Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

5 Penyebab Anak Muda Malas Memajukan Kampung Halaman

Malik Ibnu Zaman oleh Malik Ibnu Zaman
27 April 2023
A A
Karang Taruna: Dikekang Orang-orang Tua, Dibebani Harapan Warga kampung halaman

Karang Taruna: Dikekang Orang-orang Tua, Dibebani Harapan Warga (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai seorang yang lahir dan besar di kampung, tentu saya ingin sekali memajukan kampung halaman. Terlebih melihat bagaimana kondisi kampung halaman yang kayak gini-gini saja. Kepala desa boleh saja berganti, tetapi tidak ada perubahan sama sekali. Bahkan kepala desa yang sekarang juga terkurung dalam bui, sebab terjerat korupsi.

Lalu ada sebuah pola berulang yang terjadi pada anak muda di kampung, yaitu pergi merantau tanpa memberikan kontribusi apa-apa pada kampung halaman. Bahkan banyak juga yang lupa akan kampung halaman. Eh giliran sudah tua renta, baru (kepikiran) pulang. Ada juga yang berwasiat ketika meninggal agar dimakamkan di kampung halaman.

Setelah saya telisik, sebenarnya masih banyak juga anak muda yang ingin memajukan kampung halaman. Akan tetapi ada beberapa hal yang membuat mereka malas dan mengurungkan niat. Bahkan, ada juga yang memilih untuk tidak kembali. Kalau kembali saja, gimana mau bikin kampung maju?

Tapi, apa sih penyebabnya?

Kaderisasi berjalan dengan lambat 

Pertama, karena kaderisasi berjalan dengan lambat. Banyak terjadi di kampung-kampung, kepemimpinan didominasi oleh generasi tua, dan kurang mengakomodasi aspirasi generasi muda. Banyak ketua RT, ketua RW, pamong, menduduki jabatan tersebut selama berpuluh-puluh tahun.

Dominasi generasi tua terjadi hampir terjadi di semua lini, termasuk juga di sektor agama. Bisa dikatakan imam, muazin, khatib di kampung itu seumur hidup. Banyak dari mereka enggan untuk memberikan kesempatan kepada generasi muda. Alhasil santri ketika lulus dari pondok pesantren dan pulang ke kampung halaman, hanya bisa menunggu giliran saja.

Itu sih kalau sabar nunggu. Kalau nggak?

Tidak ada wadah di kampung halaman

Penyebab kedua, tidak adanya wadah. Oleh karena tidak adanya wadah, alhasil anak muda bingung dalam mengemukakan ide-idenya demi kemajuan. Di kampung halaman saya misalnya, karang taruna tidak aktif, bahkan ketuanya siapa juga tidak ada yang tahu. Ada beberapa organisasi lainnya juga, tetapi hanya sekadar nama.

Baca Juga:

7 Sisi Terang Jakarta yang Jarang Dibahas, tapi Nyata Adanya: Bikin Saya Betah dan Nggak Jadi Pulang Kampung

Organisasi Karang Taruna Nyatanya Tak Lebih dari Pelengkap Acara Hajatan dan Ladang Cari Suara Politik

Sudah seharusnya anak-anak muda diajak untuk bergabung, baik di karang taruna, maupun organisasi lainnya di kampung halaman. Bahkan di lingkungan sekitar saya, untuk kepanitiaan berbagai macam kegiatan, tidak melibatkan anak muda. Minimal ya seharusnya anak muda dilibatkan menjadi anggota.

Berebut pengaruh 

Banyak orang di kampung yang saling berebut pengaruh, akibatnya terjadi konflik. Meskipun konflik di kampung tidak besar, tetapi dampak yang ditimbulkan bisa berkepanjangan, masyarakat terombang-ambing. Sehingga anak muda di kampung halaman menjadi muak dengan hal itu. Mereka akan berpikir jangan-jangan kalau saya terjun ke masyarakat akan terjadi hal semacam itu.

Di dukuh (tingkatan di bawah kampung) tempat saya tinggal, masyarakat terpecah menjadi dua kubu, yaitu kubu langgar dan kubu masjid. Jika ditelisik penyebabnya, disebabkan oleh beberapa tokoh masyarakat yang saling berebut pengaruh. Meskipun tidak terjadi gesekan, tetapi perpecahan tersebut masih terjadi sampai saat ini. Upaya rekonsiliasi sulit terwujud, sebab para tokoh tidak mau menurunkan egonya. Anak muda mana mau memikirkan kemajuan, kalau penduduknya masih berkutat sama urusan ego?

Tidak dihargai

Banyak terjadi generasi tua di kampung, sulit menerima ide dan gagasan dari anak muda. Bahkan memandang sebelah mata ide dan gagasan tersebut. Bukti nyatanya adalah tidak dilibatkannya anak muda dalam berbagai kegiatan di kampung halaman. Mereka hanya bisa menjadi objek, bukan menjadi subjek.

Maka sangat perlu sekali sebenarnya para generasi tua, merangkul anak-anak muda. Tatkala saya mengunjungi teman saya di sebuah kampung, saya sangat kaget, sebab anak mudanya sangat giat dalam upaya memajukan kampung, generasi tuanya juga sangat mendukung. Berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di kampung halaman saya.

Merantau adalah indikator kesuksesan

da persepsi yang tumbuh subur di masyarakat, bahwa lebih baik susah di rantau, daripada susah di kampung halaman. Ditambah lagi suara-suara di kampung mau makan apa. Sehingga, akhirnya para anak muda di kampung lebih memilih untuk merantau, daripada tinggal dan membangun kampung halaman.

Di kampung halaman saya misalnya dikatakan sukses jika bekerja menjadi pegawai negeri sipil di kementerian dan pegawai salah satu pabrik motor. Alhasil para anak mudanya di kampung halaman saya akhirnya lebih memilih untuk merantau di ibu kota. Apalagi ketika lebaran, pertanyaan yang muncul justru sudah sukses apa belum, bukan apa kontribusi kamu untuk kampung halaman.

Ya kesuksesan memang hal yang perlu dikejar. Tapi bukankah ironis jika ada keluhan kalau kampung nggak maju, tapi menyuruh orang-orang keluar dari kampung? Kan aneh.

Memajukan kampung halaman tetaplah jadi impian banyak anak muda. Makmur di tanah sendiri tetaplah jadi pilihan, andai opsi tersebut bisa diciptakan. Tapi, realitas yang ada bikin anak muda memilih jauh dari rumah ketimbang harus menghadapi fosil yang merasa jadi pusat dunia.

Solusinya sih jelas, mau nggak mau ya berikan kesempatan buat yang lain. Tapi gimana ya…

Penulis: Malik Ibnu Zaman
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Karang Taruna: Dikekang Orang-orang Tua, Dibebani Harapan Warga

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 April 2023 oleh

Tags: Generasi MudaKampung HalamankemajuanPemudasenioritas
Malik Ibnu Zaman

Malik Ibnu Zaman

Penulis lepas & Imam Besar Republik Mahasiswa Rebahan.

ArtikelTerkait

paylater, beli rumah

Paylater Bikin Susah Beli Rumah? Yang Benar Saja!

13 Februari 2023
kampung halaman

Apa Cuma Saya yang Lebih Suka di Perantauan Daripada di Kampung Halaman?

10 Juni 2019
Cho Samdal dalam Drama Korea Welcome to Samdal-ri Adalah Kita yang Enggan Balik ke Kampung Halaman

Cho Samdal dalam Drama Korea Welcome to Samdal-ri Adalah Kita yang Enggan Balik ke Kampung Halaman

21 Desember 2023
tidak kawin

Para Tokoh Terkenal Saja Ada yang Tidak Kawin, Kenapa Kita Harus?

3 Agustus 2019
Susahnya Mengaku sebagai Orang Karanganyar terminal mojok

Susahnya Mengaku sebagai Orang Karanganyar

7 Juni 2021
Mas AHY mojok

Mas AHY Bener loh, Anak Muda Tak Boleh Dimanja, apalagi Disiapkan Karpet Merah

25 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.