5 Hal terkait Jurusan Jurnalistik yang Kerap Disalahpahami

5 Hal terkait Jurusan Jurnalistik yang Kerap Disalahpahami Terminal Mojok

5 Hal terkait Jurusan Jurnalistik yang Kerap Disalahpahami (Unsplash.com)

Saya kuliah mengambil jurusan Jurnalistik, dan selama belajar di jurusan ini, saya menemukan anggapan yang beredar di masyarakat yang berbeda dari kenyataannya. Misalnya saja, katanya, mahasiswa jurusan Jurnalistik jago nulis, jago pegang kamera, dll. Padahal ya nggak gitu juga.

Kalau Anda bilang mahasiswa jurusan Jurnalistik pasti jago nulis, ha gimana kabar teman-teman saya yang sampai saat ini belum mahir menulis berita? Atau kalau Anda bilang kami jago pegang kamera? Wah, ini jelas menghina saya, wong sampai mau lulus begini saya masih nggak bisa pegang kamera. Hehehe.

Nah, biar anggapan-anggapan salah ini nggak beredar semakin luas, saya akan membeberkan fakta yang sesungguhnya terkait mahasiswa jurusan Jurnalistik.

#1 Mahasiswanya mahir nulis berita

Di jurusan Jurnalistik memang ada satu mata kuliah yang namanya Menulis Berita. Rata-rata dosen yang mengajar mata kuliah ini memang merupakan praktisi atau pernah menjadi wartawan. Namun, hal ini nggak berbanding lurus dengan kepiawaian mahasiswanya dalam hal menulis berita. Ha contohnya saja teman-teman sekelas saya yang rata-rata sampai hampir lulus pun nggak semuanya mahir menulis berita. Bahkan ada juga alumni kami yang kerjanya ujung-ujungnya nggak menulis berita di media massa, kok!

#2 Mahasiswanya jago bidik kamera

Mata kuliah tentang cara-cara memegang kamera memang ada di jurusan kami, namanya Jurnalisme Foto. Dan hampir sama seperti mata kuliah Menulis Berita, dosen yang mengajar mata kuliah ini rata-rata adalah wartawan yang khusus mengurus kamera di medianya. Tapi ya mungkin karena keterbatasan waktu belajar atau bisa jadi karena minat tiap mahasiswa berbeda-beda, nggak semua mahasiswa jurusan Jurnalistik jago pegang kamera. Contohnya ya saya ini.

Baca halaman selanjutnya

#3 Mahasiswanya jago siaran

#3 Mahasiswanya jago siaran

Di kelas saya, ada beberapa mahasiswa yang memang fafifu was wes wos jadi penyiar. Sisanya, ya cuma bisa bengong melihat teman-teman kami yang sering jadi penyiar radio kampus atau magang di radio beneran. Memang ada satu mata kuliah yang khusus membahas soal siaran ini dalam jurusan kami, namanya Jurnalisme Radio. Dan lagi-lagi dosennya beneran praktisi yang memang jago saat jadi penyiar beneran.

Namun semua nggak serta-merta memudahkan mahasiswa jurusan Jurnalistik jadi penyiar, ygy. Walau kami sudah berkali-kali praktik jadi penyiar di hampir tiap pertemuan, tetap saja kalah sama yang punya bakat alami cuap-cuap. Dan cuma mahasiswa yang punya talenta dan bersungguh-sungguh itulah yang kelak jadi pendakwah, eh, maksudnya jadi penyiar setelah lulus kuliah!

#4 Paham dunia pertelevisian

Dalam jurusan Jurnalistik memang ada mata kuliah yang mengajari kami soal dunia pertelevisian. Tapi ya nggak berarti saya jadi paham seluk-beluk TV, kan? Ha ya mosok saya ditanya-tanya soal sinetron A, B, C, Z, atau acara dangdut di stasiun TV A, B, C, ya ramashok, Bos!

Kami pernah sih kunjungan ke beberapa stasiun TV, tapi kan ya nggak berarti kami memahami semuanya bahkan sampai soal acaranya. Jadi kalau sampai ada orang yang tanya-tanya soal dunia pertelevisian ke saya dan teman-teman, biasanya kami akan selalu menjawab, “No comment!”

#5 Susah cari kerja

Dulu, waktu mau memutuskan untuk berkuliah di jurusan ini, banyak orang yang sangsi dan bilang pada saya, “Nanti susah dapat kerja, lho!” Ah, kayaknya susah dapat kerjaan nggak cuma dialami lulusan jurusan Jurnalistik saja, deh. Ya nggak?

Jadi gini, faktanya, memang nggak semua mata kuliah bisa terserap seutuhnya ke mahasiswa. Tapi, kalau seorang mahasiswa benar-benar menguasai beberapa hal, saya rasa dia bisa bertahan di dunia yang keras ini setelah lulus nantinya. Misalnya, seorang mahasiswa jurusan Jurnalistik yang mahir menulis berita atau menulis karya-karya jurnalistik, dia bisa berkesempatan berkarier di beberapa tempat: jadi humas, jadi wartawan tulis di media, jadi penulis buku non-fiksi, dll. yang berkaitan dengan dunia tulis menulis.

Itulah lima hal terkait jurusan Jurnalistik yang kerap disalahpahami. Semoga poin-poin yang saya luruskan di atas bermanfaat, ya. Jangan menyerah dan tetap semangat, mahasiswa!

Penulis: Muhammad Ridho
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kuliah Jurusan Ilmu Komunikasi yang Disangka Belajar Ngomong Doang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version