Daftar Isi
#3 Terlalu banyak sponsor di episode Untuk Prestasi
Episode yang tayang di musim ke-12 ini sungguh membosankan. Bayangkan. Baru beberapa detik main, sudah ada produk sponsor yang nongol. Okelah, kalau hanya muncul di awal tak masalah. Namun, produk tersebut ternyata terus muncul sampai ending. Episode ini dibanjiri produk sponsor di sana sini. Ah, ini nonton Upin dan Ipin apa nonton iklan dah? Membosankan.
Adanya edukasi tentang pentingnya susu di episode ini juga agak lebay. Okelah, susu yang mengandung AHA dan DHA memang baik untuk pembentukan sel-sel otak. Namun, bukan berarti mampu meningkatkan kecerdasan anak. Lha wong yang namanya kecerdasan seorang anak itu kan ditentukan oleh sejumlah faktor, mulai dari genetik, nutrisi dan lingkungan. Dengan kata lain, minum susu doang nggak cukup untuk bikin anak cerdas ya, Bun.
Oh iya, saya juga agak ngeri ketika menonton episode Untuk Prestasi ini. Dilihat-lihat, Upin dan Ipin banyak sekali minum susu. Pagi minum, di sekolah minum, saat main minum, malam pun minum. Duh, apa Opah atau Kak Ros nggak aware dengan tingginya kandungan gula di segelas susu?
#4 Episode Bahaya Jerebu, Tingkah Upin dan Ipin bikin ilfeel
Saya melihat Upin dan Ipin episode Bahaya Jerebu kurang oke secara eksekusi. Sangat disayangkan karena karena eksekusinya yang kurang oke. Padahal, pesan yang ingin disampaikan sudah bagus. Melalui episode Bahaya Jerebu, penulis serial Upin dan Ipin ingin mengedukasi penonton tentang bahaya yang mengintai di balik asap. Seperti biasanya, penulis tahu bagaimana cara memberikan informasi tanpa terkesan menggurui. Bisa jadi, itulah salah satu yang membuat Upin dan Ipin menjadi tontonan kesayangan banyak orang.
Sayangnya, sebagai penonton setia, saya kurang sreg dengan ending episode tersebut. Di ending duo kembar itu diceritakan menyiram segala macam asap yang mereka temui. Saya tahu, ending itu ingin memberi kejutan kepada penonton. Namun, saya menangkap kesan rusuh dari dua bocah itu. Saya kok malah jadi ilfeel karena mereka malah memadamkan yang tidak seharusnya.
#5 Pesan moral Hari Bahagia Mei Mei tidak tersampaikan dengan baik
Terakhir, episode terburuk Upin dan Ipin jatuh pada episode Hari Bahagia Mei Mei. Sebetulnya, nilai moral dari episode ini sudah oke banget. Lewat episode ini, kita diingatkan bahwa tak selamanya kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Hidup itu tentang memilih dan setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Sayangnya, narasi yang sudah bagus dibangun di awal hingga tengah cerita, harus dihancurkan di 1 menit terakhir jelang bubar.
Di ujung episode, kenapa sih ada scene Opah ngebungkusin kambing guling dan Kak Ros bawain pop corn? Kenapa tidak dibiarkan saja? Nggak papa banget kok Upin dan Ipin nggak bisa ngerasin kambing guling dan pop corn. Toh, itu kan memang konsekuensi yang harus mereka tanggung atas pilihan yang mereka buat. Jangan mengkhianati pesan moral yang jadi benang cerita.
Setelah menuliskan episode-episode buruk Upin Ipin, saya baru sadar dua dari lima episode itu ada kaitannnya dengan Cikgu Melati. Peran Cikgu sebagai tenaga pendidik Tadika Mesra sangat krusial, sayangnya eksekusi dalam ceritanya kurang maksimal. Tim kreatif serial Upin dan Ipin mungkin harus banyak-banyak riset lagi tentang bagaimana sebenarnya profesi guru TK itu.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Menebak Tipe Kepribadian Upin Ipin dan Murid Tadika Mesra Berdasar Tes MBTI yang Viral
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.