Meski warung makan merakyat ini identik dengan Jogja, diyakini dari Klaten-lah tradisi jualan pakai angkringan berasal. Kini angkringan bahkan sudah merambah sampai ke berbagai kota kecil dan kota besar. Tapi di metropolitan sih harganya udah nggak kaki lima lagi.
Menurut informasi yang beredar, di Jogja sendiri ada lebih dari seribu angkringan aktif. Baik itu yang buka dari sore hingga dini hari sesuai marwahnya, maupun yang mulai berjualan dari pagi hingga siang. Lalu, dari ribuan angkringan itu, sebenarnya dapat disimpulkan lima ciri mengapa satu angkringan bisa ramai pembeli. Bagi yang kepikiran bisnis angkringan, pastikan angkringan Anda besok memiliki kelima hal berikut.
Hal yang harus ada agar bisnis angkringan sukses #1 Nasi fresh from soblok
Nasi adalah elemen paling penting dalam bisnis angkringan. Di semesta yang berbeda, nasi bisa disederajatkan dengan Indomie goreng original dalam gurita bisnis Indofood.
Kata teman saya yang seorang food vlogger angkringan berpengaruh, 13 dari 14 angkringan paling ramai di Jogja selalu menyajikan nasi fresh. Tingkat kesegaran nasi ini memiliki standar minimal, yaitu paling tidak dimasak di hari yang sama. Jadi, bukan nasi hari kemarin yang belum laku.
Perkara lauk yang biasanya menyertai nasi, bisa mengikuti selera masing-masing. Biasanya sih tidak jauh-jauh dari tempe, sambel, dan teri. Paling cuma porsinya yang berbeda-beda.
Hal yang harus ada agar bisnis angkringan sukses #2 Gorengan dimasak langsung di tempat
Kalau dalam hal ini saya hakulyakin, tidak ada angkringan yang sepi jika gorengan yang dijual dimasak langsung di tempat. Sepertinya sih memang belum ada yang meneliti pengaruh memasak gorengan langsung di angkringan terhadap kenaikan penjualan, tapi hambok yakin, pasti hasilnya signifikan.
Nggak tahu kenapa ya, rasanya lebih mantep aja kalau beli di angkringan daripada di penjual lain. Mungkin bisa juga karena gorengan yang dimasak langsung di angkringan itu jumlahnya terbatas. Semacam limited edition gitulah. Apalagi kalau di angkringan yang sama juga tersedia menu nasi sambel. Wah, endol-surendol takendol-kendol ngeunah!
Hal yang harus ada agar bisnis angkringan sukses #3 Ubarampe yang komplit
Selain nasi, salah satu alasan utama orang-orang pergi ke angkringan adalah karena kekomplitan varian ubarampenya. Itu lho, maksudnya lauk pauk.
Hampir semua lauk pauk merakyat ada di angkringan. Sebut saja sate usus, sate keong, sate kerang, jamur, kerupuk rambak, ceker, kepala, apa ajalah selama itu masih di bawah goceng.
Angkringan yang berjualan di dekat sekolah pun biasanya sudah dilengkapi juga dengan jajanan kekinian, seperti sosis, nugget, dan tempura. Lebih josss kalau bisa rikues gorengannya dibakar. Beuh, kapeci aja liwat.
Hal yang harus ada agar bisnis angkringan sukses #4 Penjual yang interaktif
Nah, kalau yang ini memang relatif sih. Tapi, saya cenderung percaya dengan pendapat teman saya—yang food vlogger tadi—kalau faktor kemampuan interaksi si penjual berpengaruh besar pada tingkat repeat order pelanggan.
Pernah nggak kalian makan di angkringan yang menunya enak tapi penjualnya cool banget? Malahan saking coolnya, penjual ini nggak pernah absen pakai potongan koyo di pelipisnya. Udah gitu pelit ngomong lagi. Nggak seru kan? Pengin cepet-cepet pulang tho rasanya?
Di Jogja, bahkan banyak angkringan yang menunya nggak enak tapi tetep ramai karena penjualnya asyik banget. Omongannya ngalor-ngidul, kadang cenderung gedhebus, namun pendengarnya selalu setia menunggu.
Di dekat rumah saya contohnya. Penjualnya selalu ngajak diskusi tentang chapter terbarunya Wanpis.
Hal yang harus ada agar bisnis angkringan sukses #5 Fasilitas sambel gratis
Meskipun Jogja terkenal dengan makanan manisnya, tidak sedikit juga penikmat pedas di sini. Bagi kami, angkringan dengan fasilitas sambel ambil sendiri levelnya setara dengan toilet full wi-fi.
Sambel yang disediakan terpisah ini biasanya juga digunakan sebagai pancingan agar konsumen terus mengambil lauk dan jajanan yang sekiranya nggak akan lengkap kalau nggak dikonsumsi dalam kondisi pedas.
Itulah faktor-faktor yang dapat dipastikan sebagian besarnya ada di angkringan-angkringan top 10 di Jogja.
Mungkin ada yang bertanya kenapa saya tidak memasukkan varian minuman ke dalam poin-poin di atas. Jawabannya mudah. Angkringan itu terkenal karena tiga ceretnya. Jadi, tolak ukur menu minuman pada dasarnya hanya ada dua, teh dan jahe. Selama dua menu itu bukan produk kemasan instan, sudah dianggap sah sebagai angkringan tulen. Lagian kalau orang-orang mau beli minuman sachet, lebih baik mereka diarahkan ke warung burjo saja. Biar merata rezekinya.
Sumber gambar: Wikimedia Commons
BACA JUGA Saking Ndesonya Soal Jogja, Saya Pernah Beli Pecel di Angkringan dan tulisan Mohammad Ibnu Haq lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.