Mendengar nama Tulungagung, orang-orang akan teringat dengan marmer. Kenapa? Ya karena kota ini memang identik dengan marmer. Jika coba mencari apa yang lebih khas di Tulungagung, agak susah. Sebab, kota ini punya budaya dan bahasa yang mirip dengan kota-kota yang mengelilinginya, seperti Blitar, Trenggalek, dan Kediri. Kulinernya pun demikian, mirip-mirip dengan kota lainnya.
Namun, tetap saja, Tulungagung punya kuliner khas yang benar-benar representasi kota tersebut. Ketimbang berlama-lama, langsung kita bahas kuliner khas Tulungagung.
#1 Pecel
Ngomongin kuliner Jawa Timur, pasti orang teringat sama pecel. Ya maklum, makanan ini bisa dibilang kuliner kebangsaan mereka. Yang membedakan pecel satu daerah ke daerah yang lain ialah isinya.
Nah, Tulungagung punya isian yang agak berbeda dengan yang lain. Kalau pecel biasa dinikmati dengan nasi atau gendar, di Tulungagung variannya lebih banyak. Kita bisa menyantap pecel dengan bubur, gablok, lontong, punten, bahkan tape. Iya, tape singkong yang itu.
Yang harus banget dicoba adalah punten pecelnya. Punten sendiri merupakan olahan nasi yang dimasak dengan santan, daun salam, dan garam layaknya nasi uduk yang kemudian ditumbuk sampai halus dengan alu. Teksturnya akan memadat dan bisa dipotong-potong seperti lontong. Mirip jadah/tetel/uli, tapi kalau punten pakai nasi, bukan beras ketan. Harganya pun murah meriah, bermodalkan lima ribu rupiah saja kalian sudah bisa kenyang, malah kadang masih dapat kembalian. Terus makannya dipincuk pakai daun pisang. Ah, sedap!
#2 Sompil
Sompil adalah kuliner khas Tulungagung selanjutnya. Pada dasarnya sompil adalah lontong sayur. Tapi di banyak tempat, kuah lodehnya dibikin hampir asat, mirip sayur blendrang (sayur kemarin sore) biar nggak tumpah-tumpah kalau dibungkus untuk dibawa pulang.
Sayur yang digunakan untuk lodeh biasanya wajib ada lotho (beras kacanng) yang dikombinasikan dengan kacang panjang, rebung, atau tewel (nangka muda). Satu komponen lagi yang wajib ada adalah bubuk kedelai dengan cita rasa manis gurih, sangat padu saat dikawinkan dengan lodeh yang pedas. Bubuk kedelai ini menjadi ciri khas dari sompil yang membedakannya dari lontong sayur kebanyakan.
Ada juga pedagang yang menambahkan kuluban (sayur rebus). Makanan ini nggak cocok buat orang yang nggak doyan pedas. Ya kenapa? Ya karena pedas lah.
#3 Ayam lodho
Bisa dibilang ayam lodho masih berada dalam rumpun opor-oporan. Kuliner ini terdiri dari ayam dengan kuah santan bumbu kuning kemerahan. Iya, kebanyakan ayam lodho ini menggunakan cabai sehingga kuahnya agak kemerahan dan pedas.
Yang membedakan ayam lodho dengan opor ayam adalah sebelum dimasak, ayamnya dipanggang dulu. setelah itu, baru dimasak dengan kuah santan. Ribet? Ya kan tinggal beli, ngapain ribet.
Aroma smokey ayam dan empuknya daging bikin kuliner Tulungagung satu ini benar-benar jos. Mau coba?
#4 Kopi ijo
Tulungagung terkenal akan warung kopinya. Memang banyak banget warkop yang didirikan di sana, dari pinggir jalan protokol yang ramai hingga ke pelosok perkampungan. Yang paling ikonik dari warkop Tulungagung adalah kopi ijonya. Bukan biji kopi yang diolah tanpa diroasting itu, melainkan biji kopi yang dicampur dengan kacang ijo. Makanya saat diseduh warna kopinya hitam ada ijo-ijonya. Penyajiannya bisa dipilih dengan gula atau susu.
Uniknya lagi, warkop di Tulungagung punya tradisi nyethe. Salah satu warkop penjual kopi ijo yang sangat melegenda adalah Mak Waris.
#5 Kacang Shanghai
Jangan terkecoh sama namanya. Cemilan yang satu ini bukan berasal dari Cina, melainkan asli Tulungagung punya. Lidah orang lokal terkadang menyebutnya sebagai kacang canggei. Namanya mungkin terdengar cukup asing di telinga. Tapi kalau kacang atom atau sukro pada tau kan? Nah, kacang shanghai sering dianggap mirip kacang atom. Padahal keduanya berbeda.
Dibandingkan kacang atom, kacang shanghai punya selubung tepung yang lebih tipis. Rasanya gurih dan bawang putih banget, tapi sungguh nagih. Jadi buat orang yang sensitif sama bau-bauan menyengat, siap-siaplah untuk gosok gigi atau makan permen mint selepas mengemil shanghai.
Di Tulungagung kacang shanghai jadi salah satu oleh-oleh favorit wisatawan. Ada banyak pabrik lokal yang membuat kacang shanghai di Tulungagung. Misalnya Gangsar, Oke, Macan, dan lain sebagainya. Gangsar adalah merek yang paling terkenal, tapi saya justru setia sama merek Oke. Bagi saya selain enak, shanghai Oke menyimpan banyak kenangan manis soalnya jajanan ini selalu dibawa mbah sebagai oleh-oleh saat berkunjung ke rumah saya di Malang.
Nah, itu dia kuliner yang wajib dicoba saat kalian main-main atau sekadar lewat di Tulungagung. Rasanya enak, dijamin kenyang. Harganya juga murah meriah muntah, jadi jangan khawatir kalau kalian mau macak sugih nraktir doi jajan sampai puas.
Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Warung Kopi Mak Waris, Tempat Ngopi Para Petani yang Kini Jadi Legenda di Tulungagung