Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

5 Alasan Tiang Listrik Media Kampanye yang Lebih Efektik ketimbang Baliho

Andri Saleh oleh Andri Saleh
29 Oktober 2021
A A
Tiang listrik

Tiang listrik

Share on FacebookShare on Twitter

Saya nggak habis pikir dengan tingkah polah para politisi saat ini. Sekarang masih 2021, tapi wajah mereka sudah memenuhi baliho di jalanan. Nggak lupa dengan tagline: siap maju di 2024. Hadeh, mau maju ke mana, sih? Tahun 2024 itu masih lama, loh. Tiga tahun lagi.

Bukannya apa-apa. Saya enek saja lihat wajah para politisi dengan fake smile di setiap sudut jalan. Ada Giring Ganesha, Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartato, dan tentu saja: Puan Maharani. Ini masih belum ditambah sama politisi lain yang sekiranya masih menunggu waktu tepat untuk deklarasi. Hash.

Baliho dan spanduk para politisi yang bertebaran nggak beraturan itu justru jadi sampah visual. Bahkan, bisa mengganggu konsentrasi para pengguna kendaraan di jalan raya. Untuk itulah, sebagai warga negara yang peduli terhadap keindahan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat, saya sarankan kepada para politisi supaya jangan menggunakan baliho dan spanduk sebagai media untuk jualan diri, lebih baik gunakan media tiang listrik saja.

Iya, tiang listrik.

Menurut saya, tiang listrik adalah kuda hitam dalam perkancahan media luar ruang untuk publisitas. Meski sering dianggap sepele, media tiang listrik cukup efektif dalam mempengaruhi alam bawah sadar setiap orang. Iklan-iklan macam jasa sedot WC, les privat, joki skripsi, jasa servis alat elektronik, sewa alat pesta, sampai jasa badut dan sulap begitu terngiang-ngiang dalam pikiran. Para politisi tadi tentunya mau, kan, namanya terngiang-ngiang dalam pikiran masyarakat?

Selain itu, media tiang listrik pun punya banyak keunggulan dibandingkan media luar ruang lain semacam baliho dan spanduk.

Pertama, jumlah tiang listrik itu banyak banget dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Coba, deh, hitung jumlah tiang listrik yang ada di jalan sekitar rumah. Tiap rentang 40 sampai 50 meter, selalu ada tiang listrik. Ini adalah peluang emas yang sayang untuk dilewatkan oleh para politisi yang mau jualan diri.

Kedua, luas penampang tiang listrik pas untuk media publisitas. Rata-rata diameter tiang listrik adalah 20 sentimeter dan ini cocok untuk ditempel flyer dengan ukuran kertas A4. Ukuran ini sudah cukup untuk memajang foto beserta tagline-nya. Dan, masih bisa dilihat oleh jangkauan mata para pejalan kaki atau pengguna kendaraan di jalan raya.

Baca Juga:

Baliho di Jogja Ambruk, Sudahkah Waktunya Mengkaji Jumlah Baliho dan Menertibkannya?

Culture Shock Orang Kediri Ketika Pertama Kali Singgah di Kabupaten Trenggalek

Ketiga, praktis. Berbeda dengan baliho dan spanduk yang perlu effort besar untuk memasangnya, menempel flyer di tiang listrik justru sangat praktis. Cukup tempel menggunakan lem tepung kanji yang murah meriah itu. Nggak perlu tali tambang, tali plastik, apalagi paku. Tinggal sat set sat set, beres!

Keempat, biayanya murah. Ini poin penting yang perlu diingat oleh para politisi tadi. Kalau jualan diri pakai baliho dan spanduk itu biayanya mahal, mulai dari pencetakan, pengurusan izin, sampai pemasangan. Nah, kalau yang ini murah meriah, Bos. Yaaa paling juga keluar biaya untuk cetak dan fotokopi flyer sekaligus jasa nempelnya. Jadi, anggaran jualan diri lewat baliho atau spanduk bisa dihemat dan dialihkan untuk kebutuhan lain. Beli suara, misalnya.

Kelima, luput dari radar Satpol PP. Instansi pemerintah ini memang terkenal galak dalam menertibkan masyarakat. Nggak cuma pedagang kaki lima yang bandel, baliho dan spanduk yang masa izinnya kedaluwarsa pun nggak luput jadi sasaran. Tapi, sepertinya mereka nggak ngurus flyer yang ditempel di tempat ini, deh. Lagipula, itu, kan, susah banget dicabut.

Nah, sudah saatnya para politisi yang ambisius dan menyebalkan itu memikirkan strategi ini. Daripada jual diri lewat baliho dan spanduk yang mengganggu keindahan, kenyamanan, dan keamanan, lebih baik mulai beralih ke media tiang listrik. Sekali-kali nggak apa-apa lah, foto mereka bersanding mesra dengan iklan badut sulap atau sedot WC itu. Setuju?

Sumber gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 Oktober 2022 oleh

Tags: Balihokampanyepemilu 2024politisitiang listrik
Andri Saleh

Andri Saleh

Petualang Negeri Sipil. Tinggal di Bandung.

ArtikelTerkait

Rakyat Diminta Makan Ikan, tapi Harga Ikan di Pasaran Mahal. Halo Pemerintah, Sehat?

Rakyat Diminta Makan Ikan, tapi Harga Ikan di Pasaran Mahal. Halo Pemerintah, Sehat?

1 Desember 2022
5 Provinsi di Indonesia dengan Kasus KDRT Tertinggi Terminal Mojok

5 Provinsi di Indonesia dengan Kasus KDRT Tertinggi

11 Januari 2023

Analisis Sosio-Historis pada Logo Partai Sebelum Memilihnya 2024 Nanti

13 September 2021
Larangan Gaya Foto ASN Jelang Pemilu 2024 Bawa Berkah bagi Saya

Larangan Gaya Foto ASN Jelang Pemilu 2024 Bawa Berkah bagi Saya

9 Desember 2023
Akui Saja Kalian Kecanduan Judi Slot, Pake Ngaku Hobi Segala

Buzzer Capres VS Buzzer Judi Slot: Mana yang Lebih Menyebalkan?

30 Mei 2023
Sudah Waktunya Susi Pudjiastuti Diperhitungkan sebagai Capres

Sudah Waktunya Susi Pudjiastuti Diperhitungkan sebagai Capres

24 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.