6 Tempat Berburu Takjil di Surabaya biar Menu Berbukamu Lebih Bervariasi

6 Tempat Berburu Takjil di Surabaya yang Wajib Dicoba Terminal Mojok.co

6 Tempat Berburu Takjil di Surabaya yang Wajib Dicoba (PRIYONO PRIYONO/Shutterstock.com)

Ada beberapa tempat berburu takjil di Surabaya yang perlu diketahui. Apalagi kalau kamu ingin menu berbukamu nggak itu-itu aja. Kamu perlu menjelajahi beberapa tempat ini untuk perkaya cita rasa kulinermu.

Bulan Ramadan tiba. Selain mengisi dengan memperbanyak ibadah, kita bisa membuat bulan suci ini lebih menggembirakan dengan mengonsumsi makanan enak dan lezat saat berbuka. Meskipun wakil presiden meminta kita untuk tidak konsumtif saat bulan Ramadan, saya tetap nekat konsumtif di bulan suci ini, setidaknya untuk membeli takjil di pinggir jalan. Bisa jadi, uang recehan yang kita keluarkan untuk membeli takjil bisa sedikit membantu pedagang kaki lima tetap bertahan di tengah gempuran kenaikan harga minyak goreng dan bensin.

Bagi kalian yang berada di Surabaya atau kebetulan sedang di Surabaya, saya rekomendasikan enam tempat berburu takjil yang lokasinya istimewa. Tempat yang saya rekomendasikan ini semuanya berlokasi di jalan alias street food. Usaha kecil-kecilan masyarakat ini harus didukung dan di-support keberadaannya. Kalau nggak didukung oleh pemerintah, ya minimal didukung oleh kita semua, sesama rakyat jelata.

Berikut enam tempat berburu takjil di Surabaya yang perlu kalian datangi saat bulan Ramadan.

#1 Masjid Al Akbar Surabaya

Masjid Al-Akbar atau orang Surabaya bisa sebut dengan Masjid Agung adalah masjid terbesar kedua di Indonesia setelah Masjid Istiqlal. Jika bulan Ramadan datang, di sekeliling area Masjid Al-Akbar ada banyak penjual yang membuka lapak dagangannya.

Ada yang berjualan makanan ringan seperti gorengan, kue cubit, donat kentang, jajanan khas Korea seperti tteokbokki dan odeng juga ada. Yang paling enak dan menjadi favorit saya ketika berburu takjil di kawasan Masjid Agung adalah lumpia isi rebung, harganya Rp7 ribuan. Rasa lumpianya enak banget.

Nggak hanya berjualan makanan ringan, di Madjid Agung apa saja ada. Makanan berat seperti pecel, sop, lodeh, ikan bakar, sampai sate ala angkringan ada di sini. Penjual minumannya juga komplet, ada es dawet, es degan, es blewah, es puter klasik era 90-an, es jeruk peras, es tebu, sampai es kopi kekinian. Harga minumannya mulai dari Rp5 ribu sampai Rp20 ribuan.

Berbagai jenis minuman yang dijual menjelang buka (Shutterstock.com)

Lantaran Masjid Agung memiliki luas bangunan mencapai 22.300 meter, jika kalian orangnya malas jalan kaki, kalian bisa menyewa scooter listrik untuk berkeliling sambil berburu takjil. No ribet-ribet club.

Team berburu takjil gratisan juga bisa ke Masjid Agung karena di sini ada takjil gratis, Rek. Tapi, kamu harus ikut pengajian dulu, ya kalau mau dapat takjil gratis. Pengajiannya, biasanya diadakan lepas salat asar.

#2 Jalan Karangmenjangan

Spot berburu takjil kedua ada di Jalan Karangmenjangan. Ini adalah tempat favorit berburu takjil bagi mahasiswa UNAIR. Lokasinya memang sangat strategis, dekat kampus UNAIR dan Rumah Sakit Dr Soetomo. Tapi kalau kalian hendak ke sini, diharapkan hati-hati, ya. Sebab, konsepnya adalah street food, jadi para penjualnya membuka lapak di pinggir jalan raya gitu.

Diperkirakan ada sekitar 100 lapak penjual makanan di sepanjang Jalan Karangmenjangan saat bulan Ramadan tiba. Masyarakat Surabaya menyebutnya sebagai pasar rakyat. Aneka makanan dijual di sini, tapi yang sedang hits di kalangan anak muda Surabaya belakangan adalah piscok (pisang coklat). Makanan satu ini terbuat dari pisang yang dibungkus dengan kulit lumpia lalu digoreng kering dan ditaburi coklat lumer. Piscok dijual perporsi antara Rp10 ribu sampai Rp25 ribu.

Barangkali kalian mau berbuka langsung dengan makanan berat, di Jalan Karangmenjangan No. 56 ada bakso favoritnya mahasiswa UNAIR dan ITS. Namanya Bakso Pak Sabar. Satu porsi baksonya hanya Rp12 ribuan. Bakso ini terkenal karena rasanya enak, porsinya banyak, dan murah. Pokoknya auto kenyang makan di sini.

#3 Pasar Kodam

Inilah surganya streetfood orang Surabaya. Lokasinya ada di Lapangan Brawijaya Surabaya. Ada ratusan pedagang berjualan di sini setiap harinya. Biasanya, pasar ini buka malam hari sekitar jam 18.00 sampai 22.00. Tapi ketika bulan Ramadan, banyak pelapak makanan yang sudah siap jualan setelah salat asar.

Menu takjil di sini beragam, tapi yang paling favorit adalah jajanan ala Korea seperti tteokbokki. Jajanan ini terbuat dari tepung beras dan rasanya kenyal. Ia dijual dengan harga Rp10 ribuan per porsi. Selain itu, ada juga baby crab. Ia terbuat dari kepiting kecil yang digoreng dengan tepung, rasanya gurih dan pedas. Harganya juga murah, sekitar Rp10 ribuan saja. Selain dua menu tersebut, ada juga kue lekker yang dijual seharga Rp5 ribuan.

Jajanan pasar untuk takjil (Shutterstock.com)

Jika ingin takjil dengan menu yang lebih berat dan mengenyangkan, bisa membeli seafood bakar di Pasar Kodam ini. Harga seafood di sini terkenal murah, satu porsi cumi atupun gurita tusuk yang dibakar dijual Rp20 ribuan saja.

#4 Kampung Arab, kawasan Sunan Ampel

Salah satu tempat wajib berburu takjil jika kalian sedang di Surabaya adalah di Kampung Arab. Tepatnya, ia berada di kawasan wisata religi Sunan Ampel. Di sepanjang jalan ini ada banyak pedagang yang berjualan makanan ringan saat menjelang buka puasa. Menu takjil favorit di sini adalah pukis Arab dan kebab. Harga satu pukis Arab adalah Rp5 sampai 6 ribu rupiah. Sementara harga kebabnya Rp 15 ribu sampai 20 ribu rupiah.

Selain itu, kurma juga menjadi salah satu menu takjil favorit yang banyak dibeli orang ketika berkunjung ke kawasan Sunan Ampel ini. Pasalnya, jenis kurma di sini lengkap, mulai dari kurma ajwa (kurma favorit Nabi Muhammad), lalu ada kurma medjoel yang ukurannya besar-besar, dan kurma zahidi. Harga kurma di kawasan ini juga paling murah seantero Surabaya, loh. Apalagi, di sini kalian bisa membeli kurma dengan cara ditawar.

Jika teman-teman ingin berburu jajanan ala Timur Tengah atau Arabian food, Kawasan religi Sunan Ampel adalah jawabannya. Sebab, di sini makanan Arab tidak dijual di restoran, tapi dijual di warung pinggir jalan ala warung pecel lele.

#5 Pasar Atom

Tempat berburu takjil berikutnya ada di Pasar Atom. Kawasan satu ini menjadi spot favorit ibu-ibu di Surabaya untuk berbelanja jajanan menjelang buka puasa. Kenapa favorit ibu-ibu? Pasalnya, jajan yang dijual kebanyakan jajan pasar yang biasanya lebih disukai orang tua. Jajanan tersebut di antaranya, apem, kompiang, serabih, putu ayu, lemper isi suwir ayam, cakwe goreng, bolu kukus, dan lainnya. Harga jajanannya mulai dari Rp5 ribu saja.

Salah satu takjil andalan di Pasar Atom ini adalah bubur Madura. Bubur ini terdiri dari bubur sum-sum, bubur mutiara, bubur sagu, dan bubur ketan hitam yang dijadikan satu dalam mangkuk lalu diberi santan kental dan gula merah. Jika ingin segar, bisa ditambahkan es batu. Harga satu porsi bubur Madura cukup Rp10 ribu saja.

Jika datang ke Pasar Atom, kalian sebaiknya mencoba juga lontong mi. Lontong mi adalah lontong dan mi kuning yang diberi kuah segar, rasanya pedas manis. Harga satu porsinya Rp18 ribu saja.

#6 Pasar Pucang

Terakhir, saya merekomendasikan Pasar Pucang sebagai tempat berburu takjil, tapi khusus untuk makanan berat. Sebenarnya, di sekitar Pasar Pucang ada juga penjual makanan ringan seperti gorengan dan kue-kue manis, tapi yang paling saya rekomendasikan di sini adalah rujak soto dan pecel rawon. Dua makanan yang jarang kalian temui di Surabaya, tapi selalu ada di sekitar Pasar Pucang.

Berbagai jenis bubur untuk menu buka puasa (Shutterstock.com)

Rujak soto adalah rujak yang dicampur dengan soto. Kuahnya bold dan kental dengan perpaduan rasa gurih dan pedas manis. Saat memakan kuahnya, ada seperti kriuk dari sambal kacang. Harganya Rp21 ribu per porsinya.

Sementara untuk rawon pecel adalah nasi rawon yang diberi pecel. Ini jenis makanan campuran yang mungkin terdengar aneh, tapi rasanya sangat enak dan patut kalian coba. Harganya Rp20 ribu per porsinya.

Itulah enam tempat berburu takjil di Surabaya yang wajib dicoba dan dijamin nggak akan membuat kalian kecewa saat mengunjunginya.

Penulis: Tiara Uci
Editor: Audian Laili

BACA JUGA 9 Masjid di Jogja yang Sediakan Menu Takjil Gratis

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version