Sejak rilis pada tanggal 14 September 2007 silam, serial dari Malaysia, Upin dan Ipin, sukses mencuri perhatian. Kisah dua bocah kembar yang tinggal di Kampung Durian Runtuh ini memang seru untuk ditonton. Tak heran, serial anak-anak ini menjadi tontonan semua kalangan usia.
Dari ratusan episode Upin dan Ipin, kamu bisa mendapat rekomendasi episode-episode terbaik di tulisan 5 Episode Terbaik Serial Kartun Upin dan Ipin ini. Namun, selayaknya pepatah tak ada gading yang tak retak, serial yang diproduksi oleh Les’ Copaque Production sebenarnya juga memiliki episode yang buruk. Maksud saya, beberapa episode tersebut mentah secara eksekusi, pesan yang nggak sampai ke ponton, hingga membosankan. Nah, di bawah ini daftar 5 episode terburuk Upin dan Ipin menurut saya:
#1 Episode Perut Ehsan menggambarkan Cikgu Melati yang kurang profesional
Sepintas, penonton mungkin tidak merasa aneh dengan episode Perut Ehsan. Namun, kalau dicermati lebih lanjut, episode ini sebenarnya problematik. Bagaimana tidak, diceritakan Ehsan dijadikan bahan olok-olokan oleh teman-teman dan gurunya.
Tonton saja ketika Ehsan bilang dia nggak mau makan. Respon teman-temannya malah meledek. Seolah, tidak mau makan adalah sesuatu yang haram bagi, katakanlah, mereka yang berbadan subur. Apaan coba?! Bukannya tanya kenapa nggak mau makan, malah langsung ngeledek. Body shaming banget.
Di episode ini Cikgu Melati juga sama nggak beresnya. Sebenarnya niatnya baik ingin menjadikan Ehsan sebagai momen edukasi bagi murid-murid lain. Masalahnya, harus banget ya Ehsan didudukkan di depan kelas selayaknya seorang pesakitan? Cikgu ini seperti nggak pernah belajar mata kuliah Psikologi Peserta Didik aja. Pada akhirnya, murid-murid yang lain jadi tambah mem-bully Ehsan, kan?
#2 Tugas sekolah Upin dan Ipin yang tidak masuk akal di episode Rumah Hijau Opah
Episode Rumah Hijau Opah yang tayang di musim ke-17 juga saya nobatkan sebagai episode terburuk Upin dan Ipin. Pertama, karena adanya cacat logika soal tugas yang diberikan oleh Cikgu Melati. Bayangkan saja, anak TK sudah disuruh bikin maket rumah. Waktunya cuma semalem doang lagi. Ini Cikgu Melati nggak punya WA grup wali murid apa, ya? Kalau punya, apa Cikgu Melati nggak takut digeruduk emak-emak yang protes karena tugasnya yang memberatkan itu?
Kedua, saya juga nggak habis pikir dengan alasan Cikgu Melati meminta murid-muridnya membuat maket. Tujuan pembelajaran apa yang dia mau capai? Kalau memang mau mengenalkan konsep rumah modern dan rumah tradisional, kenapa murid-murid Tadika Mesra tidak diajak berkeliling dan melihat secara langsung? Dengan begitu, pembelajaran jadi lebih nyata dan menyenangkan. Toh, di dekat sekolah ada rumah Opah yang bisa mewakili rumah tradisional dan rumah Ehsan yang bisa mewakili rumah modern.
Ketiga, sikap Cikgu Melati terhadap hasil karya Susanti di episode ini juga sangat disayangkan. Ya, memang sih, karya Susanti nggak bagus-bagus amat, tapi, sebagai guru, mbok ekspresi kekecewaannya ditahan dikit bisa, kan? Sejelek apapun karya murid, harusnya Cikgu Melati bisa mengapresiasinya.
Baca halaman selanjutnya: #3 Terlalui banyak sponsor …