6 Tren Fesyen Jadul yang Sebaiknya Tidak Terulang Saat Ini

6 Tren Fesyen Jadul yang Sebaiknya Tidak Terulang Saat Ini Terminal Mojok

6 Tren Fesyen Jadul yang Sebaiknya Tidak Terulang Saat Ini (Unsplash.com)

Perkembangan zaman dan teknologi menyebabkan dampak cukup besar di berbagai sektor, termasuk dalam industri mode. Jika dulu apa yang sedang hits di belahan negara lain baru banyak dipakai selang beberapa bulan kemudian di Indonesia, penyerapan tren fesyen terkini menjadi lebih cepat sekarang akibat peran internet.

Menjamurnya pemengaruh atau influencer di dunia maya pun turut berkontribusi atas cepatnya perputaran mode dunia. Tak jarang, para KOL atau Key Opinion Leader tersebut dikontrak oleh sejumlah brand fesyen untuk turut meningkatkan awareness terhadap suatu merek tertentu.

Akan tetapi, yang namanya tren, pasti akan berulang seperti sejarah. Meskipun tak dapat disangkal, tentunya terdapat beberapa modifikasi di sana-sini untuk menyesuaikan dengan kemajuan zaman. Beberapa tren fesyen jadul mungkin masih akan terlihat wajar dikenakan saat ini karena alasan tertentu.

Little black dress (Unsplash.com)

Little black dress ala Audrey Hepburn, misalnya. Gaun hitam pendek memang merupakan item yang bersifat timeless serta versatile sehingga sampai tahun berapa pun, masih akan tetap menjadi pilihan aman orang-orang. Namun, ada pula tren fesyen jadul yang sangat hype, tetapi akan tampak aneh bila dikenakan pada zaman sekarang. Hmmm, kira-kira apa saja, ya?

#1 Keffiyeh yang dikenakan di leher

Saat era grup band masih berjaya di Indonesia, kita pasti kenal sebuah band ibu kota yang bernama Nidji. Kala itu, Nidji sangat digandrungi oleh remaja tanah air. Tak hanya lewat lagu, pengaruh Nidji pada fesyen pun tampak pada anak muda masa itu.

Vokalis Nidji, Giring, kerap menggunakan aksesori berupa keffiyeh yang dililitkan di leher. Kalau saja kita memakainya di sekitar tahun 2006 sampai 2008, tentu saja akan tampak keren dan gaul sekali. Lain jika kita nekat memakainya saat ini, terutama kala cuaca panas, pasti akan dikira sedang demam.

#2 Padding atau bantalan bahu pada atasan

Masih dari industri musik, penyanyi nyentrik Lady Gaga turut menyumbang tren fesyen yang tak bisa dilupakan. Penyanyi bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta tersebut sering terlihat mengenakan shoulder pads. Walaupun mirip dengan bantalan bahu yang banyak ditemukan pada pakaian bernuansa vintage, tren yang dipopulerkan oleh Lady Gaga memperlihatkan pakaian pada bagian bahu yang meruncing dan terkesan futuristik pada masa itu.

Kalau kamu bukan seorang penghibur seperti Lady Gaga, sebaiknya hindari menggunakan pakaian dengan shoulder pads tersebut, baik yang ala vintage maupun versi Lady Gaga. Lantaran tren fesyen saat ini menganut minimalism alias yang simpel-simpel aja.

#3 Stocking jaring

Stocking jaring atau yang lebih dikenal dengan nama fishnet pernah diburu oleh kaum hawa sebagai pelengkap OOTD. Biasanya, para pencinta fesyen akan memadukan stoking jaring tersebut dengan rok mini atau hotpants. Ada pula yang menjadikannya sebagai lapisan dalam celana ripped jeans yang bolong-bolong sehingga akan menciptakan aksen yang unik.

Stocking jaring (Unsplash.com)

Tapi untuk saat ini, sebaiknya simpan saja item fesyen tersebut di sudut laci lemari pakaian yang paling dalam. Pasalnya, bukan terlihat trendy, tetapi kita justru akan terlihat seperti memakai lingerie untuk berkeliaran di tempat umum jika nekat memakainya untuk beraktivitas sehari-hari.

#4 Legging motif zebra atau macan leopard

Tren legging bermotif juga sempat merajai berbagai halaman majalah mode. Corak yang paling banyak diminati adalah motif kulit zebra serta leopard. Benar, di tahun 2000-an, celana tersebut merupakan benda wajib untuk menarik perhatian. Istilahnya, statement item.

Namun kini, legging bercorak tersebut disingkirkan dulu saja. Karena selain tampak seperti macan lepas kandang, item tersebut akan susah untuk dipadupadankan tanpa terlihat norak. Jika ingin memberikan aksen leopard atau zebra, kita bisa menyematkan aksesori seperti scraf atau bando dengan corak tersebut.

#5 Platform shoes super tebal

Pernah melihat alas kaki dengan sol tebal tak kurang dari 5 cm tetapi rata dari depan hingga belakang? Atau sepatu bermodel high heels tetapi bagian depannya bersol super tebal dan bagian heels-nya memiliki keruncingan dan ketinggian tidak wajar? Yak, sepatu tersebut sempat naik daun di tahun 2000-an lalu.

Solnya tebel banget! (Unsplash.com)

Selain tidak nyaman dipakai, apalagi jika kita sering menggunakan kendaraan umum, sepatu bermodel tersebut berpotensi mencederai pemakainya. Lagi pula, hei, sekarang adalah masa keemasan sneakers!

#6 Menginjak bagian belakang sepatu kanvas

Entah ini bisa dibilang tren atau justru penistaan terhadap sepatu. Banyak anak muda yang dulunya gemar menginjak bagian belakang sepatu kanvas mereka dengan tumit. Biasanya, merek sepatu yang diperlakukan semena-mena tersebut adalah Converse, terlepas dari orisinalitasnya.

Selain menunjukkan pemakainya adalah orang yang sembrono dan malas hanya untuk sekadar memakai sepatu dengan benar, tindakan tersebut juga justru merusak sepatu. Duh, sayang banget kan sudah keluar duit buat beli sepatu malah dirusak dengan sengaja. Untungnya saat ini, orang lebih menghargai sepatu sampai-sampai beberapa hari terakhir ini saja terjadi kegaduhan di platform Twitter mengenai kenyamanan sebuah merek sepatu ternama, Docmart.

Itulah enam tren fesyen jadul yang pernah hype pada masanya, namun sebaiknya tidak kita gunakan lagi di masa sekarang ini. Dari keenam tren fesyen jadul di atas, mana yang dulu pernah kamu coba?

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Strategi Uniqlo, H&M, Zara, dan Brand Fast Fashion Lainnya yang Bikin Kalap Belanja.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version