5 Alasan Susu UHT Full Cream Terbaik untuk Anak-anak

5 Alasan Susu UHT Full Cream Terbaik untuk Anak-anak Terminal Mojok

5 Alasan Susu UHT Full Cream Terbaik untuk Anak-anak (Unsplash.com)

Susu UHT full cream adalah pilihan terbaik dibanding susu UHT dengan tambahan rasa.

Bagi orang tua zaman dulu, susu itu wajib hukumnya. Wajar saja, sebab pada masa lalu yang kerap digalakkan adalah semboyan “4 Sehat 5 Sempurna” di mana kesempurnaan terakhir tersebut diisi oleh posisi susu. Bahkan, anak-anak generasi milenial sempat mengalami doktrin soal susu ini ketika belajar di bangku sekolah dasar.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, prinsip “4 Sehat 5 Sempurna” tadi telah disempurnakan oleh konsep baru yang disebut dengan “Pedoman Gizi Seimbang (PGS)”. Di dalam PGS, yang ditekankan adalah membiasakan mengonsumsi makanan yang beraneka ragam, menjaga pola hidup bersih, serta pentingnya pola hidup aktif dan olahraga guna mendukung pemantauan berat badan.

Di samping itu, perbedaan mencolok antara PGS dengan 4 Sehat 5 Sempurna adalah perihal konsumsi susu. PGS tidak menyatakan bahwa susu ialah penyempurna gizi sebagaimana yang sering digembar-gemborkan dulu. Alasannya, susu merupakan kelompok lauk pauk di mana manfaat kandungannya dapat disubtitusi dengan makanan lain yang bernilai gizi sama seperti telur, daging, dan ikan.

Oleh sebab itu, sebenarnya jika pemenuhan gizi seimbang telah tercapai, tidak minum susu pun bukan perkara besar. Bisa dikatakan, susu merupakan minuman rekreasional saja, bukan kewajiban. Sayangnya, keharusan minum susu sudah kuat bercokol dalam benak masyarakat Indonesia. Kalau sudah begini, konsumen harus pandai-pandai memilih susu jenis apa yang sebaiknya diminum oleh anak-anak di tengah masa pertumbuhan mereka.

Melansir dari utasan seorang dokter dengan username Twitter @sdenta, susu UHT full cream merupakan opsi yang paling tepat untuk dikonsumsi karena sejumlah alasan di bawah ini.

#1 Pertimbangan kandungan gula

Alasan yang paling krusial tentu saja jatuh pada perbandingan kandungan gula antara susu UHT full cream dengan susu UHT non-full cream. Isu konsumsi gula berlebih telah menjadi pembicaraan penting yang sudah lama diembuskan di Indonesia. Hanya saja, topik tersebut baru muncul kembali dan hangat diperbincangkan akhir-akhir ini terkait mencuatnya berita tentang kandungan gula dalam minuman kemasan.

Sebenarnya, konsumen yang pintar dapat membaca dan mengolah informasi sendiri terkait dengan kandungan gula dalam makanan maupun minuman kemasan yang dijual di pasaran. Pasalnya, gula itu sendiri merupakan sumber karbohidrat sehingga penggunaannya wajib dicantumkan dalam tabel AKG atau Angka Kecukupan Gizi yang tertera pada kemasan makanan atau minuman kemasan. Sialnya, banyak konsumen yang tidak mengindahkan hal tersebut.

Begitu pula dengan susu full cream. Jika menilik dengan teliti, kandungan gula dalam susu UHT full cream hanya berkisar di angka 8 gram. Itupun terdiri dari laktosa semua. Bandingkan dengan susu rasa lainnya yang mengandung gula hingga hampir 20 gram per takaran saji satu kotak dengan isi bersih 200 ml. Hal ini kurang menjadi perhatian lantaran orang biasanya terpaku pada angka kalori saja tanpa memeriksa tabel secara keseluruhan.

Benar bahwa kita tidak bisa menghindari gula sepenuhnya dalam hidup. Wong makan nasi dan buah saja pasti ada kandungan gulanya. Yang dikurangi itu sebenarnya adalah gula tambahan. Merujuk pada anjuran Kementerian Kesehatan Indonesia, batas konsumsi gula perhari adalah 50 gram yang setara dengan 4 sendok makan. Sedangkan pada susu UHT full cream, selain kadar gulanya yang rendah, gula yang dikandung merupakan gula alami yang memang dibutuhkan pula oleh tubuh.

#2 Melalui tahap sterilisasi

Alasan berikutnya adalah susu UHT full cream telah melalui tahap sterilisasi. Konten kesehatan yang banyak beredar di media sosial sekarang tidak sedikit yang mengagung-agungkan makanan atau minuman dengan pengolahan yang paling minim merupakan alternatif terbaik. Serba alami, istilahnya, kalau perlu mentah juga boleh.

Padahal ya ndak gitu juga. Makanan tanpa sterilisasi justru bisa membahayakan tubuh karena masih banyaknya bakteri atau kuman yang ikut berada di dalamnya. Tak terkecuali dengan susu. Susu harus melalui tahapan sterilisasi baik dengan teknik UHT ataupun pasteurisasi. Kalau nekat menenggak susu mentah demi nama back to nature, tanggung sendiri risikonya.

#3 Harga susu UHT full cream masih terjangkau

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa susu yang baik sudah melalui tahapan pembersihan bakteri melalui teknik UHT maupun pasteurisasi. Sayangnya, harga susu pasteurisasi terhitung cukup mahal walaupun memang secara nutrisi jauh lebih baik jika dibandingkan dengan susu UHT. Minusnya lagi, susu pasteurisasi juga tidak terlalu awet serta harus disimpan secara cold chain yaitu pada rentang suhu 2-60C.

Melihat harga serta kerepotannya, tampaknya tidak akan banyak masyarakat Indonesia yang mampu dan menjatuhkan pilihan pada susu pasteurisasi. Lha, beli bahan bakar dan bayar token listrik saja sudah mikirnya seribu kali, kok. Makanya susu UHT full cream bisa dijadikan sebagai pengganti lantaran harganya yang lebih bersahabat, keawetan yang lebih lama, serta kemudahan untuk memperolehnya di minimarket terdekat.

#4 Anak-anak membutuhkan lemak yang cukup

Bagaimana jika UHT full cream disandingkan dengan susu low fat? No. Kalau susu low fat sih sebaiknya orang tuanya saja yang minum. Bukan gimana-gimana, tetapi menurut dokter Denta di akun Twitternya, anak-anak tetap membutuhkan lemak yang cukup di masa pertumbuhannya. Lemak tidak selalu berarti jelek ya, Bund. Oleh sebab itu, untuk pilihan susu sapi pada anak memang sebaiknya gunakan yang full cream saja.

#5 Praktis dan kemasan lucu

Terlepas dari alasan medisnya, susu UHT full cream merupakan pilihan yang tepat bagi ibu-ibu masa kini. Bagaimana tidak, cara pengemasan susu UHT full cream sangat praktis dan mudah dibawa ke mana saja termasuk ketika travelling. Bayangkan kalau orang tua justru memilih susu formula bubuk yang bikinnya saja sudah rempong.

Selain praktis, kemasan susu UHT full cream untuk anak-anak juga menarik dan lucu. Bahkan ukuran kotaknya bisa disesuaikan dengan kebutuhan anak tergantung usia mereka. Bagi batita yang sudah berumur satu tahun akan cocok meminum UHT full cream dengan kemasan kotak kecil. Sedangkan yang berusia di atas tiga tahun mungkin akan lebih sesuai jika memilih kemasan yang lebih besar. Packaging yang lucu ini juga memudahkan orang tua membujuk anaknya untuk memilih susu UHT full cream sebagai minuman rekreasional dibandingkan teh kemasan yang kandungan gulanya bikin n666eriii itu.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Perang Teh Kemasan, dari yang Paling Nggak Enak Sampai yang Paling Enak.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version