5 Aturan Tidak Tertulis Saat Berwisata ke Semarang

5 Aturan Tidak Tertulis Saat Berwisata ke Semarang

5 Aturan Tidak Tertulis Saat Berwisata ke Semarang (unsplash.com)

Semarang, ibu kota Jawa Tengah, adalah kota dengan perpaduan budaya yang menarik antara Jawa, Tionghoa, dan kolonial Belanda. Sebagai kota wisata, Semarang menawarkan banyak destinasi menarik, mulai dari Kota Lama yang klasik, Lawang Sewu yang penuh sejarah, hingga wisata kuliner yang menggugah selera seperti lumpia dan tahu gimbal. Namun seperti halnya kota lain, Semarang juga memiliki aturan tidak tertulis yang sebaiknya kamu ketahui sebelum berkunjung. Aturan ini bukan sesuatu yang resmi, tetapi mengikuti etika lokal agar perjalananmu lebih nyaman dan menyenangkan.

#1 Jangan buru-buru saat menjelajahi Kota Lama Semarang

Kota Lama Semarang adalah salah satu daya tarik utama bagi wisatawan. Dengan arsitektur kolonial yang masih terawat, kawasan ini sering disebut sebagai Little Netherland. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan wisatawan adalah terburu-buru saat mengeksplorasi tempat ini.

Banyak yang hanya datang, berfoto sebentar di depan Gedung Marba, lalu pergi. Padahal Kota Lama memiliki banyak sudut menarik yang hanya bisa dinikmati jika kamu berjalan santai. Ada berbagai kafe dan galeri seni yang bisa dikunjungi, seperti Spiegel Bar & Bistro atau Semarang Contemporary Art Gallery. Jika datang pagi atau sore hari, suasana klasik Kota Lama terasa lebih hidup dengan pencahayaan alami yang sempurna untuk berfoto.

Selain itu, kalau kamu hanya fokus pada satu atau dua spot terkenal, kamu bisa melewatkan banyak detail unik seperti jendela-jendela tua yang masih asli sejak zaman Belanda, jalanan berbatu yang memberikan kesan kuno, atau mural-mural yang menghiasi beberapa sudut bangunan. Jadi, aturan tidak tertulis di sini adalah nikmati Kota Lama dengan santai, jangan sekadar lewat.

#2 Kalau makan lumpia, pakai saus bawang putihnya

Lumpia Semarang sudah terkenal ke mana-mana, tapi banyak wisatawan yang keliru saat menyantapnya. Lumpia yang gurih dan padat isiannya memang sudah enak dimakan begitu saja, tapi ada satu komponen penting yang sering dilupakan, yakni saus bawang putihnya.

Saus ini memiliki rasa yang unik, kombinasi manis dan gurih dengan aroma bawang putih yang khas. Tanpa saus ini, lumpia Semarang terasa kurang lengkap. Biasanya, di tempat-tempat legendaris seperti Lumpia Gang Lombok atau Lumpia Mataram, saus ini disediakan dalam wadah kecil. Beberapa wisatawan yang belum terbiasa mungkin akan merasa ragu karena baunya yang cukup kuat, tetapi bagi orang Semarang, inilah yang membuat lumpia menjadi sempurna.

Jadi, kalau kamu sedang menikmati lumpia di Semarang, jangan lupa tambahkan sausnya!

Baca halaman selanjutnya: Jangan datang ke Lawang Sewu siang bolong…

#3 Jangan datang ke Lawang Sewu siang bolong jika ingin merasakan suasana mistis

Lawang Sewu adalah salah satu ikon wisata Semarang yang penuh sejarah. Bangunan bekas kantor kereta api ini terkenal dengan lorong-lorong panjangnya dan jumlah pintu yang banyak, yang membuatnya tampak megah sekaligus misterius.

Banyak wisatawan datang ke sini untuk merasakan nuansa mistis yang sering diceritakan dalam berbagai kisah urban. Tapi, kalau kamu datang siang bolong saat matahari sedang terik, jangan berharap mendapatkan atmosfer seram. Justru, Lawang Sewu akan terasa lebih seperti museum biasa yang terang dan penuh pengunjung.

Jika ingin pengalaman yang lebih autentik, datanglah menjelang sore atau malam hari. Cahaya temaram akan membuat suasana bangunan ini lebih dramatis, dan kamu bisa lebih merasakan keheningan yang membuat Lawang Sewu terkenal sebagai salah satu tempat paling angker di Indonesia.

Tapi ingat, jangan iseng atau berbuat tidak sopan di tempat ini. Lawang Sewu adalah bangunan bersejarah, jadi tetap hormati tempatnya, ya!

#4 Jangan kaget kalau cuaca Semarang berubah drastis

Semarang dikenal sebagai kota yang panas, tapi ada satu hal yang sering membuat wisatawan tidak siap, yakni cuaca di sini bisa berubah drastis dalam waktu singkat.

Pagi hari bisa terasa sangat terik, tapi sore atau malamnya tiba-tiba turun hujan deras. Ini terjadi karena letak geografis Semarang yang terdiri dari dataran rendah di pesisir dan dataran tinggi di daerah atas seperti Ungaran dan Bandungan. Akibatnya, perubahan cuaca bisa sangat cepat dan tidak terduga.

Jadi, aturan tidak tertulis yang penting di sini adalah selalu siapkan payung atau jas hujan kecil dalam tas, terutama jika kamu berencana menjelajahi kota seharian. Jika tidak ingin kepanasan, sebaiknya keluar saat pagi atau sore hari. Jangan lupa juga gunakan pakaian yang nyaman dan breathable untuk menghadapi panasnya Semarang.

#5 Jangan hanya mampir Simpang Lima, tapi cobain juga kuliner malamnya

Simpang Lima adalah pusat keramaian di Semarang yang sering menjadi tujuan utama wisatawan. Lapangan luas ini dikelilingi oleh mall dan hotel, serta menjadi titik kumpul berbagai aktivitas warga. Tapi satu hal yang sering dilewatkan wisatawan adalah pengalaman kuliner malamnya.

Banyak orang hanya datang untuk foto-foto atau sekadar menikmati suasana, padahal di sekitar Simpang Lima ada banyak pilihan kuliner legendaris. Cobalah nasi goreng babat, tahu petis, atau sate kere yang banyak dijual di kaki lima sekitar area ini. Kalau ingin sesuatu yang lebih unik, bisa coba wedang tahu, minuman hangat dengan potongan tahu sutra yang lembut, atau es puter Cong Lik yang terkenal sejak dulu.

Jadi, jangan hanya berkeliling Simpang Lima tanpa mencicipi makanan khasnya. Semarang punya banyak kuliner enak yang sayang untuk dilewatkan, terutama saat malam hari ketika suhu sudah lebih bersahabat.

Semarang adalah kota yang menarik dengan banyak tempat wisata yang wajib dikunjungi. Tapi, untuk benar-benar menikmati perjalananmu di sini, penting untuk memahami beberapa aturan tidak tertulis yang bisa membuat pengalaman lebih menyenangkan.

Dengan memahami hal-hal kecil ini, perjalananmu di Semarang akan terasa lebih autentik dan berkesan. Jadi, siap untuk eksplorasi Semarang dengan lebih santai dan menikmati setiap momennya?

Penulis: Ayu Lestari Sipayung
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Orang Semarang Malas Main ke Lawang Sewu, Lebih Milih ke Bandungan yang Jelas Adem.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version