA

GOA ini sama seperti Smith. GOA muncul ketika harga rokok putih semakin naik. GOA muncul dengan desain yang juga bagus. Desain bungkusnya didominasi warna putih dengan sedikit aksen kuning. Sebelum Smith, GOA ini juga sudah marak terlebih dahulu, terutama di kalangan teman-teman saya di Malang. Harganya juga murah. Hanya 13-15 ribuan saja per bungkusnya (isi 20 batang).

Soal rasa, harus diakui saya lebih suka GOA daripada Smith. Tarikannya lebih halus, dan tidak sepahit Smith. Tapi sekali lagi, ini rokok ilegal. Tidak ada jaminan rasa yang enak dan konsisten. Silakan beli kalau hanya ingin sekadar coba-coba. Tapi untuk harian, sebaiknya jangan beli.

Sendang Biru, rokok ilegal yang (kayaknya) hanya ada di Malang Raya

Mungkin hanya orang Malang Raya yang tahu rokok ini. Saya pertama kali tahu rokok ini dari teman saya sekitar empat tahun lalu. Sendang Biru, mirip nama pantai di Malang Selatan. Harganya murah, memang. Sekitar 10 ribuan per bungkus (isi 20 batang). Tapi rasanya nggak enak sama sekali. Pahit, serik di tenggorokan, dan aroma sebelum pembakaran terlalu wangi. Bikin pusing. Mending nggak usah dibeli atau dicoba. Skip saja.

Azza

Azza ini sama nyaris dalam segala hal dengan Sendang Biru. Rasanya sama tidak enaknya dengan Sendang Biru. Pahit, serik, dan terlalu wangi aroma sebelum pembakarannya. Harganya juga sama murahnya, kisaran 10 ribuan per bungkus (isi 20 batang). Bedanya hanya desain saja, yang sebenarnya juga sama-sama jelek, sih. Skip saja rokok ini. Udah ilegal, nggak enak lagi.

Merek rokok ilegal terakhir dan paling terkenal, Luffman

Rokok Luffman ini sempat dikira sebagai “alternatif pengganti rokok Marlboro”. Gembar-gembor ini sempat membuat saya penasaran. Ternyata saya kecewa. Rasanya jauh banget dari Marlboro. Pahit, serik, tarikannya nggak enak. Satu poin plus dari rokok Luffman ini mungkin hanya ada di desainnya yang agak elegan dan minimalis. Selain itu, ya nggak ada yang bagus dari rokok Luffman ini. Ya sekarang apa yang kita harapkan dari rokok ilegal yang harganya nggak sampe 15 ribu ini?

Itulah setidaknya 7 rokok ilegal yang sebaiknya jangan dibeli. Saya paham rokok ilegal ini dibeli karena rokok yang legal sudah mahal. Tapi, itu bukan solusi. Saran saya, daripada kalian beli rokok ilegal murah meriah yang rasa dan kualitasnya tidak jelas, mending beralih ke tingwe aja. Selain aman, pilihan rasa dan kualitasnya bisa kita kontrol sendiri. 

Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jauhi Rokok Ilegal, Dekati Tingwe

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version