Ronda adalah rujukan utama bagi mereka yang tidak bisa tidur dengan tenang sebelum lambenya ngunyah atau nyocot. Pun dengan saya, sebelumnya tidak pernah ronda sama sekali.
Setelah beberapa bulan ikut ronda, saya menemukan beberapa ciri khas mas-mas yang menggeluti kegiatan ini. Dan inilah hasil penelusuran saya yang dilakukan secara komprehensif.
#1 Tilpunan sama pacarnya
Tipe ini kadang bikin kesal (atau iri, ya?) ketika sudah menyapa pacarnya, “Dik, aku lagi ronda. Sama temen, cowok semua kok. Iya, iya, nanti aku pap, tapi kamu gantian pap, ya?”. Astaga, ini lagi pacaran atau lagi ketemu pak RT sampai-sampai wajib lapor.
Harus dibubuhi foto segala seperti lagi bikin paspor. Bakal lucu banget ketika mereka lagi marahan. Wah, pokoknya seru. Bukannya nenangin, mas-mas tipe ini malah bilang begini, “Aku lagi ronda itu demi masa depan hubungan kita, Dik.”
#2 Kalahan main catur
Sejatinya, mas-mas tipe ini nggak punya skill sama sekali soal main catur. Cara geceknya gampang, kudamu maju dua-duanya, lak mas-mas tipe ini bakalan bingung. Belum kalah saja sudah marah-marah, bikin aturan sendiri yang ngadi-ngadi.
Misalnya begini, “Kuda dimajuin ya pas semua pion udah jalan!” Atau lebih ndakik lagi ketika kalah, biasanya nyalahin ini itu. Seperti ini, “Wah, warna hitam emang bawa sial.”
#3 Bahagia cemong-cemong ketika ronda karena karambol
Bahkan ada yang sampai buka baju, coret-coret sampai perut. Bukannya apa-apa, semisal mas-mas tipe ini kebetulan kalah terus dan seluruh tubuhnya jadi putih, bukannya dikira lagi ronda malah dikira sedang semedi nyari wangsit. Tapi mas-mas tipe ini sangat menyenangkan. Jika kalah dan dicoret, ia biasanya request dicoret di bagian kelek.
#4 Parnoan
Ini yang paling nggateli. Pasti ada saja tipe orang yang ketika malam tiba, di pikirannya demit melulu. Ada andong liwat, dikira andong setan. Ada mbah-mbah liwat mau ke masjid, dikira demit yang menganggu kegiatan ronda.
Staterpack mas-mas tipe ini adalah senter yang bisa nyorot sampai jarak satu kilometer. Kalau diclorotke ke matamu, duh puedes banget rasanya. Omongan mas-mas tipe ini juga pedes, “Katanya desa sebelah ada yang baru meninggal. Nggak wajar gitu. Masak ketika jenazah diangkat, mayatnya menasehati ‘alon-alon ya, Pak. Saya takut ketinggian’….”
#5 Puitis
Kopi memang teman ronda, tapi pernah nggak ada mas-mas yang sedang ngopi langsung buka catatan dan menulis puisi? Ada, pasti ada.
Begini puisi yang ia tulis ketika ronda:
Sajak memang tak mampu merekatkan jarak
Cakruk memang bukan tempat yang pantas tuk memeluk
Namun teriakan “Maling-maling…” dari Mas Aldi adalah pertanda
Tak ada yang abadi selama ini
Termasuk dirimu, yang hilang berlalu ditelan pilu.
Antara puitis dan mabuk kecubung, sih.
#6 Gampang kedinginan dan misuhan
Ini yang paling bikin kemekelen. Mas-mas ronda tipe ini biasanya di pojok cakruk sambil kerukupan sarung. Selalu ada saja orang yang nggak kuat dingin dan obatnya ya cuma satu: misuh. Nggak tahu kenapa, mas-mas tipe kademen atau kedinginan ini bisa-bisanya menggigil sambil misuh nggak jelas seperti ini, “Buajilak, adem puol!”
Itu tadi enam tipe mas-mas ketika sedang ronda. Sebenarnya ada tipe mas-mas yang ronda sambil ngegame, tapi biasanya kategori ini sudah dirangkum ke tipe misuhan.
Bagaimana? Sama nggak sama tipe mas-mas lagi ronda di desa kamu? Banyak bedanya, ya? Kolom komentar tersedia untuk kamu sambat tipe mas-mas ngantukan, mabukan, yang malah judi, dan lainnya.
BACA JUGA Begini Jadinya Cerita Dilan dan Milea Jika Pidi Baiq Orang Bantul atau tulisan Gusti Aditya lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.