Saya sering ke kafe atau coffee shop, entah untuk bertemu kawan atau bekerja. Pengalaman menjajal beberapa kafe membuat saya punya banyak pengalaman bertemu dengan berbagai macam barista, petugas kasir, maupun pengelola kafe. Banyak yang punya hospitality yang baik sehingga pengalaman datang ke sebuah kafe jadi lebih menyenangkan. Namun, tidak sedikit yang punya kebiasaan yang bikin mengganjal di hati.
Saya memahami bekerja di balik meja bar dan kasir tidaklah mudah. Pekerjaan yang melibatkan hospitality memang memerlukan banyak energi dan kepekaan tertentu. Belum lagi, isu kesejahteraan barista yang masih abu-abu di Jogja. Upah yang tidak seberapa dan batas-batas jobdesc yang blur jadi pekerjaan rumah besar.
Akan tetapi, terlepas dari hal-hal itu, pelanggan juga punya hak-hak yang sebaiknya dipenuhi. Apabila hal ini diabaikan, bukan tidak mungkin para pelanggan akan kabur. Jelas ini bukan skenario baik di tengah persaingan kafe yang kian ketat. Itu mengapa, barista, petugas kasir, atau pengelola kafe sebaiknya memperhatikan kebiasaan-kebiasaan yang membuat pelanggan kurang nyaman seperti di bawha ini:
Daftar Isi
#1 Barista yang heboh sendiri
Beberapa kali saya menjumpai barista yang heboh sendiri di balik meja bar atau kasir. Suara mereka menggelegar hingga mengganggu pengunjung. Saya sama sekali tidak masalah dengan barista yang ngobrol, asalkan volume suaranya tidak mengganggu pengunjung. Persoalannya, ada segelintir barista yang kurang peka dalam menjaga meja bar dan kasir tetap kondusif.
#2 Tidak fokus hingga sering salah pesanan
Menurut saya, barista melakukan kesalahan adalah yang wajar, apalagi kalau cuma sekali-kali. Mereka bukan dewa yang bebas dari kesalahan. Hal yang jadi persoalan adalah barista yang melakukan kesalahan berulang kali, itu namanya kurang profesional. Semakin buruk apabila pihak yang melakukan kesalahan tidak meminta maaf dan tidak berupaya memperbaikinya. Jelas ini membuat pelanggan tidak nyaman.
Saya, dan mungkin pengunjung kafe lain, akan merasa kecewa kalau memesan menu yang sama tapi rasanya berbeda. Kasus yang sering terjadi pada minuman, takaran rasa manis dan takaran banyaknya es bisa berbeda. Pada menu camilan atau makanan, rasa dan porsi bisa berbeda pada kunjungan pertama dan kunjungan-kunjungan berikutnya.
Sebaiknya barista, khususnya pengelola kafe benar-benar memperhatikan hal ini. Sebab, pelanggan lama-lama bisa kabur kalau tidak ada standar menu yang jelas.
Barista, petugas kasir, atau pengelola kafe tidak hanya perlu memahami menu yang disajikan dengan baik, tapi juga harus bisa menjelaskannya dengan baik ke pelanggan. Apalagi kalau pengunjungnya baru pertama kali mendatangi kafe tersebut atau jarang ke kafe, informasi yang komprehensif diperlukan supaya pengunjung bisa memilih menu yang sesuai selera. Ujung-ujungnya kafe yang diuntungkan kalau pengunjung punya pengalaman memuaskan.
#5 Memutar musik keras-keras
Musik di kafe atau coffee shop terdengar faktor yang sepele, tapi sebenarnya sangat penting lho. Volume musik yang terlalu keras bisa mengganggu kenyamanan pelanggan. Tidak hanya volume musik, pilihan playlist yang diputar di kafe atau coffee shop juga sebenarnya berpengaruh.
Memang, tidak semua pengunjung memiliki genre atau selera musik yang sama, tapi setidaknya bisa dipilih musik yang kemungkinan besar cocok di kuping banyak orang. Alternatif lain, barista atau pengelola kafe bisa menyesuaikan playlist dengan pengunjung yang datang. Apabila yang datang banyak orang bekerja, bisa dengan musik yang menenangkan biar nggak sepaneng. Apabila yang datang kebanyakan orang-orang nongkrong, bisa pilih playlist yang santai yang enak jadi backsound orang ngobrol.
Saya rasa 5 kebiasaan di atas mesti dihindari oleh barista maupun pegawai kafe lainnya karena berkaitan langsung pada kenyamanan pelanggan. Padahal di industri kafe atau coffee shop yang semakin ketat, kenyamanan jadi satu faktor penting supaya pelanggan nggak kabur.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.