5 Rekomendasi Kuliner Khas Solo Sekitar Stasiun Solo Balapan

5 Rekomendasi Kuliner Khas Solo Sekitar Stasiun Solo Balapan

5 Rekomendasi Kuliner Khas Solo Sekitar Stasiun Solo Balapan (Pixabay.com)

Kereta kalian berhenti di Stasiun Solo Balapan? Kudu banget mampir ke beberapa tempat ini

Surakarta atau yang secara umum dikenal dengan nama Solo, adalah kota budaya yang memiliki sejarah panjang dalam konteks budaya dan politik. Dan dalam satu dekade terakhir Solo jadi lebih populer karena Jokowi, juga karena UNS yang dikenal sebagai salah satu kampus negeri top ten dengan uang kuliah yang tergolong murah.

Nah, sebagai lulusan UNS yang menetap kurang lebih lima tahun, rasa-rasanya rekomendasi kulineran dari saya cukup legit lah. Cocok banget buat kalian yang ke Solo cuman mampir sebentar, sekadar nonton konser, ikut arak-arakan kebo bule setiap malam satu Suro, atau pengin aja ketemu anak pak presiden yang kini jadi Mas Wali. Monggo, nggak jauh dari Stasiun Balapan kok.

#1 Sate Buntel Pak Kasdi

Stasiun utama dan tersibuk di Solo adalah Stasiun Solo Balapan, dan sate buntel adalah salah satu kuliner hidden gem yang nggak akan kamu temukan di wilayah lain. Bahkan di sekitaran kabupaten Solo Raya dan Jogja yang notabene nggak jauh-jauh amat dari Solo, nggak akan ketemu tuh sate buntel.

Sate Buntel Pak H Kasdi adalah salah satu rekomendasi pertama dan utama dari saya kalau kalian staycation di Solo. Lokasinya cuman sepelemparan batu dari stasiun, nggak nyampe 50 meter, keluar pintu stasiun udah langsung aja tuh. Harganya nggak jauh bedalah sama sate klatak di Jogja.

Buka setiap hari mulai sekitar 09.00-19.00, meskipun biasanya kalau terlalu pagi belum buka dan sering banget ludes habis setelah maghrib. Sate buntel adalah olahan daging kambing giling yang ditempelkan pada tusuk sate dengan bentuk lonjong. Selain sate buntel, di kedai ini juga tersedia beragam olahan daging kambing, termasuk nasi goreng kambing.

#2 Nasi Liwet Bu Wongso Lemu

Kalau keretamu sampai Solo dini hari, Nasi Liwet Bu Wongso Lemu adalah destinasi wajib yang harus kalian sambangi. Buka mulai jam 16.00, warung nasi liwet yang satu ini akan tutup sekitar pukul 01.00 lepas tengah malam. Apalagi lokasinya yang dekat dengan Keraton Mangkunegaran dan Ngarsopuro cocok banget buat kalian yang hobi jalan-jalan di pasar barang antik nan otentik.

Nggak jauh kok, cuman dua kilometer dari Stasiun Balapan. Ngarsopuro ini selain punya kompleks pasar barang antik, sering banget jadi venue berbagai event keren di Solo. Kalau pas nggak ada acara apa-apa, tempatnya juga sendu abis buat kalian yang pengin pacaran atau sendiri aja menikmati malam hari di Solo yang sunyi.

#3 Selat Vien’s Pusat

Nah, kalau punggung dan bokong tepos karena duduk lebih dari delapan jam di kereta, cobalah jalan santai ke Selat Vien’s yang cuman 500 meteran. Buka setiap hari 07.30-17.00, kamu bisa mencoba selat khas Solo, timlo, dan beragam menu sup berkuah lainnya seperti sup matahari, sup galantin, dan sup manten. Murah banget pula, setiap menu harganya nggak ada yang lebih dari 20 ribu rupiah.

#4 Gudeg Ceker Bu Kasno

Satu lagi rekomendasi kuliner Solo kalau kamu tiba di Stasiun Balapan lewat tengah malam. Jaraknya cuma 850 meter dari Balapan  ke arah UNS. Gudeg Ceker Bu Kasno Margoyudan ini buka jam 02.00 pagi dan biasanya sudah habis selepas Subuh. Buat kalian yang nggak cocok sama gudeg kering dan super manis di Jogja, pastinya ini bakal suka Gudeg Bu Kasno karena termasuk gudeg basah yang kaya santan areh.

#5 Serabi Notosuman Ny. Lidia

Selesai seharian di Solo, sebelum melanjutkan perjalanan jangan lupa pesan serabi solo yang satu ini buat oleh-oleh kawan dan kerabat di kota lain. Ingat, kudu pesen dulu, sering terjadi turis luar kota datang ke outlet yang jaraknya sekitar 3 kilometeran hanya demi menelan ludah dan manyun kecewa sebab semua serabi telah habis dipesan.

Kalau belum kenyang juga, berikut ini beberapa honorable mention yang lokasinya agak jauh dari Stasiun Balapan, ada Garang Asem Mbah Semar, Rica ISI Bu Sartini, Shi Jack Kadipolo, dan Bestik Pak Darmo yang cukup banyak cabangnya. Jadi, kapan mulih neng Solo?

Penulis: Adi Sutakwa
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Kuliner Khas Solo yang Terancam Punah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version