Perjalanan dari Banyuwangi menuju Denpasar, Bali menggunakan sepeda motor menjadi pengalaman yang luar biasa bagi saya. Perjalanan ini bisa saya lakukan setelah adanya pelonggaran dilakukan oleh Satgas Covid-19 dengan mencabut persyaratan rapid test di penyeberangan Ketapang – Gilimanuk.
Sebagai perantauan di Banyuwangi sudah barang tentu menjejakan kaki di Pulau Dewata jadi salah satu impian, apalagi perjalanan dengan motoran, jadi tambah mengasyikan.
Menelusuri Bali menggunakan jalur darat tentunya butuh perhatian ekstra yang perlu disiapkan, apa lagi jika perjalanan yang dilakukan bertepatan dengan bulan suci Ramadan. Ibadah salat lima waktu meski saat perjalanan dengan jarak tertentu bisa di jamak atau qasar, tapi tidak ada salahnya jika setibanya waktu salat, dan bertepatan ada masjid Anda bisa sesegera mungkin melaksanakannya.
Sepanjang perjalanan mulai Gilimanuk hingga Denpasar memang wilayah Bali menampilkan ragam arsitektur dominan bercorak Hindu. Namun, bukan berarti di wilayah ini tidak ada umat Islam sama sekali, wilayah Bali sejauh pengamatan saya memiliki toleransi sangat tinggi antar-pemeluk agama lain. Sehingga tidak usah khawatir saat anda mencoba trip perjalanan ke Pulau Dewata Bali, walaupun seorang diri.
Perjalanan menuju ke Denpasar mulai dari ASDP Gilimanuk membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam dengan kecepatan santai. Ada beberapa masjid yang bisa anda manfaatkan sepanjang jalur ini. Saran saya saat sudah memasuki waktu salat lebih baik bergegas untuk salat saat melintas di masjid. Berikut rekomendasi masjid mulai Gilimanuk hingga Denpasar yang bisa Anda manfaatkan untuk beribadah.
#1 Masjid Yamp
Jika anda tiba di Gilimanuk lepas azan zuhur, tidak ada salahnya anda menyempatkan diri untuk berhenti di Masjid Yamp Melaya. Masjid yang berlokasi tidak jauh dengan ASDP Gilimanuk ini bisa diakses dengan berjalan kaki. Arsitektur khas Timur Tengah jadi penanda bangunan ini meskipun tidak menafikan muatan lokal dengan adanya gapura bercorak hindu yang ada di pintu masuk masjid ini.
Terletak di Jalan Raya Gilimanuk, Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana. Lokasinya cukup dekat dengan jalan raya akses menuju Denpasar. Di sekitaran masjid ini juga banyak berjejer penjual suvenir khas Bali yang berada di luar gerbang masjid. Jadi selain saat berangkat, waktu pulang ke Jawa tempat ini juga bisa menjadi alternatif kunjungan.
#2 Masjid Baiturahman
Beralamat di Dusun Melaya Pantai, Desa/Kecampatan Melaya Kabupaten Jembrana. Masjid ke dua ini juga terletak di tepi jalan. Memiliki corak bangunan mirip dengan kebanyakan masjid di Pulau Jawa, memiliki atap kubah dengan gaya joglo khas Jawa Tengah. Namun, bagi anda yang menggunakan mobil pribadi, bus atau kendaraan travel saya sarankan tidak berhenti di masjid ini.
Hal tersebut, lantaran akan terkendala dengan jumlah tempat wudu yang terbatas, serta lokasi parkir yang sempit. Lokasi parkirnya tidak begitu luas, tempat saya sarankan bagi kalian yang berkendara dengan sepeda motor saja. Saat tiba berbuka puasa pihak takmir masjid yang rata-rata berasal dari Jawa menyediakan takjil untuk para musafir.
#3 Masjid Jami Al-Akmal
Memiliki arsitektur masjid kekinian membuat bangunan ini cukup kentara saat melintas di sekitaran Jalan Raya Denpasar Gilimanuk. Lokasi tepatnya di Banjar Pesinggahan, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Perjalanan dari Gilimanuk menuju Denpasar tampaknya tidak lengkap jika tidak singgah di masjid ini.
Selain memiliki parkiran luas kondisi masjid yang berada di tepi jalan cenderung memudahkan untuk jamaah memanfaatkan fasilitas ibadah d. Jika anda terlalu lelah saat berkendara, di masjid ini juga tersedia rest area yang bisa digunakan untuk meluruskan punggung sejenak.
#4 Masjid Besar Misykatul Huda
Meski lokasinya sedikit ke dalam tapi bangunan masjid ini tetap terlihat dari jalur jalan raya. Berada di Jalan Raya Denpasar – Gilimanuk Nomor 16, Desa Bajera, Kecamatan, Selemadeg, Kabupaten Tabanan bangunan masjid ini sudah ada sejak 1974. Memiliki bangunan tembok khas era ’70-an yang tebal membuat udara di dalam masjid cenderung lebih dingin alami.
Ada baiknya saat Anda menyempatkan untuk salat di sini bisa membawa jaket tebal lantaran udaranya cukup menusuk tulang. Namun lokasi ini cucuk cocok jika anda melintas di siang terik matahari udara Bali yang cenderung panas menyengat.
#5 Masjid Besar Al Huda
Memiliki dua menara masjid yang menjulang tinggi menjadikan bangunan ini cukup terlihat dari Jalan Raya Ahmad Yani. Berada di Desa Abian Tuwung, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan membuat masjid ini banyak digunakan untuk umat muslim menunaikan ibadah ketika perjalanan menuju ke Denpasar, Bali.
Masjid seperti di Kecamatan Kediri ini jadi salah satu jujugan bagi wisatawan muslim yang datang ke Bali. Saat saya berangkat dan pulang melintas di sini selalu bertepatan adanya bus pariwisata yang berhenti di Masjid Besar Al Huda. Mengingat lokasi parkirnya yang terbatas, jadi bus berada di sisi jalan sehingga sedikit membuat kepadatan lalu lintas.
#6 Masjid Darussalam
Sesampainya di Denpasar saat memasuki waktu salat, Anda bisa memanfaatkan Masjid Darussalam ini untuk beribadah. Beralamat di Jalan Cokroaminoto, Banjar Batur Nomor 269, Deda Ubung, Kecamatan Denpasar Utara. Berada di jalur jalan raya lokasi masjid ini pun cukup mudah dijangkau untuk kalian yang memilih trip ke Bali dengan kendaaran pribadi atau sepeda motor.
Memiliki arsitektur unik dengan bangunan utama masjid bentuk kubus, menjadikan bangunan masjid ini jadi yang tak biasa untuk kalangan warga yang tinggal di Jawa. Namun, kondisi tersebut yang membuat banyak pengguna jalan yang melintas sepanjang Jalan Raya Gilimanuk hingga Denpasar cendrung memilih masjid ini.
Penulis: Fareh Hariyanto
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Rujak Kuah Pindang, Kuliner Khas Bali yang Jarang dilirik Wisatawan