Dari banyak hal yang harus dikuasai, setidaknya ada lima hal yang wajib diasah oleh pengemudi pemula ketika menyetir di jalanan.
Dari banyak skill yang harus dikuasai seseorang di semesta ini, mari bersepakat bahwa nyetir mobil adalah skill plus yang sangat dibutuhkan. Meski sudah ada aplikasi online yang mempermudah orang tak harus nyetir mobil bahkan membeli mobil sekalipun. Namun, bagaimana jika suatu saat ada yang butuh supir untuk mengantarkan tetangga yang sakit atau istri yang akan melahirkan di tengah malam?
Atas latar belakang tersebutlah akhirnya pada suatu masa sebelum menikah, saya memutuskan ikut kursus setir mobil kira-kira 10 jam pertemuan (2 jam x 5 hari). Sebenarnya bapak saya pernah mengajarkan juga cara nyetir, tapi entahlah kok nggak bikin saya lancar, grogi iya kalau sebelah ada Bapak. Selain itu, jika lulus akan mendapatkan SIM A langsung. Oh, iya, kebetulan saya memilih kursus dengan mobil tipe Manual Transmission (MT). Kata horang-horang, kalau sudah bisa MT maka akan mudah bawa mobil AT.
Singkat cerita saya pun lulus dan SIM A sudah di tangan. Nah, saat pertama kali nyetir tanpa didampingi instruktur adalah momen yang mendebarkan sekaligus tantangan dan pembuktian diri telah mampu membawa si roda empat. Tentu saja ambience di jalanan sangat berbeda dengan saat ujian SIM.
Berikut lima hal yang wajib dikuasai pengemudi pemula di jalan raya, khususnya mobil dengan transmisi manual.
#1 Mengatur transmisi persneling sesuai situasi
Penting kiranya bagi para pengemudi pemula untuk memperhatikan tuas persneling saat mulai pasang atau ganti gigi. Artinya tahu kapan memasang gigi 1 saat mulai pertama jalan, kapan gigi 2 dipasang, sampai dengan gigi 5, dan gigi mundur (R = Reverse). Jika transmisi persneling dari gigi 1 ke gigi 2 atau sebaliknya keliru, mesin bisa mati Momentum pindah gigi ini harus diperhatikan dan dilatih, Lur. Juga mental yang kuat sekokoh batu karang, eaaa~
Perhatikan pula pedal gas dan kopling untuk jenis transmisi manual ini. Harus tahu kapan menginjak dalam dan kapan mengurangi tekanan tapak kaki. Terakhir rem, harus diperiksa apakah sudah berfungsi dengan baik berikut kampas remnya masih tebal atau sudah aus.
#2 Berlatih momentum melepas kopling di lampu merah
Salah satu titik yang bikin deg-deg serrr bagi pengemudi pemula biasanya saat berhenti di bangjo (abang ijo) alias lampu merah. Kalau soal berhenti sih, gampang, tinggal pasang rem tangan, beres. Naaah, saat mulai jalan kembali, momentum melepas kopling hingga menekan pedal gas sambil pasang gigi pertama adalah situasi yang kadang bikin keringat dingin. Apalagi kalau mobil di belakang sudah pada memencet tombol klakson, beuh rasanya pengen terbang atau malah keluar dari mobil.
Untuk itulah lagi-lagi perlu jam terbang tinggi dan sering latihan nyetir buat ngelancarin. Tapi, keahlian nyetir bakal tambah teruji saat menghadapi tantangan. Syaratnya adalah, mental harus stabil saat menghadapi situasi yang bikin nangis tersebut, hehehe. Tenang dan nggak panik adalah koentji!
#3 Jaga jarak
Menurut Pasal 62 PP no. 43 tahun 1993 tentang Tata Cara Berlalu Lintas, para pengendara diwajibkan untuk menjaga jarak dengan mobil yang berada di depan mereka. Jika menggunakan jarak aman berdasarkan rentang maka kira-kira dalam 30 km per jam (kpj), rentang antarkendaraan di depan adalah kira-kira 15-30 meter. Jadi, area tersebut harus selalu kosong dan tidak boleh diisi oleh kendaraan lainnya jika ingin perjalanan yang tenang dan aman.
Nah, masalahnya menghitung jarak aman berdasarkan rentang memang tidak mudah. Sulit memprediksi jarak sebenarnya dengan mobil di depan. Ada juga cara praktis yang diajarkan mulut ke mulut sesama pengemudi, yakni dengan melihat roda belakang mobil di depan. Kalau mata kita bisa melihat roda tersebut menyentuh tanah, kemungkinan besar kita berada pada jarak aman. Insya Allah.
#4 Waspada mobil parkir
Hal yang perlu diperhatikan pula bagi kalian para pengemudi pemula adalah selalu waspada memperhatikan mobil atau motor di depan dan di samping kiri dan kanan. Saya teringat nasihat Bapak saya yang berkata saat nyetir mobil bahwa di depan, kiri, dan kanan kita bagaikan bahaya yang mengintai kalau kita lengah atau mengantuk di jalan.
Coba bayangkan kalau stang motor menyenggol spion atau bodi mobil kita, biasanya langsung oleng. Mengapa? Karena roda motor itu dua, sekali goyang maka kaki harus siap menahan. Kalau kakinya goyah, pasti jatuh motornya.
Begitu pula saat di jalan tol. Kadang, karena nggak sabar, pengemudi mengambil jalan di bahu jalan tol. Padahal bahu jalan tol kadang digunakan mobil yang berhenti darurat. Kalau kayak gitu kan, yang celaka kan nggak cuman satu pihak aja.
#5 Parkir di mall
Terakhir yang perlu diperhatikan oleh pengemudi pemula adalah saat parkir di mall. Kadang ada mall dengan ruang parkir antar mobil tak terlalu luas dan sering penuh kalau musim liburan. Mau nggak mau harus sangat hati-hati saat memarkirkan mobil. Lengah dikit, goreslah bodi mobil kita dan orang lain.
Ya, itulah lima kemampuan yang pengemudi pemula wajib kuasai, berdasarkan pengalaman saya pribadi. Semoga bermanfaat.
Sumber Gambar: Pixabay