Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

6 Kebohongan di Dunia Kerja yang Masih Dipercayai Karyawan Hingga Kini

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
23 Agustus 2022
A A
6 Kebohongan di Dunia Kerja yang Masih Dipercayai Karyawan Terminal Mojok

6 Kebohongan di Dunia Kerja yang Masih Dipercayai Karyawan (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Dengan segala dinamikanya, dunia kerja selalu menghasilkan cerita yang menarik dari hari ke hari. Akan selalu ada persoalan di dalamnya, baik dari sisi perusahaan maupun para pekerjanya. Nggak peduli kamu dianggap aset atau bukan, sudah berpengalaman atau masih fresh graduate, semua punya potensi untuk menghadapi segala permasalahan yang unik—untuk nggak mengatakannya sebagai toksik.

Selain itu, hingga kini masih ada saja (calon) karyawan yang percaya beberapa informasi yang masih abu-abu atau simpang siur di dunia kerja. Mengamini karena pasrah, ketidaktahuan, atau malas mencari tahu informasi secara mandiri. Hal ini, seakan menjadi lingkaran kebohongan yang terus dibudidayakan.

Setidaknya ada enam kebohongan di dunia kerja yang sampai dengan saat ini masih dipercaya oleh sebagian karyawan. Biar nggak keterusan, akan coba saya jelaskan satu per satu.

#1 Diminta bersyukur masih bekerja, walaupun lingkungan kantor nggak kondusif dan benefit nggak sesuai

Pernah mengalami situasi di mana kamu mumet bekerja, dengan segala drama antar-karyawan serta lingkungan kerja yang dirasa toksik, sudah gitu benefit yang diterima kurang mumpuni? Terus pas mau resign malah dibilang, “Loh? Kamu harusnya bersyukur masih punya kerjaan. Di luar sana ada banyak yang masih luntang-lantung cari kerjaan. Kamu aja kali yang lemah dan cepet nyerah.”

Gimana? Familier, ya? Pernah dengar ceritanya atau mengalami sendiri dalam dunia kerja?

Gini, lho. Perlu ditekankan bahwa antara bersyukur dan mau resign karena segala hiruk-pikuk yang terjadi di kantor itu punya porsinya masing-masing. Nggak salah kalau kalian mau bertahan dengan berbagai alasan: mau mengetes sejauh mana bisa bertahan, belum dapat kerjaan baru, atau ada pertimbang lain. Namun, kalau ada kawan yang menyampaikan kalimat di atas, cukup dengarkan, nggak perlu dicerna. Barangkali dia sedang butuh teman ngedumel saja.

#2 Karyawan dengan status PKWT harus bersyukur minimal dapat gaji UMR

Poin ini mau dibilang lucu, tapi kok miris. Barangkali kita sendiri pernah secara nggak sadar mbatin, “Alhamdulillah, akhirnya dapat kerjaan dan jadi karyawan, gajinya UMR.”

Sudah mudeng poinnya di mana? Biar saya kasih sedikit petunjuk. Sebagai karyawan, tentu saja kalian berhak mendapat gaji setara UMR, upah minimum yang sudah ditentukan. Artinya itu minimum, Gaes. Iya, tahu, banyak perusahaan yang masih memberi upah jauh di bawah UMR. Tapi sekali lagi saya ingatkan, UMR itu memang hak kalian sebagai karyawan.

Baca Juga:

5 Dosa Jurusan Ekonomi yang Bikin Lulusannya Kagok di Dunia Kerja

3 Istilah dalam Dunia Kerja yang Patut Diwaspadai karena Punya Makna Berbeda dari Pikiran Karyawan

#3 Karyawan panutan adalah mereka yang hustle dan nggak takut lembur

Mindset ini yang sering kali digembar-gemborkan oleh sebagian senior atau atasan yang menyebalkan dalam dunia kerja. Kebohongan ini mesti diakhiri, Gaes.

Yang layak menjadi karyawan panutan adalah mereka yang produktif selama jam kerja berlangsung, yaitu 8 jam kerja. Artinya, selama jam kerja, mereka bisa memaksimalkan waktu tanpa kebanyakan ba-bi-bu. Selain kerja cerdas, ya mesti kerja efisien juga. Untuk beberapa bidang pekerjaan tertentu yang cukup banyak membutuhkan waktu lembur, tentu menjadi lain persoalan.

#4 Budaya kerja di sini kekeluargaan, kok

Saran saya, jangan langsung percaya jika kalian sedang interview atau sudah menjadi karyawan di suatu perusahaan, ada yang berkata, “Kerja di sini enak, lho. Budaya kerjanya kekeluargaan.” Bahkan, kalian boleh banget menaruh rasa curiga. Sebab, dalam dunia kerja, bekerja itu pada dasarnya profesional dan proporsional.

Konsep lingkungan kerja yang kekeluargaan ini terlalu rancu. Banyak yang mengira kantor dengan konsep seperti ini akan menyenangkan, jarang kena omelan, dan nyaman. Padahal yang namanya bekerja di posisi dan perusahaan mana pun mah punya lika-likunya tersendiri.

#5 Kamu prioritas utama jika ada pengangkatan karyawan tetap

Selama nggak ada perjanjian tertulis, ucapan bahwa kalian sebagai karyawan adalah prioritas utama untuk posisi atau status tertentu, ibarat gombalan dari para buaya kepada calon gebetan. Jangan langsung dipercaya, terlebih ada dalam ranah profesional. Soal ini, yang menjadi landasan utama adalah kontrak yang sama-sama disepakati oleh karyawan dan perusahaan.

#6 HRD aman dari PHK dan kebal aturan

Banyak yang menyangka bekerja di area HRD itu enak. Sebagian mengira, HRD itu aman dari PHK. Kalau telat masuk kantor atau ada aturan perusahaan yang nggak diikuti, seorang HR nggak akan kena sanksi.

Hal ini salah besar, Gaes. Perlu saya luruskan bahwa seorang HR juga karyawan dalam dunia kerja. Dan selayaknya karyawan pada umumnya, seorang HR juga berpotensi di-PHK jika kondisi perusahaan nggak sedang baik-baik saja, termasuk jika melanggar aturan perusahaan. Hukumannya bisa ditegur, kena SP (Surat Peringatan), atau dipecat tergantung jenis atau seberat apa pelanggaran yang dibuat.

Selain enam kebohongan di atas, sebenarnya masih ada lagi beberapa kebohongan lainnya yang juga beredar di dunia kerja dan parahnya masih dipercayai sebagian karyawan. Perlu edukasi atau sosialisasi secara berkala agar para (calon) karyawan memahami kewajiban, hak, dan apa saja yang boleh dan nggak boleh dilakukan sebagai pekerja. Memangnya kamu mau terus-terusan percaya kebohongan seperti ini?

Penulis: Seto Wicaksono
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Mitos Dunia Kerja yang Sering Terdengar Semasa Kuliah.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Agustus 2022 oleh

Tags: dunia kerjakebohongan
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

deadliner

Siapa Sangka Kalau Deadliner adalah Simulasi Underpressure Menuju Dunia Kerja yang Sesungguhnya

21 Agustus 2019
dunia kerja mental kerja Kalau Negara Gagal Nyediain Lapangan Kerja, Masak Buruh yang Bayar?

Dunia Kerja Bukan Semata soal Keterampilan, Kamu Juga Perlu Melatih Mental

12 Juli 2020
13 Istilah Dunia Kerja yang Wajib Diketahui Pekerja agar Tidak Dicurangi Perusahaan Mojok.co

13 Istilah Dunia Kerja yang Wajib Diketahui Pekerja agar Tidak Dicurangi Perusahaan

17 Desember 2023
5 Alasan Orang Jepang Betah Kerja di Indonesia Terminal Mojok

5 Alasan Orang Jepang Betah Kerja di Indonesia

22 Desember 2022
Banting Setir di Dunia Kerja Nggak Selamanya Indah, Pahami Risikonya sebelum Menyesal

Banting Setir di Dunia Kerja Nggak Selamanya Indah, Pahami Risikonya sebelum Menyesal

31 Juli 2024
Malangnya Nasib Gen Z, Terlanjur Dicap Nggak Becus di Dunia Kerja Mojok.co

Malangnya Nasib Gen Z, Terlanjur Dicap Nggak Becus di Dunia Kerja

15 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.