Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

5 Lagu Sunda yang Maknanya Nggak Kalah sama ‘Cidro’ dan ‘Sewu Kutho’

Muhammad Ridwansyah oleh Muhammad Ridwansyah
26 November 2020
A A
5 Lagu Sunda yang Maknanya Nggak Kalah sama 'Cidro' dan 'Sewu Kutho' terminal mojok.co didi kempot campursari sunda keroncong sunda

5 Lagu Sunda yang Maknanya Nggak Kalah sama 'Cidro' dan 'Sewu Kutho' terminal mojok.co didi kempot campursari sunda keroncong sunda

Share on FacebookShare on Twitter

Lagu-lagu bertema patah hati dengan lirik bahasa Jawa, seperti “Sewu Kutho” atau “Cidro” merupakan sedikit dari sekian banyak karya Mas Didi Kempot yang saya sukai. Saya sering memutar lagu-lagu beliau meski tidak tahu artinya. Dan untuk memahami arti lagu-lagunya, tentu saja minta bantuan sama teman-teman saya yang bisa bahasa Jawa atau kalau pengin tahu pisan kadang-kadang diterjemahkan melalui Google. Nah, jika masyarakat Jawa terkenal dengan Mas Didi Kempot, masyarakat Sunda terkenal dengan Kang Darso, legendanya musik dan lagu Sunda.

Mulai dari pop Sunda, calung Sunda, dangdut dan lain sebagainya. Saya tidak heran kalau banyak penyanyi-penyanyi Sunda yang mengidolakan dan terinspirasi sama beliau. Bahkan, gaya pakaiannya pun ikut-ikutan kedarso-darsoan.

Lagu “Duriat” karya Kang Darso menjadi salah satu lagu Sunda favorit saya yang tidak boleh dilewatkan untuk saya putar setiap hari. Sebab, makna yang terkandung dalam lagu ini cukup dalam bagi kehidupan saya. Tapi, sebelum ke lagu “Duriat”, saya akan merekomendasikan lagu lain, seperti lagu karya Bah Dadeng dan Kang Yayan Jatnika.

Sebagai catatan, bagi kamu generasi muda yang gengsi dan menganggap kampungan mendengarkan lagu-lagu kedaerahan, sadarlah. Justru, betapa kampungannya anak-anak muda yang tidak mengetahui siapa itu Darso maupun Didi Kempot.

Lagu Sunda #1 Bah Dadeng “Papatong”

Lagu “Papaptong” (capung) karya Bah Dadeng ini enak didengar dan bisa bikin relaks. Lagu ini juga penuh dengan filosofi hidup manusia yang divisualisasikan dengan seekor capung. Begini potongan liriknya.

Papatong nu koneng teu tembong deui (Capung yang berwarna kuning tidak tampak lagi)

Leungit indit teu pamit (Menghilang tanpa pamit)

Papatong nu koneng teu tembong deui (Capung yang berwarna kuning tidak tampak lagi)

Baca Juga:

Aksi Liar Sok Rock n Roll dan Destruktif di Panggung Musik yang Kerap Merugikan Tidak Bisa Dibenarkan!

5 Starter Pack Remaja Jompo Saat Nonton Festival Musik

Tileum bewara baturna (Menghilang tanpa kabar)

Jadi, memasuki usia dewasa, manusia dengan segala kesibukannya sering kali mengikuti irama kehidupan. Sibuk menemukan identitas diri, sibuk unjuk gigi pada dunia dan sibuk mengejar mimpi. Hal ini digambarkan seekor capung yang terbang di waktu dzuhur dengan bebas. Artinya, di waktu dzuhur itu seperti orang dewasa atau anak muda yang bebas mau ngapain aja.

Memasuki waktu sore, capung tidak terbang terlalu tinggi. Artinya, waktu sore adalah waktu senja bagi manusia. Manusia mulai mengurangi aktivitas dan badan mulai melemah. Di usia senja, manusia harusnya jangan terlena dengan urusan duniawi.

Prak reureuh tina ka riweuh (Berhentilah dari kesibukan)

Prak pasrah kanu kawasa (Mendekatlah kepada yang Maha Kuasa)

Lagu Sunda #2 Kang Yayan Jatnika–”Jang”

Lagu Sunda berjudul “Jang” karya dari Yayan Jatnika ini bila diresapi dan dipahami, sarat akan makna kehidupan yang sangat dalam. Inti dari lagu ini adalah nasihat ibu kepada anaknya. Dan kata “Jang” merupakan panggilan untuk seorang anak dalam bahasa Sunda. Lagu ini mengingatkan seorang ibu kepada anaknya tentang kehidupan di dunia. Berikut potongan lirik lagu ini.

Jang, hirup teh teu gampang (Nak, hidup itu tidak mudah)

Teu cukup ku dipikiran (Tidak cukup hanya dipikir saja)

Bari kudu dilakonan (Sambil harus dijalani juga)

Jang, jalan kahirupan (Nak, jalan kehidupan ini)

Henteu sapanjangna datar (Tidak selamanya datar-datar saja)

Aya mudun jeung tanjakan (Ada turun/suka dan tanjakan/duka)

Di lagu ini, seorang ibu menasihati anaknya soal kehidupan. Seperti harus sabar dalam kekurangan, jangan sombong ketika kaya, dan hidup harus banyak bersyukur kepada yang Maha Kuasa.

Ulah nganyerikeun batur (Jangan menyakiti orang lain)

Ngarah hirup loba dulur (Supaya hidup banyak saudara)

Lagu Sunda #3 Darso–”Duriat”

Duriat teu bisa digantian ku rupa. Duriat teu bisa dihilian ku harta. Duriat teu bisa di aya-aya. Duriat datang na heunteu kapaksa (Cinta tidak bisa digantikan dengan wajah. Cinta tidak bisa ditukar dengan harta. Cinta tidak bisa diada-ada. Cinta datangnya tidak dipaksa).

Dalam bahasa Sunda, kata “duriat” artinya cinta. Tapi, kata tersebut lebih dalam dari kata “bogoh” dan “reuseup” yang artinya hampir serupa. Di lagu ini, Darso berusaha mengungkapkan apa itu arti cinta yang sesunggunya.

Sebagai penggemar lagu “Duriat”,  saya menyukai lagu ini karena lebih dari sekadar soal cinta, lagu ini menunjukkan pemaknaan cinta sejati yang tidak hanya memandang dari fisik maupun harta semata. Dan cinta datang dan tumbuh tidak terpaksa maupun dipaksa. Dalem, sih, nggak kuat….

Lagu Sunda #4 Muslihat Kertadiwirya–”Pileuleuyan”

Banyak orang Sunda yang mengartikan lagu “Pileuleuyan” ini sebagai lagu perpisahan. Padahal, makna lagu ini hanya berpisah sementara. Bukan berpisah selamanya. Tapi, kalau ada argumentasi lain dari pembaca terkait lagu ini, silakan.

Menurut saya, lagu ini seperti sedang menceritakan seseorang yang merantau. Terus, sebelum merantau, mengumpulkan dulu teman-temannya. Dan lagu ini persis seperti adat orang Sunda yang memang sebelum merantau, suka ngobrol-ngobrol dulu, makan-makan dulu.

Nah, lagu “Pileuleuyan” ini umumnya hanya merantau ke tempat kerja saudara atau keluarga sehingga sifatnya sementara, toh nanti pada akhirnya balik lagi ke kampung halaman. Gitu, sih.

Lagu Sunda #5 Yayan Jatnika-”Mawar Bodas”

Sugan tea moal gagal (Kirain tidak akan gagal)

Kembang geus aya nu boga (Buang sudah, sudah ada yang punya)

Balik teh asa hoream (Pulang terasa malas)

Lempang ge asa ngalayang (Jalan pun terasa melayang)

Lagu terakhir ini lagu yang bikin orang Sunda bakal bilang “adeeeuy” karena lagu ini adalah sindirian bagi siapa saja yang cintanya ditolak. Tapi, maknanya cukup dalam juga sebab amanat dari lagu “Mawar Bodas” yaitu jika menemui kekecewaan atau kesedihan, jangan mau tenggelam dan larut dalam kekecewaan atau kesedihan, tetapi harus cepat bangkit kembali.

BACA JUGA Di Sunda, Pesta Pernikahan Dianggap ‘Wah’ Ketika Menggelar Acara Dangdutan dan tulisan Muhammad Ridwansyah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 25 November 2020 oleh

Tags: industri hiburanMusik
Muhammad Ridwansyah

Muhammad Ridwansyah

Founder penulis Garut. Penulis bisa disapa lewat akun Twitter dan Instagram @aaridwan16.

ArtikelTerkait

Album Baru Band Itu Pasti Mengecewakan, Nggak Usah Terlalu Berharap Makanya terminal mojok.co

Surat Cinta buat Mas dan Mbak Penonton Konser yang suka Peluk-pelukan

30 Oktober 2020
Ratusan Lagu K-Pop Hilang dari Spotify, Berikut Alternatif Platform Streaming Untuk Pencinta K-Pop Terminal Mojok

Mana yang (Beneran) Lebih Unggul, Spotify atau YouTube Music?

11 Juni 2021
Rivalitas The Beatles dan The Rolling Stones yang Mirip Settingan mick jagger john lennon paul mccartney terminal mojok.co

Rivalitas The Beatles dan The Rolling Stones yang Mirip Settingan

18 September 2020
Kehadiran Dita di Kpop: Semoga Tak Ada Perang Netizen +62 dengan Korea

Kehadiran Dita di Kpop: Semoga Tak Ada Perang Netizen +62 dengan Korea

29 Mei 2020
Tenang, Setiap Masalah Member dan Staf JKT48 Pasti Ada Jalan Keluarnya terminal mojok.co

Perhatian Member JKT48 Itu Semu, Fans yang Telanjur Baper Mbok Sadar

1 Oktober 2020
Menggoreng Isu Pelakor Lewat Album Baru Taylor Swift, Folklore cardigan august james country music terminal mojok.co

Menggoreng Isu Pelakor Lewat Album Baru Taylor Swift, ‘Folklore’

12 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.