Berapa usia pernikahan kamu? Sebulan? Dua bulan? Atau malah sudah bertahun-tahun? Namun, belum ada tanda-tanda hamil? Ada baiknya kamu konsultasi ke dokter kandungan dan memulai promil. Tapi, jangan menemui dokter begitu saja tanpa bekal, ya. Setidaknya ada 5 poin penting yang tidak boleh ketinggalan. Sebaiknya kamu siapkan terlebih dahulu. Apa saja kelima poin tersebut?
#1 Kalender periode haid
Poin pertama ini penting untuk bekal konsultasimu. Setelah kamu dan pasangan menyampaikan keinginan kalian untuk promil, periode haid istri sudah pasti akan ditanyakan oleh dokter kandungan yang memeriksa. Sebaiknya cetak kalender tiga bulan terakhir. Kecil saja, di selembar A4 juga cukup asalkan jelas. Kemudian dilingkarin, disilangin, atau kotakin, pokoknya tandai tanggal-tanggal periode haid kamu. Setelah melihat periode haid kamu tiga bulan terakhir, dokter akan bisa menghitung dan memberi tahu kapan tanggal masa subur kamu. Ingat, catat! Jangan lewatkan! Udah kayak cuplikan jam tayang film saja.
#2 Datanglah setelah haid dan sebelum berhubungan
Selain memberi tahu kapan tanggal masa subur kamu, dokter kandungan juga akan memberi beberapa saran yang kaitannya dengan pola hidup sehat suami istri yang sedang promil. Selain itu, kamu akan diberi resep pil asam folat dan vitamin E. Saya dulu diberi resep Folavit dan Eturol. Setelah itu, kamu bisa pulang atau meminta dilakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi lebih lanjut. Kalau kamu tidak memintanya, dokter biasanya tidak akan menawari.
Syarat dilakukannya pemeriksaan itu sendiri adalah kamu sudah selesai masa haid dan belum berhubungan dengan pasangan. Jadi, kalau kamu berencana datang ke dokter kandungan untuk promil bulan depan, ingat ya, datanglah setelah haid dan sebelum berhubungan. Puasa sexual intercourse dulu.
Dokter kemudian akan membuatkan rujukan untuk kamu bawa ke radiologi. Jika beruntung, kamu bisa langsung menjalani pemeriksaan. Atau kamu bisa booking jadwal pemeriksaan beberapa hari kemudian.
#3 Pasangan
Pergi ke dokter kandungan mau promil tapi tidak datang dengan pasangan? Hellooo..? Eh, tapi mungkin kamu mau tanya-tanya dulu ya tentang promil secara detail ke dokternya langsung. Oke, tidak ada salahnya juga. Mungkin pasangan kamu kemarin masih tampak ragu mau promil atau tidak, ya. Kamu kemudian bisa obrolkan dulu dengan pasangan tentang hasil tanya jawabmu dengan dokter.
#4 Keberanian
Ketika datang ke dokter kandungan dan bilang ingin promil, kamu dan pasangan sudah harus siap dengan beberapa pemeriksaan. Pemeriksaan bisa dijadwalkan sesuai kebutuhan kalian. Sambil menunggu hari pemeriksaan, kamu bisa mempersiapkan keberanian. Ada baiknya jika kamu baca-baca dulu info dan gambaran macam-macam pemeriksaan yang akan kamu jalani. Dengan begitu kamu bisa membayangkan bagaimana prosedur pemeriksaannya dan bagaimana sakitnya, contohnya HSG.
Ada dokter yang memberikan obat nyeri pada pasien pada waktu HSG. Ada juga yang tidak. Pengalaman HSG orang di link di atas tidak sakit, katanya. Tapi kakak saya—yang pernah HSG juga—mengaku merasakan sakit yang luar biasa. Mungkin dia tidak diberi obat nyeri. Sama seperti kalau dokter mau jahit sobekan jalan lahir bayi setelah persalinan, ada yang memberikan obat bius ke si ibu, ada juga yang tidak. Saya tidak dibius waktu dijahit setelah persalinan. Dan itu sakitnya ampun-ampunan. Akan tetapi, teman saya yang ditangani dokter lain mengaku tidak sakit waktu dijahit.
#5 Uang
Last but not least, Mylov. Duit. Iya, kan? Promil itu tidak murah, Sayang. Dan tidak dicover BPJS ataupun asuransi kantor. Perkirakan biayanya dapat kamu mulai dari biaya konsultasi dokternya. Kamu juga harus ingat, ketemu dokter kandungan untuk promil itu tidak cukup sekali dua kali, melainkan berkali-kali. Itu karena pemeriksaannya pun tidak hanya satu jenis. Ada HSG untuk tahu kondisi tuba falopi, ada pemeriksaan untuk tahu perkembangan sel telur kamu—namanya apa, saya lupa—dan ada pemeriksaan kualitas dan kuantitas sperma. Setidaknya itu.
Nah, itulah 5 poin penting yang perlu kamu siapkan sebelum pergi ke dokter kandungan untuk promil. Semoga ada manfaatnya, ya.
Oh ya, menikah tidak melulu untuk punya momongan. Kalau kamu belum lama menikah, tidak perlu buru-buru ke dokter kandungan. Sebaiknya, kamu dan pasangan menikmati dulu masa-masa berdua saja a.k.a pacaran. Karena banyak hal seru yang bisa kalian lakukan berdua saja yang pasti akan jadi sulit kalau kalian punya bayi. Misalnya, mendaki gunung Himalaya bersama-sama.
Akan tetapi, kalau kamu dan pasangan sudah ngebet banget pengin punya bayi, naluri keibuan dan kebapakan kalian sudah menggebu-gebu ingin dipuaskan, sudah mulai tidak tahan dengan permintaan orang tua atau mertua yang tidak sabar pengin gendong cucu, atau sudah mulai jengah sama pakde, bude, paklek, bulek, kerabat lain, atau tetangga yang entah kenapa demen banget menghantui kalian dengan pertanyaan kapan punya momongan. Iya, iya, saya bisa mengerti.
BACA JUGA Tentang Sunat dan Melahirkan: Mana yang Lebih Sakit? dan tulisan Aprilia Dyah Ayu Mustika Rini lainnya.