7 Kriteria Rumah Kontrakan yang Cocok Dijadikan Basecamp Ormawa

7 Kriteria Rumah Kontrakan yang Cocok Dijadikan Basecamp Ormawa Terminal Mojok

7 Kriteria Rumah Kontrakan yang Cocok Dijadikan Basecamp Ormawa (Shutterstock.com)

Selain nilai bagus dari dosen, ada satu hal lain yang agak susah dicari oleh mahasiswa yang ikut dalam suatu organisasi. Hal tersebut adalah rumah kontrakan yang cocok untuk dijadikan basecamp ormawa. Terkadang, butuh waktu lebih dari satu bulan untuk mencari basecamp yang cocok. Bahkan berdasarkan pengalaman sendiri, hampir dua bulan lebih saya mencari rumah kontrakan yang cocok dijadikan basecamp ormawa ini.

Memang nyaris tiap tahun basecamp ormawa yang saya tempati berpindah-pindah. Biasanya ini dikarenakan faktor pengurangan atau penambahan jumlah penghuni yang tinggal di basecamp dan harga sewa rumah yang selalu naik tiap tahunnya. Berdasarkan pengalaman saya mencari rumah kontrakan untuk basecamp ormawa, setidaknya ada 7 kriteria rumah yang cocok digunakan sebagai basecamp. Apa saja?

#1 Dekat kampus

Letak basecamp ormawa yang berdekatan dengan kampus bukan cuma penting bagi penghuni basecamp biar nggak telat masuk kuliah, namun juga penting buat anggota ormawa lainnya. Anggota lain yang pengin istirahat atau sekadar main-main sambil menunggu waktu masuk kuliah tiba bisa datang ke basecamp yang letaknya nggak jauh dari kampus ini. Selain itu, letak basecamp yang dekat kampus memudahkan anggota ormawa yang hendak mondar-mandir membawa barang-barang inventaris organisasi yang bakal dipakai kegiatan.

#2 Halaman rumah luas

Jika ada keperluan rapat atau diskusi antaranggota ormawa dan bertepatan dengan tanggal tua, pasti anggota ormawa bakal memilih melaksanakan rapat atau diskusi di basecamp demi menghemat bujet. Cukup bermodalkan patungan gorengan dan minum air galon di basecamp rapat pun bisa berjalan. Lantaran kegiatan rapat atau diskusi ini bakal dihadiri banyak orang, sangat penting rumah yang dijadikan basecamp punya halaman luas. Tentu saja ini dimaksudkan agar motor para mahasiswa bisa diparkir dengan rapi dan nggak mengganggu pengguna jalan lainnya dengan parkir di bahu jalan.

#3 Ruang tamu dan teras luas

Kriteria ketiga ini berhubungan dengan kriteria sebelumnya. Banyaknya jumlah anggota ormawa tiap kali melaksanakan rapat atau diskusi menjadi alasan utama mengapa basecamp harus punya ruang tamu dan teras yang luas. Sebenarnya bisa saja sih anggota ormawa melakukan kegiatan rapat di ruang tengah atau ruang keluarga, tapi nggak enak kalau dilihat tetangga atau warga sekitar. Sebab, yang ikut rapat kan bukan cuma mahasiswa, ada juga mahasiswinya.

#4 Jalan menuju rumah kontrakan nggak diportal saat malam

Saat masih jadi mahasiswa dulu, saya kerap nongkrong sampai tengah malam di angkringan. Akan sangat menyusahkan apabila saya pulang, tapi jalan menuju basecamp banyak yang diportal. Sebenarnya bisa saja sih muter-muter cari jalan pulang, tapi kan jadi nggak efisien. Oleh sebab itu, anggota ormawa yang tinggal di basecamp pasti setuju untuk mencari rumah kontrakan yang jalanannya nggak diportal supaya nggak ribet kalau-kalau harus pulang malam.

#5 Dekat masjid

Bukan cuma supaya mudah melaksanakan ibadah di masjid, tapi ada beberapa keuntungan lagi bagi mahasiswa ketika tempat tinggalnya berdekatan dengan masjid. Beberapa keuntungan itu adalah bisa buka puasa bersama gratis yang dilaksanakan saat bulan Ramadan. Sedangkan saat Iduladha tiba, bisa kebagian jatah daging kurban. Lumayan kan untuk perbaikan gizi mahasiswa?

#6 Bukan di perumahan padat penduduk

Namanya juga mahasiswa yang tinggal bersama di basecamp selama bertahun-tahun, kalau malam hari nggak ada kegiatan ormawa, ya pasti bikin kegiatan sendiri. Misalnya nobar film atau sepak bola, gitaran, main kartu, dan sebagainya. Kegiatan malam ini biasanya agak mengganggu tetangga sekitar. Berdasarkan pengalaman tersebut, saya dan teman-teman anggota ormawa lainnya selalu mencari daerah yang nggak padat penduduk agar nggak menggangu penduduk sekitar.

#7 Rumah yang dikenal angker

Sebenarnya kriteria terakhir ini bukan kriteria yang kami inginkan sebagai penghuni basecamp, tapi ketika mencari kontrakan untuk basecamp, kami kerap mendapat rumah yang dikenal sebagai rumah angker oleh penduduk sekitar. Pada akhirnya kami berdamai dan nggak mempermasalahkan menyewa rumah kontrakan yang angker. Sebab, rumah yang angker biasanya memiliki harga sewa yang jauh lebih terjangkau ketimbang harga rata-rata sewa rumah pada umumnya. Saking seringnya tinggal di basecamp angker, kalau anggota basecamp ormawa ikut uji nyali kayaknya lolos semua.

Itulah 7 kriteria yang kami jadikan patokan untuk mencari rumah kontrakan yang pas sebagai basecamp ormawa. Siapa tahu berguna buat kalian yang sedang mencari kontrakan untuk basecamp.

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 3 Jenis Pertanyaan yang Selalu Ditanyakan kepada Calon Anggota Organisasi Mahasiswa.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version