5 Rekomendasi Tugas Ospek yang Nggak Ribet, Bermanfaat, dan Relevan dengan Zaman

5 Rekomendasi Tugas Ospek yang Nggak Ribet, Bermanfaat, dan Relevan dengan Zaman terminal mojok

Belakangan ini, khususnya di Twitter, sedang hangat-hangatnya sambatan mahasiswa baru perihal tugas ospek. Mayoritas dari mereka mengeluh lantaran tugas ospek yang diberikan dianggap kurang relevan dengan dunia perkuliahan, bahkan cenderung ngadi-ngadi. Padahal inovasi penugasan ospek seharusnya disesuaikan untuk menjawab tantangan zaman.

Yha masa mahasiswa yang katanya generasi 4.0 ospeknya masih dikasih tugas seabrek dengan dalih bahwa itu nggak ada apa-apanya dibanding tugas pas kuliah nanti?

Bagi saya pribadi, membicarakan soal ospek adalah hal yang amat sentimentil. Pasalnya, saya ini adalah penyintas ospek 2 kali di 2 kampus yang berbeda, lintas jaringan pula. Luring dan daring karena pindah jurusan. Sebagai orang yang bisa dibilang sudah kenyang makan asam garam dunia per-ospek-an, saya juga jadi resah melihat dinamika per-ospek-an yang tiap tahunnya selalu menorehkan tinta hitam. Saya merasa punya otonomi untuk menulis rekomedasi penugasan ospek biar mabanya nggak mencak-mencak lagi. Berikut rekomendasi kegiatan ospek versi saya yang nggak ribet, bermanfaat, dan tentunya relevan sama tuntutan zaman.

Tugas ospek #1 membuat akun LinkedIn

Selama menempuh dunia perkuliahan, tentu dibutuhkan personal branding yang menarik. LinkedIn adalah salah satu bentuk ikhtiarnya. Alih-alih membangun personal branding dengan joget di TikTok atau Twibbon, saya pikir hal ini lebih genting dikenalkan kepada mahasiswa baru. Apalagi mereka baru saja hijrah menjadi mahasiswa yang mana pergaulan akan semakin luas dan personal branding menjadi kunci untuk bisa survive. Setidaknya LinkedIn menjadi media yang lebih bijaksana untuk menyombongkan pencapaian diri ketimbang sekadar membagikannya di status media sosial.

Tugas ospek #2 membuat CV pribadi

Nah, membuat Curriculum Vitae (CV) ini nggak kalah vitalnya. CV ini bakal memuat daftar riwayat hidup mahasiswa baru dan memberikan gambaran mengenai pengalaman dirinya serta kualifikasi lainnya. Pasalnya, selama menjadi mahasiswa untuk bisa bergabung ke berbagai organisasi, kepanitiaan atau bahkan magang, Curriculum Vitae bakal jadi salah satu persyaratannya. Setidaknya dengan penugasan membuat CV pribadi, para mahasiswa bakal mencari tahu apa itu CV, bagaimana kerangka CV yang baik termasuk apa saja yang harus termuat di CV, dan di mana harus meletakkan foto. Misalnya nanti mau bergabung ke dalam organisasi, kepanitiaan, atau magang, mereka tinggal merevisi saja CV yang pernah dibuat ketika ospek. Nggak perlu lagi membuatnya dari awal.

Tugas ospek #3 membuat poster digital

Betapa pentingnya kemampuan mengemas informasi ke dalam bentuk yang menarik. Salah satu ikhtiarnya adalah lewat desain grafis. Melalui tugas membuat poster digital ini, setidaknya mahasiswa baru akan mengenal dan mencoba mengenali fitur-fitur aplikasi desain grafis. Kemampuan ini bakal menjadi bekal yang berharga. Terutama ketika mereka harus menyajikan presentasi nanti selama kuliah. Supaya nggak membosankan dan bikin ngantuk, terkadang presentasi memang harus dikemas dalam bentuk visual yang menarik, kan?

Tugas ospek #4 pengabdian masyarakat

Tugas pengabdian masyarakat bisa mulai dari hal-hal kecil. Misalnya menanam pohon, mendaur ulang limbah plastik, atau mengajar baca tulis Al-Qur’an anak-anak kecil di masjid sekitar tempat tinggalnya. Bahkan, saya punya pengalaman melihat mahasiswa yang melaksanakan pengabdian masyarakat dalam bentuk sosialisasi untuk nggak menyisakan makanan di dalam piring. Setelah selesai melakukan pengabdian, mahasiswa baru dapat mendokumentasikannya dalam bentuk foto atau video. Nah, ini sekaligus bisa mengenalkan cara penggunakan aplikasi edit video sederhana kepada mereka.

Tugas ospek #5 membuat tulisan opini dan mengirimkannya ke media massa

Ada pepatah mengatakan gajah mati meninggalkan gadingnya. Begitupun mahasiswa harus meninggalkan karyanya, salah satunya melalui tulisan di media massa. Saat ini banyak sekali media massa yang terbuka bagi masyarakat mengirimkan tulisannya untuk dimuat. Sebut saja kayak Kompasiana, Geotimes, atau bahkan Terminal Mojok. Media massa cetak ada juga seperti Kolom Pikiran Pembaca di Kedaulatan Rakyat.

Harapannya, melalui penugasan ini mahasiswa baru dapat tahu kanal-kanal media massa di mana mereka bisa mengirimkan tulisan. Di samping itu juga bisa sebagai latihan agar peka terhadap isu-isu terbaru dan mengemasnya menjadi tulisan. Toh, menjadi kebanggaan tersendiri ketika tulisannya bisa dimuat dan dibaca khalayak ramai. Syukur-syukur ada duitnya kayak Terminal Mojok sekaligus menjadi portofolio diri juga.

BACA JUGA Ini yang Terjadi kalau para YouTuber Jadi Komdis Panitia Ospek dan tulisan Fatony Royhan Darmawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version