5 Hal yang Tabu Dilakukan Bila Bertamu

5 Hal yang Tabu Dilakukan Bila Bertamu terminal mojok

Bagi generasi kekinian, janjian bertemu dengan teman dan kolega memang paling enak dilakukan di kafe terdekat yang tempatnya santai, makanannya enak, dan syukur-syukur instagramable supaya foto-foto kebersamaan yang akan diupload ke medsos lebih sedap dipandang. Sayangnya, nggak semua jenis manusia menyukai silaturahmi model begini, lho. Ada juga yang lebih suka bertamu ke rumah. Mungkin niatnya supaya bisa ngobrol lebih santai sambil selonjoran atau selimutan yang mana sulit dilakukan di kafe.

Namun, ada kalanya silaturahmi itu memang harus dilakukan dengan cara lama, yaitu kunjungan ke rumah bila teman atau kerabat yang akan kita temui berada dalam kondisi yang nggak memungkinkan untuk keluar rumah, misalnya lagi sakit, baru melahirkan, atau rumahnya kebanjiran.

Ketika menjadi anggota legio, sebuah organisasi keagamaan dan kemanusiaan, tugas mingguan yang diberikan kepada saya juga mengunjungi orang sakit atau orang tua yang lokasinya bisa di rumah sakit, panti jompo, atau ke kunjungan ke rumah-rumah.

Nah, bila kamu adalah tamu yang terpaksa berkunjung ke rumah orang, ada 5 hal yang wajib kamu hindari supaya tuan rumah nggak menganggap kamu tamu yang menyebalkan.

#1 Datang tanpa pemberitahuan

Bayangkan bila kamu sedang santai rumah sendirian sambil selonjoran nonton Netflix dengan pakaian kebangsaanmu yang longgar dan nyaman namun sudah mbladus dan robek di sana-sini ala gelandangan anyaran, kemudian datang tamu kehormatan yang tiba-tiba sudah ada di depan pintu, apa kamu nggak kelabakan? Pasti kelabakanlah… Masa nggak? Mana bungkus bekas camilan masih berserakan lagi!

Pasti kamu bingung memilih mana yang lebih prioritas antara menghormati tamu dengan membukakan pintu atau menjaga kehormatan diri dengan berpakaian lebih pantas dulu, kan? Mending kalau orang yang bertamu teman karib yang saking ikribnya sampai nggak ada aib lagi di antara kita. Itu pun kalau pakai daster mbladus nan robek bisa dikategorikan sebagai aib, ya. Lha, kalau tamunya bukan teman, bukan saudara, datangnya nggak bilang-bilang pula? Bukankah mengganggu orang Netflix-an itu dosa? Kategorinya adalah perbuatan nggak menyenangkan…

#2 Membawa tim sepak bola

Ingat, di Indonesia jarang ada orang yang punya rumah seluas lapangan bola. Jadi, bila posisimu sebagai tamu, sadar diri sedikit, jangan bawa tim sepak bola! Nggak perlu bawa-bawa kakak, adik, teteh, uwak, engkong, tante, om, semua dibawa bertamu, deh. Meski mereka semua muat di mobil Kijangmu, belum tentu mereka muat di ruang tamu.

Kecuali kalau semuanya kerabat dekat dan datang bertamu karena ada acara arisan keluarga dan menerima persyaratan rela berdesak-desakan di tikar yang digelar di teras depan. Tuan rumah tentu tak keberatan.

#3 Tidak menghabiskan suguhan

Kalau sedang bertamu dan kamu disuguhi kopi, minimal teguklah hingga dasar gelas tersisa hanya ampas. Plis, jangan menyisakan minuman manis di gelas yang memang sudah dibuatkan khusus oleh tuan rumah untukmu seorang.

Bayangkan betapa sia-sianya sisa es sirop di gelasmu bila kamu nggak menghabiskannya. Apakah tuan rumah bisa meminum sisanya untuk mencegah kemubaziran itu? Tentu saja nggak, Markonah. Berapa tetes pun yang kau sisakan tentu hanya akan berakhir di saluran pembuangan. Lagi pula, menghabiskan suguhan ini caramu menghargai tuan rumah, bukan?

#4 Kepo

Rumah ini luas tanahnya berapa, ya?
Masih KPR, kan?
Uang mukanya berapa?
Berapa lama lagi lunasnya?
Tetanggamu artis, ya?

Meskipun kamu memang ingin tahu, tahan dulu semua keingintahuanmu yang nggak berguna itu, kecuali bila kamu memang berniat membeli rumah sebelah dan memerlukan informasi lebih lanjut sebagai bahan referensi.

Umumnya, para pemilik rumah akan merasa risih menghadapi tamu dengan beragam pertanyaan yang nggak ada bedanya dengan proses interogasi di mabes Polri. Kecuali bila kamu adalah orang tua dari si pemilik rumah dan pertanyaan itu diajukan dengan maksud khusus memang ingin berpartisipasi turut serta membayar cicilannya.

#5 Berisik

Bila rumah teman yang kamu sambangi berada di lingkungan yang tenang dan damai, yang saking tenangnya, suara uang kertas jatuh pun bisa terdengar bunyinya, jangan sekali-kali menjadi sumber polusi suara dengan keberisikanmu. Selain tuan rumah bisa jantungan gara-gara suaramu, tetangga di kiri kanannya pun bisa-bisa lapor polisi karena mengira sedang terjadi huru-hara.

Bila kelima hal tabu di atas sudah kamu hindari, niscaya silaturahmi yang ingin kamu jalin akan lebih bermakna. Tetapi ingat, ya, selama pandemi belum resmi dinyatakan berakhir, kegiatan kumpul-kumpul lebih baik dilakukan sambil zoom meeting dulu saja. Pahalanya sama saja kok antara silaturahmi online dan offline.

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version