5 Pekerjaan yang Cocok Dilakoni Para Mantan Anggota Dewan

anggota dewan

anggota dewan

Lupakan sejenak soal #GejayanMemanggil, #SurabayaMenggugat, dan tagar-tagar lain yang menyerukan ajakan massa demonstran demi menolak UU KPK dan RKUHP. Ada baiknya ketegangan kita pada Bapak Ibu anggota dewan yang terhormat dilupakan sedikit supaya pikiran tidak penuh dengan kekesalan terhadap mereka.

Sebentar lagi mereka akan mengakhiri periode jabatan lho. Sebagaimana mestinya akan berpisah, alangkah baiknya jika kita juga mengucapkan salam perpisahan untuk Bapak Ibu dewan kita yang telah berjasa selama masa periode 2014-2019. Setidaknya sebagai warga negara yang baik meskipun telah banyak tredzalimi kita harus tetap mengapresiasi kinerja mereka. Entah mereka yang kerja beneran atau kerjanya Cuma tidur-tiduran dan main Onet.

Tapi ngomong-ngomong soal keberlangsungan hidup mantan DPR RI pasca habisnya periode jabatan, apakah Bapak Ibu dewan kita sudah memiliki pandangan tentang pekerjaan selanjutnya? Saya masih mengkhawatirkan adanya citra yang buruk pada mantan dewan ini akan mempersulit mereka untuk terjun di dunia kerja.

Ah tapi tenang saja, Bapak Ibu calon mantan dewan. Beberapa pekerjaan ini bisa jadi alternatif njenengan-njenangan ketika sudah tidak lagi bertahta sebagai wakil rakyat. Soal rezeki halal? Jangan dipusingkan lagi. Pekerjaan-pekerjaan ini jelas sangat halal, hehehe.

1. Dramawan atau Aktor

Menjadi dramawan atau aktor. Pekerjaan ini akan menjanjikan untuk Bapak Ibu dewan ketika periode jabatan berakhir. Dari pada bingung-bingung mikirin keberlangsungan hidup fraksi partai, lebih baik mulai banting setir jadi aktor. Bagaimana cara memulai karirnya? Mulai saja belajar akting lebih mumpuni dengan aktor kawakan macam Agus Noor, atau Reza Rahardian barangkali.

Saya yakin, selama 5 tahun periode jabatan, Bapak Ibu dewan sudah lihai bermain peran. Jadi apa salahnya jika setelah tidak menjabat sebagai anggota dewan, Bapak Ibu DPR menjadi aktor atau dramawan sejati? Selain bisa menyalurkan kepiawaian bermain peran ketika menjabat sebagai anggota DPR, jadi aktor dan dramawan yang profesional juga bisa menjanjikan uang dan ketenaran loh Pak, Bu.

2. Sutradara

Menjadi sutradara. Bapak Ibu dewan yang terhormat juga bisa kalau mau banting setir jadi sutradara setelah masa jabatan berakhir. Kenapa tidak? Seorang anggota dewan yang sudah biasa mengatur sistem perpolitikan di gedung megah macam gedung DPR dan MPR pasti sudah biasa juga mengatur jalan cerita sebuah naskah drama.

Menjadi sutradara yang handal bisa juga mendatangkan keuntungan lho Pak Bu. Lihatlah seorang Hanung Bramantyo. Sukses sekali dia jadi sutradara yang karyanya begitu digemari masyarakat Indonesia. Dari pada masih mengatur sandiwara perpolitikan yang lain setelah masa jabatan berakhir, jadilah sutradara yang profesional dalam dunia sinematografi atau dunia entertain tanah air. Pasti akan sangat menghibur. Film garapan Bapak Ibu dewan akan laku keras.

3. Sales Marketing

Menjadi sales marketing. Kalau Bapak atau Ibu dewan mempunyai produk pribadi dan berencana akan dipasarkan, justru akan lebih baik. Karena selain jadi sales marketing, Bapak Ibu juga bisa sekaligus berwirausaha. Setidaknya nggak perlu turun tahta jadi budak korporat orang lain gitu deh.

Bapak Ibu dewan kita mempunyai kecakapan retoris yang baik. Kecakapan ini pasti akam sangat mendukung keberhasilan sebagai sales marketing. Bayangkan ketika kecakapan retoris ini digunakan untuk memasarkan produk. Saya yakin, banyak calon konsumen yang tergoda dan pasti akan mempercayai kata-kata Bapak Ibu dewan. Kalau sudah percaya? Jelas mereka akan menggunakan produk yang ditawarkan. Wah laris manis itu Pak, Bu. Bagus kan?

4. Travel Vlogger

Menjadi travel vlogger. Sekarang kan sudah masuk era digital, profesi yang melibatkan unsur digitalisasi pasti akan sangat menjanjikan. Nah sebagai calon mantan anggota dewan, Bapak Ibu dewan kita yang sering plesiran akan mempunyai wawasan lebih soal dunia travelling. Mulai dari biaya kotor sampai biaya bersih buat travelling. Semuanya bisa diinformasikan kepada millenials yang juga doyan berpergian. Caranya dengan bikin vlog travelling.

Konten vlog bisa diisi dengan destinasi wisata luar negeri atau dalam negeri dengan perkiraan estimasi biaya yang dibutuhkan. Saya jamin, Bapak Ibu dewan akan tahu benar berapa perkiraan estimasi biaya agar bisa keliling Indonesia atau bahkan keliling dunia. Iya kan sewaktu jadi DPR sering plesiran studi banding ke luar negeri. Jadi, menjadi vlogger travelling pada chanel YouTube akan menjanjikan keuntungan dan ketenaran terutama di kalangan milenial.

5. Penulis Karya Fiksi

Menjadi penulis karya fiksi. Menulis apapun asal dapat dikatakan sebagai karya fiksi. Mengapa Bapak Ibu dewan kita juga bisa banting setir profesi ini setelah masa jabatan berakhir? Pada saat masih menjabat sebagai anggota dewan, Bapak Ibu DPR pernah mengusulkan, sekaligus akan mengesahkan pasal-pasal karet yang kontroversial. Pasal-pasal karet ini dianggap kenyelenehan dan dianggap sangat berbau fiktif alias karangan.

Pengalaman mengarang pasal bukannya lebih baik disalurkan ke hal-hal yang lebih bermanfaat? Setelah terjun ke dunia politik, terjun ke dunia literasi juga boleh loh Pak, Bu. Dengan pengalaman mengarang yang didapat selama menjadi DPR, keterampilan mengarang atau menulis karya fiksi akan mumpuni juga rupanya. Siapa tahu, tulisan Bapak Ibu dewan banyak digemari? Lumayan jadi Best Seller. Hmmm boleh juga tuh dicoba. 

Di antara beberapa profesi yang telah saya sebutkan di atas, manakah yang kiranya paling cocok disandang oleh Bapak Ibu dewan kita? Etapi, rupanya semua profesi di atas cocok ya. Menjadi DPR banyak sekali pelajaran berharga yang dapat dipetik untuk dijadikan bekal profesi selanjutnya. Perbaikan citra setelah rusak selama beberapa tahun karena tergabung dalam lembaga DPR perlu dilakukan ya Pak Bu. Dari pada banyak haters kan mending banyak fans. (*)

BACA JUGA Ketika Mantan Aktivis Mencibir Gerakan Mahasiswa atau tulisan Ade Vika Nanda Yuniwan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version