5 Tipe Jamaah Jumat Saat Pergi Jumatan

5 Tipe Jamaah Jumat Saat Pergi Jumatan terminal mojok.co

5 Tipe Jamaah Jumat Saat Pergi Jumatan terminal mojok.co

Sebagai muslim, salah satu kewajiban yang harus saya jalani adalah salat Jumat. Berbeda dengan salat wajib yang lima waktu, salat Jumat dilaksanakan setiap satu minggu satu kali, yaitu di hari Jumat. Bahkan beberapa hadis yang pernah saya baca bahwa salat Jumat ini jangan sampai ditinggalkan (bagi muslim laki-laki). Meskipun saat itu sedang dalam perjalanan atau sedang bekerja, kita disarankan untuk berhenti terlebih dahulu untuk melaksanakan salat Jumat di masjid terdekat.

Hidup di pinggiran kota membuat saya beruntung karena dapat menikmati kebersamaan dengan setiap warganya. Pergi ke masjid untuk jumatan bagai rombongan saat hari Lebaran. Bahkan hampir satu masjid satu sama lainnya akan saling mengenali.

Biasanya saya dan teman-teman juga bapak-bapak akan menuju masjid bersama dengan cara berjalan kaki, entah yang dekat dengan rumah maupun yang cukup jauh. Namun, sekarang sudah cukup banyak yang berangkat jumatan dengan mengendarai sepeda motor meskipun jarak antara rumah dengan masjid cukup dekat. Saya pun beberapa kali mengendarai motor membonceng kakek saya karena jarak yang lumayan jauh.

Dengan beraneka ragamnya jamaah yang datang ke masjid untuk jumatan, setidaknya ada beberapa tipe jamaah yang sering saya lihat dan perhatikan. Baik ketika saya lihat saat berangkat, di pelataran masjid, dan tentunya ketika sudah berada di ruangan utama masjid. Saya sudah cukup hafal beberapa tipe jamaah jumat tersebut. Dan berikut ini adalah daftar tipe-tipe yang saya temui.

#1 Tipe abang-abang yang berangkat sambil sebat

Tipe pertama yang saya temui adalah tipe abang-abang atau pria dewasa yang biasanya belum menikah yang selalu sebat sambil jalan kaki. Rokok yang mereka hisap biasanya Gudang Garam ataupun Magnum. Mereka bakal nyebat sambil ngobrol-ngobrol santai hingga menuju masjid. Biasanya kostum mereka adalah kaos oblong, sarung, sandal jepit, dan tentunya rokok di mulutnya.

Beberapa kali saya sering berangkat bersama tipe yang satu ini, meskipun saya tidak ikut nyebat karena saya memang bukan perokok. Topik obrolan yang biasa mereka bawakan ya seputar kehidupan mereka, atau kejadian yang semalam baru terjadi seperti peristiwa maling domba, ataupun saat tim bola kesayangan mereka bermain.

#2 Tipe jamaah yang doyan nongkrong

Untuk tipe yang satu ini bisa dikatakan pelakunya adalah orang yang sama dengan tipe yang pertama saya bahas. Habis ngobrol-ngobrol dan sebatnya habis nggak ada cadangan, tipe jamaah yang satu ini akan langsung mencari tempat duduk yang enak di luar masjid untuk melanjutkan perbincangan selama perjalanan menuju masjid. Atau kalau tidak, mereka akan mencari lawan bicara baru dari kampung yang berbeda yang sudah lebih dulu datang.

Kalau ada kesempatan untuk nyebat lagi, mereka akan mengobrol sambil menyebat dan bahkan sambil ngopi. Kebetulan masjid tempat saya jumatan bersebelahan dengan warung. Mereka hanya akan menunggu khotbah tiba untuk masuk ke dalam masjid.

#3 Tipe bapak-bapak ambis

Tipe yang ketiga adalah tipe bapak-bapak ambis. Biasanya tipe seperti mereka akan berangkat ke masjid saat masjid masih sepi. Saat amang-amang sayur baru pulang dari berkelana ke rumah ibu-ibu kompleks dan saat anak-anak sekolahan baru pulang dari sekolahnya, mereka sudah berangkat. Tipe seperti itu bisa didapatkan pada kakek saya. Saya belum juga mandi, tapi blio sudah melesat mulus menuju masjid dengan parfum khas bapak-bapak yang getol ke masjid.

Biasanya mereka berpakaian lengkap mulai dari kopiah hitam, baju koko, sarung mencolok, sandal bersih, sorban, dan juga alat-alat zikir yang sudah disiapkan di kantong baju. Saat sudah sampai masjid mereka akan salat sunah dan setelah itu berzikir atau membaca Quran sampai beberapa menit sebelum khotbah jumat dimulai.

#4 Tipe jamaah yang menandai sandalnya

Selanjutnya yaitu jamaah yang sangat ketakutan kalau-kalau sandalnya tertukar karena banyak jamaah yang menggunakan sandal serupa. Apalagi kalau bukan merek wallow. Nah, biasanya yang menandai sandal ini adalah bapak-bapak atau anak-anak kecil yang sandalnya ditandai oleh sang ibu supaya tidak tertukar. Atau ada juga tipe yang hampir mirip, yaitu jamaah yang menyembunyikan sandalnya di tempat rahasia agar tidak ada yang mencuri.

#5 Tipe jamaah yang datang paling akhir

Untuk tipe yang terakhir adalah tipe jamaah yang datang paling akhir dari jamaah-jamaah lainnya. Dan faktanya mereka yang datang paling akhir ini biasanya jarak antara rumah dengan masjid sangatlah dekat sehingga mungkin terlalu berleha-leha. Saat sang imam sudah mengucapkan takbir, barulah tipe jamaah yang satu ini akan lari terbirit-birit menuju masjid. Itu pun kalau tidak penuh. Kalau penuh ya harus pintar-pintar mencari posisi.

Kalau kalian, tipe yang mana?

BACA JUGA Kebiasaan Orang Indonesia Saat Janjian: Menyebut Waktu Salat sebagai Waktu untuk Bertemu dan tulisan Erfransdo lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version