“Nanti malam nonton film gue, ya. Gue jadi Takeshi Kaneshiro.”
Sewaktu kuliah dulu, di era 1990-an, saya punya seorang teman yang memiliki suara rendah, dalam, dan berwibawa. Saat itu ia bekerja paruh waktu sebagai pengisi suara di salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta. Lantaran suaranya bagus, ia sering mendapat peran utama saat mengisi suara untuk film-film asing. Sebagian besar adalah film Hong Kong dan Taiwan yang berbahasa Kanton atau Mandarin.
Ia pernah mengisi suara Chow Yuen-fatt, Andy Lau, Jackie Chan, Tony Leung, Stephen Chow, Jet Li, dan masih banyak lagi. Selain film-film layar lebar, teman saya ini juga mengisi suara untuk serial drama Mandarin Justice Bao atau Hakim Bao yang tayang setiap minggu. Memerankan sang hakim, tentu saja. Kalau diminta, ia dengan senang hati mengucapkan beberapa baris dialognya yang khas, “Wang Chao, Ma Han, Zhang Long, Zhao Hu! Siapkan alat penggal kepala naga!” Takjub juga rasanya mendengar suara menggelegar ala Hakim Bao itu keluar dari seorang anak kuliahan yang mengenakan jins dan T-shirt.
Pada 1990-an, televisi masih menjadi sarana hiburan utama bagi masyarakat Indonesia. Selain Hakim Bao, ada beberapa judul serial drama Mandarin yang sangat hits saat itu. Jangan mengaku masih muda kalau kalian pernah menonton salah satu saja di antaranya!
#1 Legenda Ular Putih
Seingat saya, Legenda Ular Putih yang tayang pada 1993 adalah serial Mandarin pertama yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta Indonesia. Kisah cinta siluman ular putih Bai Suzhen dan seorang pria, manusia biasa bernama Xu Hanwen (terkadang disebut Xu Xian) sanggup mengharu biru perasaan penonton. Kisah ini unik karena tokoh protagonisnya adalah seorang siluman, yang biasanya dikenal sebagai makhluk licik dan jahat. Sedangkan tokoh antagonisnya adalah Biksu Fa Hai yang notabene adalah seorang pemuka agama.
Lantaran ratingnya cukup tinggi, stasiun-stasiun televisi swasta pun berlomba-lomba menayangkan berbagai serial drama Mandarin lainnya. Ya, Si Ular Putih membuka jalan, sehingga masa kecil kalian bahagia karena menonton film-film seri di bawah ini.
#2 Kera Sakti
Bisa dibilang, Kera Sakti yang tayang pada 1996 ini adalah serial drama Mandarin paling fenomenal pada zamannya. Berkat serial yang satu ini, jumlah penyanyi rap di Indonesia meningkat drastis. Ya, penyanyi-penyanyi rap amatir yang setidaknya bisa menyanyikan satu lagu, yaitu lagu penutup Kera Sakti.
Selain mampu menyanyi rap, para penonton juga auto bijak lantaran sering mendengar wejangan Biksu Xuan Zang atau yang juga dikenal dengan Tang Sanzang. Di Indonesia, tokoh ini lebih dikenal dengan nama versi Hokkian-nya, Tong Sam Cong.
Mengingat perjalanan ke Barat (India) sangat panjang dan berbahaya, maka Biksu Tong dikawal dan didampingi oleh tiga orang muridnya, yaitu Sun Wukong, Zhu Bajie, dan Sha Wujing. Dari ketiga murid tersebut yang paling menonjol tentu Sun Wukong sang kera sakti yang petakilan dan sulit diatur. Namun, barangkali yang paling relate dengan kita (((hah, kita?))) adalah Zhu Bajie yang senantiasa larut dalam penderitaan cinta, “Sejak dulu begitulah cinta, deritanya tiada akhir.”
#3 Kembalinya Pendekar Pemanah Rajawali
Serial drama Mandarin yang tayang pada 1995 di Indonesia ini bergenre wuxia (yang arti harfiahnya adalah ahli bela diri) atau cerita silat. Namun, tetap saja, salah satu unsur yang menambah daya tarik adalah kisah cintanya. Pasangan tokoh dunia persilatan favorit sepanjang masa ada dalam film seri ini. Siapa lagi kalau bukan Yang Guo alias Yo Ko dan Gadis Naga Kecil (Xiao Longnu) alias Bibi Lung. Film ini telah dibuat ulang dalam berbagai versi, dan beberapa di antaranya sudah pernah ditayangkan di stasiun televisi swasta kita. Namun, yang menjadi favorit hingga kini adalah versi bikinan Hong Kong pada 1983, yang dibintangi oleh Andy Lau dan Idy Chan.
#4 Putri Huan Zhu
Serial drama Mandarin yang tayang di Indonesia pada 1999 ini berlatar belakang dinasti Qing abad ke-18. Film yang diangkat dari sebuah novel karya Qiong Yao ini cukup menggelitik, tentang putri raja yang terpisah dari ayahnya, dan dibesarkan sebagai rakyat jelata. Genrenya lebih ke arah drama dan komedi, dengan sedikit ketegangan di sana-sini karena intrik-intrik rumit di dalam istananya.
Dinasti Qing adalah dinasti Manchu. Manchu adalah satu dari lima suku besar yang ada di Tiongkok. Bagi saya, yang sangat menarik dari film ini adalah kostum para pemainnya, berupa busana ala Manchu yang indah dan warna-warni. Busana tradisional Manchu tersebut seiring perkembangan zaman bermetamorfosis menjadi cheongsam atau qipao yang masih populer hingga kini.
#5 Kabut Cinta
Seial yang tayang pada 2001 di Indonesia ini bercerita tentang perjalanan cinta Lu Yiping dan He Shuhuan yang berliku-liku. Kisahnya diangkat dari sebuah novel karya Qiong Yao berjudul Yanyu Mengmeng. Banyak novel karya Qiong Yao yang juga diangkat menjadi serial drama, dengan kisah cinta lebih mengharukan yang sudah tayang di Indonesia. Namun, serial Kabut Cinta memiliki tempat khusus di hati penonton hingga kini, berkat lagu soundtrack-nya, Hao Xiang Hao Xiang yang merupakan salah satu lagu paling populer di zamannya.
Sumber Gambar: YouTube Krizz Queen ssi
BACA JUGA Opsi Tontonan Lain untuk Pindah Sementara dari K-Drama dan tulisan Santi Kurniasari Hanjoyo lainnya.