Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

5 Aturan Tak Resmi dalam Menentukan Posisi Bermain di Sepak Bola Anak-anak

Dicky Setyawan oleh Dicky Setyawan
1 Agustus 2020
A A
nutmeg Lionel Messi tarkam sepakbola anak-anak mojok.co

nutmeg Lionel Messi tarkam sepakbola anak-anak mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sore menjelang magrib merupakan waktu yang biasanya bagi anak-anak dihabiskan bermain sepak bola di lapangan yang kadang tidak hijau (bisa jadi paving, lumpur, jerami). Di permainan sepak bola anak-anak inilah statuta FIFA tidak ada harga dirinya. Jangankan lapangan rumput yang saya bilang tadi, saya saja pernah bermain di lapangan dengan bentuk trapesium hingga lapangan miring. Main bola saja, saya harus melawan gravitasi. Belum lagi soal penentuan posisi bermain, yang merupakan hak internal tim yang dibentuk dengan sekali suit.

Dengan cara demokratis yang tidak demokratis, anak-anak ini menentukan posisi setiap pemain dengan segala pertimbangan ngawur. Jangan membayangkan seperti di sepakbola sungguhan yang terdiri dari kiper, bek tengah, bek sayap, gelandang bertahan, playmaker hingga striker dsb. Di sepak bola anak-anak, mereka hanya mengenal: kiper, bek, striker, dan tambahan lain tergantung siapa yang mementukan kebijakan internal ini. Dengan meninggalkan segala ego, aturan dalam sepak bola anak-anak ini disepakati bersama. Walaupun kadang berontak dalam hati, tak terkecuali saya sendiri.

Kiper untuk si tinggi dan gemuk

Tanpa mempertimbangkan kemampuan serta psikis si teman, aturan ini selalu berlaku menjadi pedoman wajib. Andai anak-anak ini tahu, kalau tindakannya secara tidak langsung telah menyinggung fisik seseorang, Logikanya badan gemuk sama dengan menuhin gawang, atau badan tinggi mampu menepis bola-bola udara yang sering jadi pemicu terciptanya gol. Logika anak- anak dengan naif-nya. Jangan berharap si kiper bermain dengan hati, biasanya kiper seperti ini akan bermain dengan segala keterpaksaannya. Lalu lambat laun berdamai dengan tugasnya di lapangan.

Striker hanya untuk anak dengan bakat di atas rata-rata

Tidak peduli dengan bakat apa yang anak-anak miliki, mau jago dribel, shooting, passing, tekel, asal lebih komplit dibanding teman lainnya, anak seperti ini memiliki privilese bermain sebagai penyerang. Mungkin anak-anak ini lupa kalau sepakbola bukan hanya perkara menciptakan gol, tapi juga menjaga pertahanan sendiri. Jangan heran dalam permainannya sangat mudah mencetak gol, tapi juga sangat mudah kebobolan. Jose Mourinho menangis melihat ini.

Bek bagi anak dengan skill pas-pasan dan berperawakan besar

Posisi bek sering dipandang sebelah mata dan dianggap hanya mengandalkan otak dengan teknik gapraknya. Anak-anak ini lupa kalau Cannavaro juga pernah menang Ballon D’or. Sayangnya anak-anak juga belum paham catenaccio ala Italia. Saya sendiri pernah bermain di posisi ini karena dianggap tidak memiliki skill lebih, bahkan seorang guru olahraga pernah melontarkan kalimat menyakitkan tentang kemampuan pas-pasan saya. Tentu saya termotivasi untuk meningkatkan permainan. Bisa ditebak bukan menjadi bek yang baik, setelah berlatih rutin saya malah bermain sebagai striker.

Karena dianggap hanya mengandalkan kemampuan otot, posisi bek juga sering di serahkan untuk anak yang berperawakan besar. Mungkin inilah logika sepak bola anak-anak yang paling relevan dengan sepakbola modern. Selain untuk mengintimidasi lawan, pemain seperti ini juga mampu mengunakan kondisi fisiknya untuk body charging ke lawan.

Posisi khusus, ‘asal abang senang’

Anak tipe ini merupakan anak multi talenta, bukan karena kemampuannya melainkan kemauannya. Anak seperti ini biasanya memiliki umur yang lebih tua dari anak lainnya, sehingga anak di bawahnya pun sungkan untuk melawan. Sayangnya seringkali anak seperti bersikap otoriter, padahal yang kurang di posisi kiper dia malah pengen jadi penyerang. Tak jarang kalau memahami kondisi timnya, anak seperti ini kurang bisa diandalkan. Kalaupun banyak kekurangan di timnya, anak seperti ini tak jarang jadi kiper nyambi ikut maju membantu penyerang.

Kehendak semesta

Cara paling damai, seolah wahyu Tuhan melalui isyarat semesta. Biasanya terjadi dalam satu permainan dimana si pemain di posisi aslinya tidak datang. Berhubung kekurangan pemain ya sudah gimana lagi. Nggak taunya justru pemain ini moncer di posisi barunya seolah menemukan bakat yang selama ini terpendam. Jangan salah, cara ini nyatanya juga terjadi di level timnas sekalipun. Bagus Kahfi dulunya seorang bek dan kembarannya Bagas Kaffa seorang striker. Karena kesalahan pelatih Indra Sjafri, posisi mereka tertukar dan malah bersinar dengan posisi salahnya hingga sekarang.

Baca Juga:

Manajemen Tolol Penyebab PSS Sleman Degradasi dan Sudah Sepatutnya Mereka Bertanggung Jawab!

Olahraga Lari Adalah Olahraga yang Lebih “Drama” ketimbang Sepak Bola

BACA JUGA Melihat Pertanda Kiamat dari Keberadaan Warung Burjo dan tulisan Dicky Setyawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Agustus 2020 oleh

Tags: fifaSepak Bola
Dicky Setyawan

Dicky Setyawan

Pemuda asal Boyolali. Suka menulis dan suka teh kampul.

ArtikelTerkait

zidane

Menanggapi Tulisan ‘Real Madrid itu Butuh Ronaldo, Bukan Zinedine Zidane’: Real Madrid Bukan Hanya Sekadar Kehilangan Cristiano

25 Juli 2019
liga 2 judi bola shin tae-yong konstitusi indonesia Sepakbola: The Indonesian Way of Life amerika serikat Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Kenapa Prestasi Tim Nasional Sepak Bola Junior Lebih Baik ketimbang Senior?

2 Oktober 2020
fantasy football euro 2020 mojok

Gara-gara Euro Fantasy Football, Menonton Pertandingan Sepak Bola Jadi Tidak Nikmat

28 Juni 2021
propaganda malaysia nasi kandar FAM Malaysia PSSI sepak bola Mojok

FAM Kok Udah Memulai Kompetisi Musim Baru sih? Contoh PSSI dong!

24 Desember 2020
Di Kampung Saya, Orang-orang Lebih Suka Main PES Dibanding FIFA terminal mojok.co

Gim Sepak Bola Nggak Melulu PES-FIFA, Ingat Masih Ada Football Manager!

9 Mei 2020
Indonesia Juara FIFAe World Cup 2024: Terwujudnya Mimpi Masa Kecil, dan Bukti Pembinaan dari Grassroot Itu Penting

Indonesia Juara FIFAe World Cup 2024: Terwujudnya Mimpi Masa Kecil, dan Bukti Pembinaan dari Grassroot Itu Penting

13 Desember 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.