“Duit itu egois, maunya main sendiri terus. Susah banget disuruh ngumpul!” sambat seorang sahabat yang sedang bokek pada saya suatu hari.
Saya cuma bisa ngakak mendengarnya. Teman saya yang satu itu memang terkenal royal, padahal gajinya pas-pasan. Tak heran bila setiap akhir bulan dia selalu saja kekurangan uang.
Mengatur duit memang gampang-gampang susah. Gampang diatur bila jumlahnya banyak, namun semakin sedikit jumlahnya justru menjadi semakin susah diatur. Supaya tidak selalu bokek seperti teman saya, kamu harus paham dulu aturannya supaya duit mau ngumpul dan mudah diatur.
#1 Bila pendapatan naik, pengeluaran jangan ikut-ikutan naik
Tanpa disadari, gaya hidup biasanya mengikuti jumlah pendapatan. Ketika gaji masih UMR, nongkrong di warung bakso pinggir jalan pun jadi, tapi begitu gaji naik, acara makan bakso bisa tiba-tiba pindah ke mal. Hal itu wajar saja terjadi, dan tidak selalu karena gengsi.
Bila pendapatan naik, sebaiknya pengeluaran jangan ikut-ikutan naik. Hal ini sebenarnya tak terlalu sulit dilakukan. Anggap saja gaji masih seperti biasa sehingga gaya hidup tak perlu disesuaikan dulu. Kenaikan gaji tahunan yang biasa diberikan oleh perusahaan pun sebenarnya hanya untuk mengejar inflasi, bukan untuk membiayai perubahan gaya hidup.
#2 Jangan hanya mengandalkan satu sumber pendapatan
Memang benar cari pekerjaan saat ini sedang susah. Namun, mengandalkan pendapatan hanya dari satu sumber juga menyusahkan. Galilah potensi dalam dirimu yang bisa menghasilkan uang sebagai sumber pendapatan sampingan.
Mengajar les musik, menjadi dropshipper, menjadi penulis lepas, hingga membuka kedai kopi bisa menjadi alternatif menambah sumber pendapatan di luar pekerjaan utama yang bisa kamu lakukan.
#3 Sisihkan setidaknya 10% dari pendapatan, jangan jadi bokek hanya untuk FOMO
Setiap mendapatkan pendapatan, entah itu dari pekerjaan utama maupun pekerjaan sampingan, jangan lupa untuk menyisihkan paling tidak 10% untuk tabungan, menyiapkan dana darurat, membayar utang, hingga berinvestasi. Lebih baik lagi bila kamu bisa menyisihkan lebih dari 10%. Pokoknya jangan habiskan semua pendapatanmu hanya untuk konsumsi, ya.
Menjadi royal dan tidak pelit itu bagus, namun jangan sampai dilakukan hanya karena FOMO sehingga jadi bokek setiap akhir bulan. Itu namanya menyusahkan diri sendiri, dan tidak ada keren-kerennya sama sekali.
#4 Tambah skill investasi
Meningkatkan aset bisa dilakukan dengan lebih cepat apabila aset yang sudah terkumpul sedikit demi sedikit itu kamu investasikan.
Banyak lho cara yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan profit. Bila selama ini kamu hanya terbiasa menyimpan uang di tabungan atau deposito, kini saatnya mempelajari cara meningkatkan aset melalui reksadana, obligasi, atau saham.
Krypto currency dan peer to peer lending bisa menjadi pilihan investasi asal sudah dipelajari betul seluk beluknya dan dihitung risikonya dengan cermat. Lantaran kedua jenis instrumen investasi ini risikonya di atas rata-rata, profitnya juga tinggi.
Menambah skill investasi bisa dilakukan bukan hanya dengan cara mempelajari instrumen investasinya, namun juga dengan melatih skill atau mempertajam insting dalam memilih instrumen investasi yang paling sesuai untukmu. Ingat, dalam berinvestasi jangan asal ikut-ikutan kata orang, karena sejatinya tak ada yang pasti dalam dunia investasi.
#5 Hindari utang konsumtif apa pun bentuknya
Sebisa mungkin hindari berutang hanya untuk tujuan konsumtif seperti membeli makanan mahal, pakaian yang sedang ngetren, atau membeli gadget terbaru. Meskipun berutang itu gampang, tinggal gesek kartu kredit atau pilih pay later ketika check out di aplikasi belanja online, membayar utang itu susah, lho, selama duit masih belum akur diajak ngumpul.
Bila terpaksa berutang, upayakan hanya berutang untuk memperbesar aset seperti membeli rumah secara KPR atau untuk modal usaha seperti menjadi reseller.
Itulah aturan tentang duit yang sering diabaikan banyak orang. Bila 5 poin di atas sudah kamu lakukan, tapi duit tidak mau ngumpul juga di dompetmu, coba minta restu pada ibumu. Siapa tahu doa ibu bisa membukakan pintu rezekimu.
Penulis: Margaretha Lina Prabawanti
Editor: Intan Ekapratiwi