6 Tipe Penumpang LRT Palembang yang Sering Saya Jumpai

6 Tipe Penumpang LRT Palembang Terminal Mojok

6 Tipe Penumpang LRT Palembang (Unsplash.com)

Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan menjadi penumpang salah satu transportasi umum di Palembang, yakni Light Rail Transit (LRT). Bagi yang belum tahu, LRT adalah moda transportasi publik berupa sistem kereta api yang memiliki kecepatan rata-rata 50 km/jam. Saya nggak pengin dianggap lebay, tapi sejujurnya, saya bangga lantaran tanah kelahiran saya termasuk salah satu kota pertama di Indonesia yang memiliki LRT.

Sejatinya, saya sudah beberapa kali bepergian dengan menggunakan LRT Palembang. Oleh sebab itu, saya cukup memahami tipe-tipe penumpang moda transportasi tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan saya selama ini, berikut beberapa tipe penumpang LRT Palembang yang sering saya jumpai.

#1 Si paling sibuk sendiri

Tipe penumpang pertama yang biasa saya temukan di LRT Palembang adalah si paling sibuk sendiri. Orang-orang tipe ini cenderung memilih untuk menikmati waktu mereka sebaik mungkin selama berada di LRT dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang nggak memerlukan campur tangan orang lain. Misalnya mainan gim di HP, buka medsos, atau sekadar mendengarkan lagu lewat earphone. Singkatnya, penumpang tipe ini nggak pengin diganggu dan nggak berniat mengganggu kenyamanan orang lain. Biasanya tipe penumpang seperti ini memiliki kepribadian introvert.

#2 Si paling narsis

Tipe penumpang kedua yang biasa saya jumpai dalam perjalanan menggunakan LRT Palembang adalah si paling narsis. Mereka yang tergolong ke dalam tipe ini biasanya adalah orang-orang yang sibuk berfoto, membuat Instastory, menciptakan konten untuk TikTok, dll. Kalau perginya rombongan, mereka pasti nggak akan lupa selfie sebagai kenang-kenangan pernah naik LRT.

Namun, kalaupun tipe penumpang ini bepergian dengan LRT sendirian, mereka biasanya tetap akan melakukan hal sama sebagai manifestasi dari kenarsisan mereka tersebut. Maklum saja, LRT Palembang punya dua fungsi; sebagai sarana transportasi sekaligus objek wisata. Nggak sedikit lho orang yang sengaja menggunakan LRT sebagai sarana hiburan. Harga tiketnya yang murah (hanya 5 ribu sampai 10 ribu rupiah) bikin warga Kota Pempek senang naik LRT.

Mungkin bagi sebagian orang, kenarsisan ini akan dianggap norak, tapi menurut saya, tindakan para penumpang narsis bisa jadi ajang promosi yang baik bagi LRT di Palembang. Dengan mengunggah foto berlatar LRT, secara nggak langsung si paling narsis telah membantu mempromosikan moda transportasi ini di media sosial. Yah, hitung-hitung sebagai ajakan terselubung biar orang lain mau menggunakan transportasi umum.

#3 Si paling interaktif

Penumpang selanjutnya yang biasa saya jumpai di LRT adalah si paling interaktif. Mereka ini biasanya mengisi perjalanan dengan berbincang-bincang bersama rekan seperjalanan. Golongan satu ini paling mudah ditemukan, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang pastinya berkomunikasi dengan orang lain, kan? Eh, tapi tahu nggak kalian kalau ada manusia yang nggak pernah saling berkomunikasi? Hah? Memangnya ada manusia yang nggak pernah berkomunikasi dengan sesamanya? Ada, contohnya saya dan mantan. Wqwqwq.

Meski mengobrol bukanlah sesuatu yang dilarang, namun perlu diingat untuk nggak ngobrol dengan volume suara yang terlalu kencang. Sebab, hal tersebut dapat membuat penumpang LRT lainnya merasa terganggu. Selama berbincang dengan volume suara yang biasa saja, nggak masalah. Toh, kita semua pasti pernah jadi si paling interaktif ini ketika naik kendaraan umum.

#4 Si paling mengamati

Tipe penumpang keempat yang biasa ada di LRT Palembang adalah si paling mengamati. Mereka ini adalah penumpang yang lebih memilih untuk melewati perjalanan dengan mengamati pemandangan apa pun yang ada di sekitar mereka, baik yang ada di luar maupun di dalam LRT. Biasanya tipe penumpang ini adalah mereka yang bepergian seorang diri dan bingung harus melakukan apa selagi menunggu untuk tiba di lokasi tujuan.

Ketika sudah bosan melihat panorama kota di luar jendela LRT, perhatian mereka biasanya akan tertuju kepada gerak-gerik penumpang lain. Sah-sah saja sih asal jangan kelamaan ngeliatin penumpang lain. Nanti dikira stalker. Hiiiy~

#5 Si paling ngantuk

Penumpang yang sering saya jumpai di LRT Palembang adalah si paling ngantuk. Maksudnya, mereka ini adalah orang-orang yang memilih untuk tidur saja selama perjalanan. Penyebabnya biasanya mereka kelelahan setelah melakukan rutinitas padat seharian.

Saya sendiri pernah beberapa kali menjadi penumpang tipe ini ketika naik LRT. Habisnya suasana di dalam gerbong LRT memang nyaman, sejuk, dan bobok-able, sih. Tapi, kalau kalian termasuk tipe penumpang seperti ini saat sedang menggunakan transportasi publik, saran saya tetap berhati-hati jaga barang bawaan, ya. Yah, buat jaga-jaga saja, Bestie, nggak mau kan bangun-bangun terus tas kalian sudah lenyap entah ke mana?

#6 Si nggak turun-turun

Khusus penumpang terakhir ini saya jumpai waktu pertama kali naik LRT Palembang. Waktu itu heran melihat beberapa orang nggak turun-turun dan tetap berdiri di kereta meski sudah tiba di tujuan terakhir. Saya lalu memberanikan diri bertanya kenapa mereka nggak turun. Dengan tatapan tajam mereka menjawab, “Lha, kami kan satpam dan petugas kebersihan di sini, Mas.”

Garing, ya? Yaudah, maaf.

Itulah enam tipe penumpang LRT Palembang yang sering kali saya jumpai di perjalanan. Sebenarnya tipe penumpang di atas juga bisa dijumpai di moda transportasi publik lainnya, tapi karena saya naiknya LRT, judulnya ya jadi LRT. Sudah sampai sini dulu, LRT yang saya naiki sudah mau berangkat, Gaes.

Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Hal yang Paling Saya Banggakan dari Palembang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version