Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

5 Alasan Perempatan Gedangan Sidoarjo Selalu Macet, Salah Satunya Budaya Berkendara yang Amburadul

Caraka Wahyu oleh Caraka Wahyu
27 Juli 2025
A A
5 Alasan Perempatan Gedangan Sidoarjo Selalu Macet (Unsplash)

5 Alasan Perempatan Gedangan Sidoarjo Selalu Macet (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Kayaknya setiap orang Jawa Timur sudah tahu “fenomena” macetnya perempatan Gedangan Sidoarjo. Apalagi warga terdekat yang selalu menderita ketika jam berangkat dan pulang kerja. Pasti rasanya kayak waktu jalan lama banget di perempatan itu ya. 

Klakson bersahutan, motor menyelip ke kanan-kiri, dan mobil saling berebut ruang. Seakan-akan, semua orang sedang buru-buru, tapi semua juga harus menunggu.

Tapi sebenarnya, kenapa sih perempatan Gedangan Sidoarjo ini nyaris selalu macet bahkan di luar jam sibuk?

#1 Perempatan Gedangan Sidoarjo jalur padat lintas kota, arus ekonomi tak pernah tidur

Perempatan Gedangan Sidoarjo adalah rute strategis dan sebagai penghubung antara Surabaya dan Sidoarjo. Terutama aktivitas ekonomi yang sangat tinggi. Banyak pekerja asal Sidoarjo yang beraktivitas di Surabaya, dan sebaliknya.

Data dari Dinas Perhubungan Jatim (2023) menunjukkan bahwa lebih dari 68.000 kendaraan melintas di koridor Waru-Gedangan setiap harinya. Angka ini belum termasuk kendaraan berat seperti truk logistik yang melintas dari arah Porong atau Malang menuju kawasan industri di Surabaya bagian selatan.

Perempatan Gedangan Sidoarjo menjadi semacam “leher botol” dari arus kendaraan yang ingin masuk ke pusat Surabaya via Ahmad Yani, atau ke kawasan industri Rungkut dan SIER. Artinya, bukan hanya warga lokal yang lewat, tapi juga pelaku ekonomi dari berbagai kota di Jatim.

#2 Demografi padat: Banyak penduduk, banyak pergerakan

Kecamatan Gedangan sendiri termasuk salah satu wilayah terpadat di Sidoarjo. Berdasarkan data BPS Kabupaten Sidoarjo, jumlah penduduknya pada 2023 mencapai lebih dari 150.000 jiwa, dengan kepadatan lebih dari 8.000 jiwa/km² di beberapa desa seperti Sawotratap dan Tebel.

Seiring semakin banyaknya kawasan permukiman baru, terutama klaster-klaster perumahan kelas menengah, pergerakan kendaraan pribadi jadi tak terelakkan. Setiap pagi dan sore, warga Gedangan harus berdesakan menuju sekolah, kantor, atau tempat belanja. Ini membuat volume kendaraan lokal sendiri sudah tinggi, bahkan sebelum ditambah dengan arus kendaraan antar-kota.

Baca Juga:

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

#3 Budaya lalu lintas di perempatan Gedangan Sidoarjo yang amburadul

Macet bukan hanya soal jumlah kendaraan. Di perempatan Gedangan Sidoarjo, ada satu faktor sosial yang cukup menyumbang kekacauan lalu lintas, yaitu budaya melanggar aturan.

Coba saja perhatikan jam sibuk. Banyak pengendara motor yang menerobos lampu merah, berhenti di zebra cross, atau bahkan melawan arah demi memotong antrian perempatan Gedangan Sidoarjo. Kondisi semakin parah dengan kurangnya petugas lalu lintas yang berjaga secara rutin di titik-titik rawan.

Selain itu, di sekitar perempatan terdapat pasar tradisional, toko, dan PKL yang sering membuat kendaraan berhenti mendadak atau ada saja yang parkir sembarangan. Jalan yang seharusnya cukup untuk 2 lajur, mendadak jadi sempit karena dipakai untuk jualan atau parkir liar.

#4 Infrastruktur yang belum ramah volume besar

Meski sudah ada pelebaran jalan di beberapa titik, perempatan Gedangan Sidoarjo belum memiliki flyover atau underpass seperti di Waru atau Juanda. Ini menyebabkan semua arus, dari arah Surabaya, dari arah Buduran, maupun dari arah Sidoarjo kota, bertemu di satu titik sempit dengan lampu merah yang cenderung lama.

Beberapa inisiatif perbaikan infrastruktur memang pernah diwacanakan. Namun, hingga pertengahan 2025 ini, belum ada langkah konkret dari pemerintah daerah atau provinsi.

#5 Sidoarjo menuju kawasan satelit: Beban lalu lintas terus naik

Sidoarjo sedang tumbuh pesat. Beberapa tahun terakhir, geliat pembangunan perumahan, pusat perbelanjaan, hingga sekolah dan kampus swasta menjamur di daerah-daerah seperti Gedangan, Taman, dan Waru.

Hal ini membuat Sidoarjo bukan lagi kota penyangga, tapi sudah berkembang menjadi kawasan satelit aktif bagi Surabaya. Sayangnya, pertumbuhan ini belum diimbangi dengan kebijakan transportasi publik yang kuat. Alhasil, mobilisasi warga tetap bergantung pada kendaraan pribadi.

Jadi, harus bagaimana?

Macet di perempatan Gedangan Sidoarjo bukan cuma soal “kurang sabar” atau “jam sibuk”. Ini adalah kombinasi rumit antara demografi, budaya berkendara, dan perencanaan kota yang belum matang.

Solusinya tentu tidak sederhana. Tapi jika tidak segera diatasi, lewat penertiban lalu lintas, edukasi pengguna jalan, dan infrastruktur layak volume besar, bukan tidak mungkin perempatan Gedangan akan menjadi titik lemah urbanisasi Sidoarjo di masa depan.

Penulis: Caraka Wahyu

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Ironi Gedangan Sidoarjo: Jalan yang Tak Ramah bagi Perempuan karena Perilaku “Bejat” Warganya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 Juli 2025 oleh

Tags: Gedangan Sidoarjojawa timurperempatan gedanganperempatan gedangan sidoarjoSidoarjoSidoarjo kota satelitSurabaya
Caraka Wahyu

Caraka Wahyu

Manusia biasa di pojok.

ArtikelTerkait

Stasiun Surabaya Gubeng- Simbol Perpisahan dan Kemarahan (Pexels)

Stasiun Surabaya Gubeng: Simbol Perpisahan dan Kemarahan yang Menjadi Satu

28 Januari 2025
Bondowoso Nggak Punya Laut, Tapi Menjadi Pusat Ikan Pindang di Jawa Timur (Pixabay)

Belajar dari Bondowoso: Tidak Punya Laut, tapi Menjadi Pusat Ikan Pindang Jawa Timur

21 Mei 2023
5 Tipe Orang yang Nggak Cocok Masuk Mal Tunjungan Plaza Surabaya Mojok.co

4 Hal yang Wajib Diketahui Maba Perantauan Sebelum Jalan-jalan ke Tunjungan Plaza Surabaya

10 Desember 2024
Surabaya Punya Banyak Sentra Wisata Kuliner, tapi Tak Sedikit yang Berkawan Sepi

Surabaya Punya Banyak Sentra Wisata Kuliner, tapi Tak Sedikit yang Berkawan Sepi

25 November 2023
Sugeng Rahayu, Raja Jalanan Jawa Timur

Sugeng Rahayu, Raja Jalanan Jawa Timur

23 Juni 2023
Parenting Day di SMA Ponorogo, Acara Perekat Hubungan Orang Tua dan Anak yang Seharusnya Ditiru Sekolah Lain

Parenting Day di SMA Ponorogo, Acara Perekat Hubungan Orang Tua dan Anak yang Harus Ditiru Sekolah Lain

13 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.