Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

5 Kelemahan Jika Ambil Uang di ATM Minimarket: Masuk Niat Cuma Ambil Duit, Keluar Bawa Belanjaan Satu Plastik Penuh

Raihan Muhammad oleh Raihan Muhammad
5 Mei 2025
A A
5 Kelemahan Jika Ambil Uang di ATM Minimarket: Masuk Niat Cuma Ambil Duit, Keluar Bawa Belanjaan Satu Plastik Penuh

5 Kelemahan Jika Ambil Uang di ATM Minimarket: Masuk Niat Cuma Ambil Duit, Keluar Bawa Belanjaan Satu Plastik Penuh

Share on FacebookShare on Twitter

Saya baru saja membaca tulisan berjudul “Alasan Saya Lebih Suka Ambil Uang di ATM Indomaret”. Sebuah tulisan yang ringan, menyenangkan, dan jujur—mirip obrolan iseng di warung kopi yang ujung-ujungnya malah bikin mikir. Mbak Intan menuliskan dengan penuh percaya diri bahwa mengambil uang di ATM minimarket, khususnya yang berlogo Domar, adalah pilihan hidup yang lebih aman, praktis, dan efisien.

Saya akui, argumennya cukup masuk akal. Bahkan, saya sempat hampir mengangguk-angguk saat membacanya.

Tulisan itu sukses membuat saya refleksi. Sebagai orang yang juga cukup sering narik uang di minimarket, saya mendapati banyak kesamaan dengan apa yang Intan rasakan. Apalagi kalau pas mepet belanja tapi saldo dompet tinggal plastik member. ATM dalam minimarket terasa seperti oasis kecil dalam gurun dompet kering. Sekali berhenti, bisa ambil uang, beli teh kotak, dan sekalian ngadem. Multitasking kelas ekonomi rakyat jelata.

Tapi, seperti hubungan LDR yang kelihatannya manis di awal namun ternyata penuh ujian, pengalaman ambil uang di ATM minimarket juga nggak semanis itu. Ada sisi-sisi gelap yang jarang dibicarakan. Bukan soal mesin yang error atau saldo yang mengejutkan, tapi hal-hal sepele yang bisa bikin urusan tarik tunai berubah jadi pengalaman yang bikin dongkol. Di tulisan ini, saya cuma mau ngasih sudut pandang lain, biar kita nggak terlalu larut dalam euforia tarik uang sambil beli ciki.

Ada tukang parkir, membuat saya dua kali mikir

Salah satu kelemahan paling nyata kalau ambil uang di ATM minimarket adalah kehadiran makhluk paling tangguh di peradaban urban: tukang parkir. Entah dari mana asalnya, tapi mereka selalu sigap muncul saat motor atau mobil kita baru saja direm pelan di depan minimarket. Bahkan kadang lebih dulu menyambut dari pada satpam atau kasir.

Bukan berarti saya pelit. Apalagi anti terhadap profesi tukang parkir. Mereka pun cari nafkah, saya paham betul. Tapi bayangkan, cuma mau ambil uang sebentar, motor nggak sempat dimatikan, dompet belum ada isinya, eh pas balik malah harus bayar parkir. Ironis sekali rasanya: baru ambil duit, langsung keluar lagi dua ribu. Itu belum kalau kita mampir ke minimarket lain setelahnya. Kalau sehari mampir tiga kali, ya habis juga buat retribusi informal.

Kadang saya mikir, kenapa ATM di dalam minimarket ini terasa seperti jebakan kecil buat dompet yang sedang sekarat. Mau nggak bayar parkir, rasa bersalah menyerang. Mau bayar, tapi uangnya juga masih di dalam mesin. Jadilah kita terjebak dalam dilema moral-finansial yang nggak pernah diajarkan di pelajaran PPKn. Dan sialnya, kalau bilang “nggak usah dijagain, Mas, saya cuma bentar”, kadang dijawab dengan senyuman tipis penuh kode: “Nggak papa, Mas, yang penting ikhlas.” Nah lo.

Kartu ATM sering tertelan, dan itu bukan mitologi

Kalau kamu pikir mitos paling menakutkan itu cuma pocong di pojokan kamar mandi atau suster ngesot di lorong rumah sakit, berarti kamu belum pernah ngalamin kartu ATM tertelan di mesin yang nempel di tembok minimarket. Ini bukan kisah horor, ini kenyataan. Dan rasanya? Campuran antara panik, malu, dan dongkol: apalagi kalau di belakang kita sudah ada antrean emak-emak yang bawa dua anak kecil dan keranjang belanja.

Baca Juga:

Kursi Besi FamilyMart: Obat Pengurang Stres Pekerja Jakarta selain Kursi Indomaret

Alfamidi Solo Baru Pantas Dinobatkan sebagai Alfamidi Terbaik di Kabupaten Sukoharjo, Inilah Alasannya!

Entah kenapa, mesin ATM minimarket kadang suka punya mood swing. Baru aja dimasukin kartu, bukannya nyambut dengan layar selamat datang, malah langsung gelap dan diam membisu kayak mantan yang blokir WA. Kita tekan-tekan tombol, berharap ada reaksi, tapi nihil. Ujung-ujungnya, kartu lenyap ditelan dan nggak dikembalikan. Dan masalahnya, ini sering terjadi tanpa aba-aba. Tidak ada countdown, tidak ada bunyi peringatan. Pokoknya hilang aja.

Masalahnya bertambah karena tidak semua minimarket punya petugas yang paham cara bantu. Biasanya cuma disuruh “hubungi bank-nya aja ya, Mas”. Ya, terima kasih atas saran yang sangat… standar. Padahal, pada hari itu, kita cuma ingin ambil duit buat beli telur dan sabun. Tapi malah pulang dengan tangan kosong dan mental retak. Mau marah ke siapa juga bingung karena pelakunya cuma mesin tanpa perasaan.

Jadi tergoda belanja, padahal cuma mau ambil uang di ATM minimarket

Awalnya niat cuma satu: ambil uang. Tapi, seperti mantan yang ngajak balikan tiba-tiba, godaan itu muncul begitu saja. Begitu kaki menginjak lantai minimarket, suasananya langsung berubah. AC sejuk, lampu terang, rak penuh makanan ringan dengan diskon menggiurkan. Tau-tau, bukannya keluar sambil megang uang tunai dan semangat baru, kita malah keluar sambil nenteng dua bungkus keripik, sabun cair ukuran promo, dan satu botol kopi susu yang nggak kita butuhkan, tapi terlihat gemes banget.

Inilah salah satu jebakan paling lihai dari ATM minimarket. Mesin uang itu diletakkan persis di dalam semesta penuh godaan impulsif. Apalagi kalau habis tarik tunai, duit masih anget di tangan. Rasanya kayak dapet warisan dadakan: semua barang terlihat bisa dibeli, semua promo terlihat masuk akal. Padahal, di rumah stok sabun cair masih ada, dan camilan pun masih setengah stoples.

Kadang saya mikir, mungkin inilah kenapa bank dan minimarket saling bekerja sama. Satu ngasih duit, satu lagi langsung bantu ngabisin. Saling mengisi, saling melengkapi. Dan kita, rakyat biasa, jadi korban dari kolaborasi yang terlalu rapi ini. Jadi kalau kamu pernah merasa uangmu cepat habis setelah “cuma ambil ATM”, percayalah: kamu tidak sendiri. Kita semua pernah jadi korban “jebakan” visual merchandising ini.

Privasi transaksi yang tipis kayak tisu

Di antara banyak hal yang bikin tarik tunai di ATM minimarket terasa kurang nyaman, privasi adalah salah satu yang paling sering dikorbankan. Gimana nggak, mesin ATM biasanya diletakkan di pojokan sempit yang hanya dibatasi sekat tipis—kalau ada. Seringkali, kita berdiri tarik uang sambil punggung kita nyaris bersentuhan dengan pengunjung lain yang lagi antre beli pulsa atau ngambil roti sobek.

Saat kita sibuk pencet-pencet PIN, di belakang ada ibu-ibu yang ngintip sisa saldo kita dari pantulan kaca kulkas minuman. Belum lagi kalau mesin ATM-nya agak berisik. Suara mesin yang keras saat ngeluarin uang kadang mengundang perhatian satu ruangan, seakan-akan panggilan buat semua orang nengok ke arah kita.

Saya sering merasa sedang jadi tontonan gratis. Bukan karena terkenal, tapi karena posisi ATM-nya strategis banget buat diliatin. Kita nggak bisa santai, apalagi mikir lama. Salah masuk PIN dua kali aja udah bikin deg-degan, karena sadar ada dua pasang mata di belakang yang mulai gelisah, satu pasangan tangan bersilang, dan satu motor yang udah nyala sejak tadi. 

Maka dari itu, kalau kamu tipe yang butuh waktu berpikir sebelum tarik uang, ATM minimarket bukan tempat ideal buat kamu. Di sana, kamu cuma dikasih waktu berpikir secepat harga promo berakhir.

Antrean ATM minimarket yang nggak masuk akal

Fenomena antrean di ATM minimarket kadang terasa seperti misteri kosmis yang belum bisa dijelaskan ilmu pengetahuan modern. Jumlah mesinnya cuma satu, ruang tunggunya sempit, tapi jumlah pengantre bisa mengular sampai depan rak detergen. Kadang kita udah niat datang pagi biar sepi, eh ternyata ada bapak-bapak pakai sarung yang dari tadi mondar-mandir sambil pegang slip transfer. Belum selesai. Setelah dia, muncul mbak-mbak yang transaksi lima kali berturut-turut. Kita yang cuma mau ambil seratus ribu jadi kelihatan seperti pengganggu profesional.

Yang bikin tambah gemas, ada pula yang kelamaan karena baca petunjuk di layar satu per satu, seakan mesin ATM itu portal menuju ujian nasional. Sambil sesekali nengok ke belakang dan bilang “bentar ya, Mas”, tapi tetap lanjut pencet-pencet sambil mikir. Padahal kita di belakang udah pasrah, ngelus dada sambil mainin ujung kuitansi ATM kemarin.

Belum lagi kalau ternyata setelah menunggu 15 menit, mesinnya tiba-tiba ngambek: “Maaf, transaksi tidak dapat diproses.” Nah lo. Dan karena cuma ada satu mesin, nggak ada pilihan buat pindah ke unit sebelah. Rasanya kayak masuk bioskop buat nonton film favorit, tapi malah dapet bangku rusak paling pojok. Mau marah, tapi ke siapa?

Penulis: Raihan Muhammad
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Aturan Tidak Tertulis Saat Pakai Mesin ATM, Salah Satunya Adalah kalau Ngitung Uang, Minggir!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 Mei 2025 oleh

Tags: atm minimarketkartu atm tertelanminimarketpin atm
Raihan Muhammad

Raihan Muhammad

Manusia biasa yang senantiasa menjadi pemulung ilmu dan pengepul pengetahuan.

ArtikelTerkait

5 Barang yang Hanya Bisa Ditemukan di Alfamart, Indomaret Nggak Jual!

5 Barang yang Hanya Bisa Ditemukan di Alfamart, Indomaret Nggak Jual!

25 Januari 2025
4 Kesalahan Interior Minimarket yang Bikin Pembeli Nggak Nyaman Berbelanja

Rekomendasi 6 Camilan Minimarket yang Bantu Cegah Mabuk Perjalanan

23 November 2022
Dark Wonder, Cokelat Minimarket Terbaik, yang Lain Minggir Dulu

Dark Wonder Cokelat Minimarket Terbaik, yang Lain Minggir Dulu

21 November 2024
Kenapa sih Bungkus Kondom Harus Mirip Permen dan Diletakkan di Dekat Kasir Minimarket Terminal Mojok

Kenapa sih Bungkus Kondom Harus Mirip Permen dan Diletakkan di Dekat Kasir Minimarket?

27 November 2022
4 Camilan Minimarket yang Menyimpan Bahaya bagi Ibu Hamil

4 Camilan Minimarket yang Menyimpan Bahaya bagi Ibu Hamil

3 November 2024
3 Tips Menghindari Kerugian Belanja di Minimarket dari Mantan Pegawainya terminal mojok.co

3 Tips Menghindari Kerugian Belanja di Minimarket dari Mantan Pegawainya

26 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.